HIDUPKATOLIK.COM – PW. St. Benediktus. Hos. 11:1-4.8c-9; Mzm. 80:2ac.3b.15-16; Mat. 10:7-15
YESUS bersabda, “Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya” (ay. 10). Kasut berarti sandal atau alas kaki. Yesus sepertinya menghendaki para rasul tidak mengenakan alas kaki dalam perjalanan misi mereka. Mengapa demikian?
Pada zaman dahulu, sepatu atau sandal menjadi indikator status sosial pemakainya. Di Mesir, sandal hanya boleh dipakai oleh para pemuka agama dan pemerintahan. Warga Yunani Kuno yang merdeka mengenakan sepatu untuk membedakan diri mereka dari budak yang bertelanjang kaki. Di Kekaisaran Romawi hanya kaisar yang diizinkan mengenakan sandal merah. Selain itu, jumlah tali pada sandal menunjukkan pangkat militer si pemakainya.
Yesus bukannya tidak mau menggunakan fasilitas duniawi. Akan tetapi, sabda-Nya mengajak kita untuk bersemangat sederhana. Justru dalam kesederhanaan, pewartaan Injil Tuhan mampu menarik perhatian. Mewarta tanpa alas kaki berarti menyadari diri kita sebagai abdi belaka. Tuhanlah yang menyelenggarakan. Deus providebit!
Pastor Bobby Steven Octavianus Timmerman, MSF Dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kreator YouTube “Keluarga Katolik Rm. Bobby MSF”