web page hit counter
Senin, 25 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Temu Alumni Kolese (Takol) Jesuit 2024: Seperti Membangunkan ‘Raksasa’ Tidur

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – BERTEMPAT di kompleks SMK Kolese de Britto Yogyakarta, tanggal 1-3 Maret 2024, diselenggarakan Temu Alumni Kolese (TAKOL) Jesuit 2024. Sekitar 500 peserta datang dari penjuru Nusantara untuk berkumpul dan berkolaborasi bersama. Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia (AAJI) yang sekarang disebut Perkumpulan Alumni Kolese Jesuit (PAKJ) menjadi penyelenggara kegiatan ini. Sementara Kolese De Britto menjadi tuan rumah kegiatan yang diselenggarakan PAKJ setiap 2 tahun ini.

TAKOL bertujuan membangun kolaborasi bersama antaralumni Kolese Jesuit. Hal ini diwujudkan dalam berbagai kegiatan untuk membuat acara ini makin menarik baik kegiatan olah raga, pentas seni, talkshow oleh pengurus PAKJ, alumni, lembaga karya Serikat Yesus, dan Provinsial SJ. Seluruh rangkaian acara ditutup dengan Misa Bersama Perayaan Syukur 17th PAKJ dan Pelantikan Pengurus Baru PAKJ.

Perkumpulan Alumni Kolese Jesuit

TAKOL ini berkaitan dengan akan diselenggarakannya Kick Off Road to WUJA XI Congress Yogyakarta, 2026. Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kongres ke-11 World Union of Jesuit Alumni (WUJA) tahun 2026, dan bertempat di Yogyakarta. WUJA adalah World Union of Jesuit Alumni. merupakan induk dari organisasi sekolah dan kolese Jesuit di seluruh dunia. Keberadaan WUJA sebagai organisasi induk bertujuan membangun hubungan internasional antara alumni sekolah/universitas Jesuit di seluruh dunia untuk dapat berkontribusi pada misi Serikat Yesus dan mempromosikan dinamika universal pendidikan Jesuit.

Baca Juga:  Rekoleksi Pasutri TNI-POLRI: Siap Menikah, Siap Menderita
2. Salah satu kelas diskusi pendalaman pada TAKOL 2024.

PAKJ telah menjadi bagian dari WUJA sejak tahun pertama berdirinya organisasi ini. Anggota AAJI/PAKJ antara lain: Perkumpulan Alumni Kolese Kanisius Jakarta (PAKKJ), Perkumpulan Alumni Kolese De Britto Yogyakarta (PADB), Keluarga Eks Kolese Loyola (KEKL), Ikatan Keluarga Alumni Kolese Mikael (IKAMI), Ikatan Alumni Kolese Gonzaga (IKAGONA), Keluarga Alumni PIKA (KAPIKA), Ikatan Keluarga Alumni Adhi Luhur (IKAAL), Ikatan Alumni Seminari Mertoyudan (IASM), dan Ikatan Alumni Sanata Dharma (IKASADHA).

Hadir untuk Bangsa

Purnomo Yusgiantoro, seorang alumni dari KEKL hadir memberikan pembekalan kepada alumni yang hadir dalam TAKOL 2024 di Ruang Kaca, Kolese de Britto Yogyakarta (2/3/24). Dengan pengalamannya menggeluti dunia politik, Purnomo memberikan materi yang berkaitan dengan eksistensi diri alumni serta perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Begitu banyaknya alumni Jesuit selama ini tetapi sepertinya mereka masih tertidur dan belum menampakkan gerakan bersama yang nyata untuk hadir dan berkontribusi bagi bangsa dan negara ini secara kolegial.

Dia memaparkan situasi-situasi terkini berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, politik dengan berbagai pendekatan secara ilmiah. Pergeseran demokratisasi, pertumbuhan ekonomi hingga disparitas pendapatan, pendidikan politik, relasi antaragama, keterlibatan sipil, dan pengembangan kepemimpinan adalah wilayah yang membutuhkan perhatikan besar. Tantangan yang muncul dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa depan bisa muncul dari kalangan internal maupun eksternal Indonesia. Ada beberapa hal yang harus disiapkan dalam sistem pendidikan agar alumni sekolah Jesuit di masa depan menjadi generasi unggul.

Baca Juga:  Keuskupan Tanjungkarang Memperoleh Tiga Imam Baru: Imam Tanda Kehadiran Allah

‘Raksasa’ Tidur

Dengan kekhasan pendidikan di Kolese Jesuit yang mengembangkan spiritualitas Ignasian, alumni sudah mendapatkan pendidikan karakter yang cukup lama. Alumni diharapkan mempunyai karakter pribadi yang selalu merasa dicintai, mengalami pertobatan, dan punya rasa syukur karena menemukan Tuhan dalam segala pengalaman hidupnya.

Hal itu dikatakan pula oleh Rektor Kolese de Britto dan Ketua Lembaga Kesejahteraan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Pastor Agustinus Sugiyo Pitoyo, SJ kepada HIDUP. “Karakter yang harus diolah pertama adalah dalamnya, bagaimana kita merasa dicintai Tuhan, bersyukur, dipilih Tuhan menjadi alat-Nya. Pendidikan karakter tak ada artinya jika tak ada tujuannya,” ujarnya.

Pastor Agustinus Sugijono, SJ

Pastor Sugiyo juga menguraikan tentang sleeping giant;  “Alumni Jesuit memang sudah dididik karakternya tetapi belum pernah bersama-sama sebagai satu ‘raksasa’ membuat gerakan bersama. Maka harus dibangunkan, karena kita punya kedalaman pikiran, kemampuan, perasaan, yang jika digerakkan bersama pasti berdampak lebih besar bagi bangsa ini. Hasilnya akan berbeda jika bergerak sendiri-sendiri. Tentang dibangkitkan bukan untuk kesombongan tetapi untuk membagikan diri, bagaimana pengalaman telah diterima dan berkolaborasi kemudian dibagikan sebagai alat Tuhan, garam, dan terang dunia,” ujarnya.

Baca Juga:  Uskup Agung Palembang: Banyak Intelektual Katolik, Hanya Sedikit yang Mau Berproses

Ia mencontohkan tentang keprihatinan saat ini yang perlu dikerjakan bersama, misalnya UAP (Preferensi Kerasulan Universal) yang ditetapkan sebagai prioritas Serikat Jesus. Dengan kekuatan raksasa yang masih tidur, gerakan ini akan menjadi gerakan persaudaraan di seluruh dunia. Contohnya, bagaimana menjaga kelestarian hidup secara bersama-sama seluruh dunia.

3Audiens sesi seminar bersama Purnomo Yusgiantoro.

Tentang WUJA 2026, ia mengatakan, bahwa gerakan ini diserahkan ke Indonesia, khususnya Yogyakarta. Maka alumni yang ada di Yogyakarta harus bekerja keras menunjukkan perjalanan menjadi garam terang dunia dari yang sangat kecil ini, agar menjadi gerakan bersama seperti raksasa yang bergerak untuk mengupayakan kemajuan dan kondisi bangsa yang lebih baik.

Takol ini memulai perjalanan panjang itu. Kolese de Britto dan USD akan menjadi kekuatan pokok yang akan menggulirkan acara, sehingga alumni sedunia menapaki jalan yang  sama. Karena itu akan ada banyak hal dilakukan sampai 2026.

Penyerahan plakat kepada Purnomo Yusgianoro (kanan) sebagai Ketua Dewan Pembina PAKJ.

Dengan kondisi ini, alumni akan bertumbuh dalam lingkup pergaulan dengan orang lain, mengembangkan dialog antariman, berperan dalam kehidupan politik, melayani masyarakat umum, dan mengembangkan karya sosial budaya. Intinya, membangun kebersamaan untuk membawa Gereja di tengah masyarakat, dalam dialog karya yang nyata.

Veronika Murwaningsih (Kontributor, Yogyakarta)

Majalah HIDUP, Edisi No. 12, Tahun Ke-78, Minggu, 24 Maret 2024

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles