web page hit counter
Rabu, 18 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Galau Dicalonkan Jadi Ketua RT

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – SALAM kenal Romo Ignas. Saya Djayus Suprapto. Saya tinggal di sebuah perumahan di Kawasan Meruya, Jakarta Barat. Saat ini saya menjadi calon RT satu-satunya di kawasan perumahan yang mayoritas Muslim. Jujur Romo, saya tidak mau dengan jabatan ini karena kesibukan saya dalam mengurus bisnis. Hanya saja akhir-akhir ini anggota RT terus mendukung dan meminta saya. Romo Ignas, saya ingin buat alasan tertentu supaya tidak bisa menjadi calon dan biarkanlah orang lain. Karena pasti berhadapan dengan berbagai persoalan sosial seperti radikalisme dan intoleransi, bullying, dan sebagainya di wilayah kami yang cukup kuat. Menurut Romo, apa yang harus saya buat?

Djayus Suprapto
Jakarta

Bapak Djayus Suprapto yang baik, saya bisa memahami bahwa Anda tidak bersedia dicalonkan warga menjadi Ketua RT karena kesibukan dalam mengurus bisnis. Tambah lagi berhadapan dengan berbagai persoalan sosial seperti radikalisme, intoleransi, bullying, dan sebagainya yang menurut Anda masih cukup kuat di wilayah tempat Anda tinggal. Tentu saja, Bapak bisa melakukan diskresi atau membuat pertimbangan yang matang sebelum membuat keputusan untuk menerima atau menolak permintaan warga yang menghendaki Anda menjadi Ketua RT. Berikut ini beberapa pertimbangan yang bisa membantu Bapak.

Baca Juga:  RS Brayat Minulya Surakarta Bertekad Menjadi Sarana Kehadiran Cinta dan Kuasa Allah

Pertama, cita-cita Kristiani mengundang orang-orang Katolik untuk terlibat dalam suka-duka dunia ini. Iman akan Kristus serentak berarti setia kepada-Nya dan siap-sedia untuk menjadi saksi kasih-Nya. Menjadi saksi Kristus secara konkret berarti memberikan diri dalam pelayanan untuk mengusahakan kebaikan bersama. Iman akan Kristus menggerakkan perjumpaan dengan sesama, mendorong keterlibatan dalam suka-duka dunia, dan memberikan inspirasi untuk peduli pada kebutuhan sesama dengan menerima tanggung jawab. Kita tidak hidup lebih baik dengan menghindari tanggungjawab. Menolak permintaan untuk terlibat dan bersembunyi mengurung dalam kenyamanan diri justru menyebabkan hidup menjadi kerdil.

Kedua, memandang dengan mata batin untuk menemukan Yesus dalam suara, jeritan, dan permintaan-permintaan sesama. Persoalan sosial dalam berbagai bentuk meminta kita untuk menciptakan ikatan-ikatan batin yang mendalam dengan semua orang yang berkehendak baik guna menghadapinya. Solusi terbaik terhadap berbagai persoalan sosial ialah menerima dan menghargai sesama sebagai teman seperjalanan dengan mendengarkan suara, jeritan dan permintaan-permintaan mereka. Radikalisme dan intoleransi yang terjadi atau pengalaman direndahkan jangan pernah membuat kita melarikan diri dari komitmen untuk membangun hubungan atas dasar cinta, respek, kerelaan hati untuk melayani dan berbuat baik.

Baca Juga:  70 Tahun Uskup Sintang, Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM Cap: Berharap Bisa Terus Berkarya

Ketiga, meninggalkan jejak dalam kehidupan di dunia ini dengan melakukan sesuatu yang berarti bagi kehidupan orang lain. Ada begitu banyak permintaan yang dapat kita penuhi dan ada begitu banyak cara yang bisa kita lakukan untuk membuat hidup kita bermakna bagi orang lain. Salah satunya ialah kesediaan untuk melayani. Tidak peduli, betapa kita sibuk dalam bekerja dan mengurus bisnis, tidak peduli betapa berat persoalan sosial yang dihadapi seperti radikalisme, intoleransi, bullying, dan sebagainya. Artinya, kita semua perlu mempersembahkan waktu untuk melakukan kebaikan yaitu melayani kebutuhan orang lain dengan memenuhi permintaan mereka. Yang diperlukan dalam sikap melayani ialah hati yang lembut, bahasa yang ramah-bersahabat dan tindakan yang digerakkan oleh cinta. Karena itu, merupakan sesuatu yang luhur dan mulia jika Anda menerima permintaan warga yang menghendaki Anda untuk menjadi Ketua RT. Menurut saya, menjadi Ketua RT adalah salah satu diantara banyak kesempatan baik untuk melakukan sesuatu yang berarti bagi orang lain.

Baca Juga:  Paus Fransiskus dan Citra Hidup Ideal

Keempat, pentingnya motivasi spiritual dalam keterlibatan sosial. Hal terakhir yang tidak kalah penting ialah perlunya memiliki motivasi spiritual dalam berbagai karya baik yang kita lakukan. Penting bagi kita untuk berdoa dan bekerja. Hal itu berarti, mendoakan yang dikerjakan dan mengerjakan yang didoakan. Kita harus memelihara keduanya secara seimbang. Mengapa? Hidup doa yang terpelihara baik tidak ada gunanya tanpa keterlibatan yang memadai dalam persoalan-persoalan sosial. Tetapi sebaliknya juga berlaku, pelayanan sosial tanpa motivasi rohani yang mendasarinya membuat pelayanan seperti itu kurang bermakna. Pelayanan sosial tanpa motivasi spiritual yang kuat, membuat kita mudah menyerah dan kehilangan kekuatan saat menghadapi kesulitan. Motivasi spiritual membuka ruang bagi Allah untuk bertindak menyempurnakan kesiapsediaan manusia dalam melayani sesama. Motivasi spiritual berarti membuka diri untuk membiarkan Allah bekerja dalam dan melalui diri kita manusia. Motivasi spiritual adalah kepercayaan yang teguh, bahwa Allah tidak pernah membiarkan kita manusia bekerja dan berjuang sendirian. Ia selalu menyertai kita sepanjang waktu.

Romo Ignas Tari, MSD-Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Banjarmasin/Dok. Pribadi

 

Silakan kirim pertanyaan Anda ke: [email protected] atau WhatsApp 0812.9295.5952.

Kami menjamin kerahasiaan identitas Anda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles