web page hit counter
Jumat, 20 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Kaum Muda Gerziarah ke Patung Kristus Raja untuk Kebebasan Beragama di Meksiko

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Dengan tema “Kami meminta partisipasi warga, kami menuntut kebebasan beragama,” ribuan anak muda Katolik bersiap melakukan ziarah pada 17 Januari ke monumen Kristus Raja yang terletak di Bukit Cubilete setinggi 8.900 kaki di negara bagian Guanajuato, Meksiko.

Menurut Andrea Perea, presiden gerakan pengorganisasian Saksi dan Harapan, Pawai Pemuda Nasional ke-42 dihadirkan sebagai wujud pengabdian dan komitmen masyarakat.

“Tahun ini, selain menjadi ziarah dimana kami mempersembahkan hasil kerja kami kepada Tuhan, kami juga ingin ini menjadi sebuah pawai dimana kami menjadikan kehadiran kami di sana sebagai tanda bahwa umat Katolik juga berarti,” kata Perea kepada ACI Prensa, Mitra berita CNA berbahasa Spanyol.

Baca Juga:  Sinergi Gereja dan Negara: Menghidupkan Iman, Humanisme, dan Kepedulian Ekologis

Pemimpin gerakan Katolik ini menekankan bahwa hal ini dimaksudkan sebagai “panggilan kepada umat Katolik atas tanggung jawab mereka dalam menghadapi kenyataan di negara ini.”

“Permintaan untuk kebebasan beragama adalah karena rasa cinta yang kita miliki terhadap bangsa kita; kami berupaya untuk menumbuhkan kepercayaan pada generasi muda Meksiko, mengingatkan mereka bahwa umat Katolik juga harus bertanggung jawab terhadap lingkungan mereka,” tambahnya.

Sebagaian dari peserta ziarah

Perea juga menjelaskan bahwa pawai ini bertujuan untuk menyatukan remaja dan generasi muda “untuk bekerja sama membangun Kerajaan Allah,” dan menjadi pengingat tahunan bahwa “Meksiko terus menjadi tempat yang ideal bagi kaum muda Katolik.”

Ziarah akan menuju ke monumen Kristus Raja, patung megah setinggi 75 kaki yang memahkotai Bukit Cubilete, yang didirikan pada tahun 1950 sebagai penghormatan kepada para martir Perang Cristero.

Baca Juga:  Percakapan Terakhir dengan Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM

Pada tahun 1926, Perang Cristero, yang berlangsung hingga tahun 1929, pecah di Meksiko akibat penganiayaan agama yang dialami umat Katolik di negara tersebut di bawah pemerintahan Presiden Plutarco Elías Calles. Rezim tersebut tidak hanya membunuh mereka yang mengangkat senjata untuk membela keyakinan mereka tetapi juga para pemimpin yang secara damai menyatakan penolakan mereka terhadap undang-undang antiklerikal yang disahkan oleh Calles di depan umum.

Meskipun ada penindasan dari pemerintah, perlawanan Cristero terkenal karena seruannya “Hidup Kristus Raja!” dan “Hidup Perawan Guadalupe!”

Seperti tahun-tahun sebelumnya, diharapkan ada partisipasi besar dari generasi muda dari seluruh tanah air. Menurut Perea, target tahun ini adalah memecahkan rekor tahun 2020 yang berjumlah 45.000 generasi muda. **

Baca Juga:  Refleksi Akhir dan Pembuatan Karbol Ramah Lingkungan di SD Tarakanita 3

Diego López Colín (Catholic New Agency)/Frans de Sales

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles