HIDUPKATOLIK.COM – Tahun 2023 menjadi istimewa karena ditutup pada hari Minggu, terlebih karena pada Minggu terakhir bulan Desember, Gereja merayakan Pesta Keluarga Kudus. Sehingga pada hari terakhir tahun 2023, umat diajak untuk bercermin pada Keluarga Kudus yang tak lain adalah keluarga Joseph, Maria, dan Yesus. Tentu saja tidak ada satu pun keluarga sempurna sebagaimana Keluarga Kudus. Maka pada hari terakhir tahun 2023, keluarga-keluarga diajak untuk “melihat” perjalanan keluarga, apa yang dapat diperbaiki untuk makin kudus sebagaimana Keluarga Kudus.
Adalah fakta bahwa tidak mudah mengusahakan kebersamaan, kedamaian, kerukunan dalam keluarga. Apalagi di jaman internet ini. Setiap anggota keluarga dapat terbenam dalam kesendirian dengan hape atau gadget lainnya di tangan dan mengabaikan orang sekitar termasuk keluarga. Ini baru satu faktor. Masih banyak faktor lain yang membuat makin sulit membentuk keluarga untuk menjadi kudus. Misal, faktor eksternal seperti pergaulan tak sehat, tekanan pekerjaan, stres karena macet di jalan. Bila tidak mampu mengendalikan emosi tentu akan terbawa ke rumah dan menimbulkan ketegangan.
Belum lagi setiap pasangan datang dari latar belakang berbeda dan unik. Ada yang berasal dari keluarga broken home dengan segala pengalaman traumatis. Atau pernah mengalami hal-hal buruk lainnya seperti kematian anggota keluarga, mengalami kecelakaan, penyakit bawaan, dan sebagainya. Semua pengalaman buruk ini akan dengan mudah mempengaruhi kehidupan keluarga.
Seorang teman berkisah, masa remajanya ia tidak mendapat kedamaian keluarga. Ayahnya tidak punya penghasilan tetap dan kecanduan judi sehingga sering beradu mulut dengan ibunya. Kehidupan keluarga diperoleh dari kerja keras ibu. Mereka tinggal satu rumah dengan kakek nenek serta keluarga paman dan ternyata ayahnya juga sering bertengkar dengan kakek dan paman. Hal ini membuat hubungan sang ayah dengan anak-anaknya sangat kaku dan sangat terbatas. Dengan latar belakang seperti ini, teman ini sejak muda telah bertekad, kelak bila membentuk keluarga, ia akan berusaha lebih baik dari ayahnya. Ia juga bertekad bekerja dengan baik sehingga mampu membiayai hidup keluarga. Serta semua anak dapat mengenyam pendidikan sarjana.
Saat ulang tahun pernikahan ketiga-puluh, terbukti semua tekad teman ini sudah terwujud. Ketiga anaknya telah sarjana, ia masih bekerja dan menghasilkan. Tentu saja ia tidak pernah bersentuhan dengan judi apapun. Ia bersaksi, semua niat dan tekad memang berasal dari dalam dirinya, namun ia sungguh menyakini peran besar tangan Tuhan. Perjalanan hidup keluarganya tidak selalu baik-baik saja. Namun semua bisa dipulihkan karena Tuhan bersama mereka.
Dari kesaksian ini, kehadiran Tuhan dalam keluarga adalah kunci segalanya. Sebagaimana Yesus selalu ada di tengah Keluarga Kudus, maka bila dalam keluarga kita selalu menghadirkan Tuhan Yesus maka ini menjadi jaminan kekudusan dan keselamatan keluarga. Lalu bagaimana menghadirkan Tuhan dalam keluarga. Masih dari kesaksian teman, ia berkisah bahwa istrinya adalah seorang pendoa yang setia. Istrinya selalu mengajak seluruh anggota keluarga untuk berdoa malam bersama. Sambil membaca bacaan liturgi harian dari Kitab Suci. Artinya Firman diperdengarkan. Tentu saja mereka rajin Misa bersama. Saat-saat peristiwa tertentu mereka juga berdoa bersama, entah mengucap syukur atau pun doa intensi khusus.
Hal lain yang perlu diusahakan adalah bagaimana menjadikan rumah sebagai home bukan sekedar house. Artinya rumah adalah tempat setiap anggota keluarga rindu untuk pulang karena ada kehangatan dan sukacita. Ada pintu maaf yang selalu terbuka. Ada kerahiman dan belas kasih. Ada telinga yang siap mendengar keluh kesah. Ada mulut yang tak mudah menuduh dan menyalahkan, namun senantiasa mengucap kata-kata penuh dukungan dan semangat. Ada orang tua yang rendah hati terhadap anak-anak dan ada anak yang menghargai orang tua.
Harapan untuk membawa keluarga menuju kekudusan selalu ada. Namun ini perlu diusahakan bersama seluruh anggota keluarga. Tentu pelopor utama adalah orang tua. Bagaimana Yesus dapat bertumbuh dewasa dengan baik, pasti juga karena peran yang dijalankan dengan baik oleh Joseph dan Maria. Orang tua bekerja sama, memberi teladan yang baik, serta selalu menghadirkan Tuhan dalam setiap kehidupan, setiap hari.
Gereja pada tanggal 1 Januari memperingati Santa Perawan Maria Bunda Allah. Mari kita sertakan juga Bunda Maria yang adalah Bunda Allah dan selalu mohon doa Bunda dalam kehidupan keluarga kita.
Selamat tahun baru, 2024!
Fidensius Gunawan