web page hit counter
Jumat, 22 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Kardinal Suharyo: Awam Katolik Diutus di Tengah Dunia Agar Menjadi Semakin Mengasihi, Peduli dan Bersaksi

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Dalam perjalanannya, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) telah menegaskan cita-citanya untuk menjadi pembawa suka cita Injili dalam mewujudkan Kerajaan Allah. Hakikat Gereja sebagai persekutuan tidak hanya dipahami sebagai kumpulan Umat Allah yang hanya memikirkan kepentingan internalnya, namun juga berciri inklusif yang bersama-sama semua pihak ingin menciptakan masyarakat yang lebih baik.

Disini umat Katolik KAJ diharapkan menjadi pegiat dan penggerak masyarakat secara langsung untuk mewarnai dunia terutama dalam bidang sosial-kemasyarakatan agar semakin nyata ‘terang telah hadir’ di tengah bangsa ini dengan ‘diutus menjadi garam dan terang bagi masyarakat. Kegiatan pengudusan kehidupan bernegara mendesak untuk dimasuki atau keterlibatan umat Katolik agar membawa perubahan kehidupan menjadi lebih baik, perlu bangkit dan bergerak, membawa sinar terang.

“Kita telah dipilih dan diutus untuk melayani dan mendorong munculnya Rasul Awam yang terlibat aktif dan partisipatif dalam mengangkat nilai-nilai penghormatan manusia dengan semakin mengasihi, peduli, dan bersaksi.”

Mgr. Ignatius Suharyo memimpin Misa Syukur dan berdialog dengan Pengurus RT/RW & Penggerak Kemasyarakatan, FKUB, Nakes, Ormas Katolik, Nakes dan Rasul Awam Se-KAJ/Dok.HAAK KAJ

Demikian disampaikan Kardinal Ignatius Suharyo saat memimpin Misa Syukur dan berdialog dengan pengurus RT/RW dan penggerak kemasyarakatan, FKUB, Nakes, Ormas Katolik, serta rasul awam se-Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), di Gereja Kim Taegon, Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu, (16/12/2023). Lewat Komisi Hubungan Antar Agama dan Kemasyaratan (HAAK) KAJ, kegiatan ini mengambil tema, “Semakin Mengasihi, Peduli, dan Bersaksi”.  

Baca Juga:  Renungan Harian 22 November 2024 “Suara Merdu vs Sumbang”

Ketua Panitia, Fransiskus Dwikoco mengatakan setiap umat Katolik, khususnya di wilayah KAJ menyadari keterlibatan kehidupan bernegara dan bermasyarakat sebagai bentuk kehadiran Gereja di tengah dunia. Diperlukan usaha yang terencana dan nyata agar umat Katolik terlibat dalam bidang sosial kemasyarakatan.

Sebutnya lagi, tujuan kegiatan ini adalah pertama, Dunia perutusan terbentang luas. Umat Katolik KAJ diharapkan menjadi penggiat dan penggerak secara langsung untuk mewarnai dunia dalam bidang sosial-politik-kemasyarakatan-kesehatan.

Kedua, Umat Katolik terlibat aktif dan menjadi pengurus dan aktif di RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, sebagai rasul awam di dalam segala bidang, semakin tulus dalam bidang kesehatan bagi para Nakes, dll; kegiatan pengudusan kehidupan bernegara dan bermasyarakat mendesak untuk dimasuki oleh umat Katolik agar kehidupan menjadi lebih baik.

Mgr. Ignatius Suharyo memimpin Misa Syukur dan berdialog dengan Pengurus RT/RW & Penggerak Kemasyarakatan, FKUB, Nakes, Ormas Katolik, Nakes dan Rasul Awam Se-KAJ/Dok.Komisi HAAK KAJ

Ketiga, Semakin yakin bahwa panggilan dan perutusan kita sebagai garam dan terang dunia akan semakin memantapkan iman kita. “Dengan iman yang mantap itu kita memberi kesaksian melalui keteladan dan perbuatan yang berkenan kepada Allah di berbagai bidang serta berguna bagi masyarakat sekitar,” tuturnya.

Baca Juga:  Renungan Harian 21 November 2024 “Yesus Menangis”

Dijelaskan Dwikoco bahwa yang hadir umat dalam perjumpaan ini berjumlah sekitar 1.200 orang Se-KAJ yang terdiri dari: Seksi HAAK Paroki, Penggiat Soskemas Paroki (Pengurus RT/RW, Jumantik, Posyandu, Pengurus Lurah/Camat, PKK, Karang Taruna,dll), Rasul Awam (ASN, TNI, Polri, Dosen/Guru, dll), Nakes (Tenaga Kesehatan) DKI, Ormas Katolik (WKRI, ISKA, Vox Point DKI/Nasional dan Pemuda Katolik), Kader Muda TSBP-4 dan FKUB Katolik serta LP3KD DKI Jakarta (Kontingen Pesparani Ke-3 DKI Jakarta 2023). Tim Pesparani LP3KD DKI Jakarta bertugas koor misa.

Kegiatan ini diawali dengan Misa Syukur yang dipimpin Bapak Uskup KAJ. Dengan khidmat semua peserta mengikuti Misa dengan konselebran Uskup KAJ ini bersama Romo Antonius Suyadi (Ketua Komisi HAAK KAJ), Romo Peter Bruno Sarbini, SVD (Paroki Pademangan), Romo Adji Wilasa, O.Carm (Paroki MBK Tomang) dan Romo Bernard Rahadian (Paroki Kelapa Gading). Hadir juga dalam misa Romo Andreas Atawolo, OFM (Moderator ISKA DKI Jakarta).

Mgr. Ignatius Suharyo memimpin Misa Syukur dan berdialog dengan Pengurus RT/RW & Penggerak Kemasyarakatan, FKUB, Nakes, Ormas Katolik, Nakes dan Rasul Awam Se-KAJ/Dok.Komisi HAAK KAJ

Kardinal Suharyo dalam khotbahnya menjelaskan bahwa Ekaristi agung ini adalah sebagai ungkapan iman kita sebagai kaum awam yang terlibat dalam tata karya di dunia. Keyakinan ini memberi semangat dan inspirasi kaum awam Katolik se-KAJ untuk terpanggil berbakti di tengah dunia dengan terus berbuat kebaikan.

Baca Juga:  MAJALAH HIDUP EDISI TERBARU, No. 47 TAHUN 2024

Cita-cita Gereja agar kaum awam terlibat ‘memberi terang dan menggarami’ dunia akan semakin nampak bila setiap orang merasakan panggilan yang sama berbakti pada Gereja dan Tanah Air.

Dalam konteks perayaan Natal, Kardinal Suharyo menegaskan seruan kesejahteraan dan damai juga menjadi cita-cita Gereja KAJ. “Kita rayakan harapan dengan semakin nyata kesejahteraan dan damai yang di bawah Allah lewat Yesus Kristus untuk membaharui dunia yang masih jauh dari harapan,” sebutnya.

Pengurus Komisi HAAK KAJ (atas) dan Panitia Misa Syukur Paroki Kelapa Gading/Dok. Komisi HAAK KAJ

Karena itu, ajak Kardinal Suharyo, setiap kaum awam harus terpanggil mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan anak bangsa. Dalam konteks semboyan KAJ tahun ini, “Semakin Mengasihi, Peduli, dan Bersaksi”, Kardinal meminta kepada kaum awam Katolik untuk terlibat langsung dan peduli kepada mereka yang kecil, miskin, difabel, dan termarginalkan.

“Kita perlu tumbuh menjadi pribadi yang memiliki suara hati peduli kepada orang-orang kecil. Bertumbuh menjadi anak Allah yang berbakti kepada Tuhan dan sesama. Terlibat dalam pengalaman suka dan duka masyarakat, serta memberi kesaksian hidup kepada mereka yang berbeda agama, suku, ras, dan budaya,” demikian Kardinal Suharyo.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles