HIDUPKATOLIK.COM – Kardinal Béchara Boutros Raï, Patriark Maronit Antiokhia, menyampaikan homili pada Misa harian untuk para anggota Sinode, dan mendesak umat Kristiani untuk menerapkan cara hidup sinode untuk menghadapi banyak masalah yang dihadapi dunia kita.
Para anggota Sidang Umum Sinode merayakan Misa bersama di Basilika Santo Petrus, Senin (9/10) pagi, menjelang presentasi Kongregasi Umum keempat.
Patriark Youssef Absi, Patriark Melkit Yunani dari Antiokhia, memimpin Misa yang dirayakan menurut ritus Bizantium di Altar Kursi.
Kardinal Béchara Boutros Raï, Patriark Maronit Antiokhia, menyampaikan homili pada Misa tersebut, merefleksikan ajakan Yesus untuk berdoa bagi para pekerja demi panen berlimpah dari Tuhan.
Memanen situasi penderitaan
Dalam homilinya, Kardinal Patriark mencatat bahwa Yesus merasa kasihan terhadap banyak orang yang mengikuti-Nya dan mengatakan kepada murid-murid-Nya: “Panenan berlimpah tetapi pekerja sedikit; maka mintalah tuan pemanen untuk mengirimkan pekerja untuk menuainya.”
Kardinal Raï mengatakan kata-kata Yesus memberikan titik awal untuk memahami keadaan Gereja saat ini dan tantangan yang dihadapi masyarakat.
Beliau pertama-tama merefleksikan panen yang melimpah sebagai simbol dari berbagai permasalahan global mendesak yang memerlukan perhatian dan tindakan dari Gereja dan seluruh umat Kristiani.
Isu-isu tersebut, katanya, mencakup upaya mencapai perdamaian yang adil di tengah perang yang sedang berlangsung, mengatasi perubahan iklim dan melindungi lingkungan, menantang sistem ekonomi yang eksploitatif, membantu individu yang teraniaya, dan menyembuhkan luka yang diakibatkan oleh berbagai bentuk pelecehan.
Kardinal Raï menambahkan bahwa panen tersebut mencakup kebutuhan untuk meningkatkan martabat manusia, mendorong dialog ekumenis dan antaragama, kepedulian terhadap kelompok yang terpinggirkan dan rentan, dan terlibat dalam tantangan masyarakat kontemporer.
Pekerja yang dibimbing oleh Roh
Patriark Maronit dari Antiokhia melanjutkan dengan mempertimbangkan para pekerja yang dipanggil untuk mengumpulkan hasil panen.
Kardinal Raï mengatakan Instrumentum Laboris Sinode (dokumen kerja) mengidentifikasi para pekerja ini sebagai setiap orang yang diutus oleh Kristus dan dibimbing oleh Roh Kudus.
Roh Tuhan, kata Kardinal Raï, adalah “protagonis sejati dari misi yang dipercayakan kepada Gereja dan juga seluruh perjalanan sinode.”
Setiap pekerja perlu menerima pembinaan dan bimbingan dari Roh Kudus untuk menganut cara hidup sinode.
Pelatihan semacam itu, katanya, “melibatkan pembentukan kehidupan persekutuan, misi, dan partisipasi, serta spiritualitas sinode sebagai inti pembaruan Gereja.”
Misi kita adalah menyembuhkan luka orang lain
Sebagai penutup, Kardinal Raï mengajak umat Kristiani untuk merasakan belas kasihan, seperti yang Yesus lakukan, terhadap situasi penderitaan di dunia dan kondisi yang dialami orang-orang.
Beliau mengatakan bahwa penderitaan orang-orang miskin, orang-orang terlantar, pengungsi, korban perang yang tidak bersalah, dan para tunawisma semuanya menggugah belas kasihan Kristus dan harus menggugah belas kasihan kita juga.
Kristus, Kardinal Raï menyimpulkan, “telah memilih kita masing-masing untuk menyembuhkan luka-luka ini dan berjuang untuk dunia yang lebih baik, di mana kita dapat menghuni rumah kita bersama dalam kedamaian dan ketenangan.” **
Devin Watkins (Vatican New)/Frans de Sales