web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Membuka Jalan bagi Gereja Sinodal: Sebuah Pengalaman Integral

1/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Kongregasi Umum pertama dari Sinode Para Uskup dimulai dengan fokus pada pengalaman integral Gereja sinodal. Kardinal Hollerich mendorong para peserta untuk mengambil pengalaman perjalanan sinode kolektif mereka dan terlibat dalam penegasan komunal melalui “percakapan dalam Roh” sebagai persiapan untuk diskusi lebih lanjut.

Dalam semangat persatuan dan refleksi, Kongregasi Umum pertama Sinode Para Uskup dimulai pada Rabu tanggal 4 Oktober, yang menyiapkan panggung bagi perjalanan menuju Gereja yang lebih sinodal. ‘Modul’ atau bagian pertama dari pertemuan ini, yang akan berlanjut hingga Sabtu pagi, dan bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang Gereja Sinodal sebagai sebuah pengalaman integral, meletakkan dasar bagi diskusi yang bermanfaat dalam modul-modul berikutnya.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Pentingnya modul

Dalam pidato pengantarnya, Kardinal Jean-Claude Hollerich, Relator Umum, menekankan pentingnya modul awal ini. Ia menyamakannya dengan latihan pemanasan, yang penting untuk menyelaraskan peserta dengan metodologi sinode yang akan memandu diskusi mereka sepanjang acara. Selain itu, modul ini berfungsi sebagai landasan untuk membangun modul-modul masa depan.

Kardinal Hollerich menjelaskan keseimbangan yang diperlukan antara mempertahankan gambaran umum dan mengidentifikasi langkah-langkah praktis. Beliau merujuk pada Instrumentum laboris, dokumen panduan untuk acara tersebut, yang menyoroti perlunya keseimbangan ini. Dia berkata, “Komitmen kita selama bekerja dalam Sidang adalah untuk mempertahankan keseimbangan dinamika antara mempertahankan gambaran umum dan mengidentifikasi langkah-langkah praktis.”

Mempersiapkan perjalanan

Untuk mempersiapkan perjalanan ini, Kardinal Hollerich menyerukan ingatan kolektif Umat Allah, menekankan bahwa semua peserta telah memulai jalur sinode dalam berbagai kapasitas selama dua tahun terakhir. Terlepas dari keterlibatan individu mereka, peserta didorong untuk memanfaatkan memori kolektif ini dan merefleksikan pengalaman mereka.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Menyoroti pentingnya modul awal ini, beliau menyampaikan sebuah pertanyaan kunci untuk pemahaman: “Bermula dari perjalanan Gereja-gereja lokal di mana kita masing-masing tergabung dan dari isi Instrumentum Laboris, ciri-ciri khas Gereja sinodal yang mana yang muncul dengan lebih jelas dan mana yang patut mendapat pengakuan lebih besar atau yang harus disoroti atau diperdalam secara khusus?”

Pertanyaan ini berfungsi sebagai pedoman bagi para peserta untuk mengeksplorasi perjalanan sinode mereka sendiri dan berbagi wawasan serta keprihatinan selama diskusi. Kardinal Hollerich mendorong para peserta untuk jujur dan terbuka mengenai refleksi mereka.

Melihat ke depan

Menantikan kegiatan hari berikutnya di Circuli Minores, beliau memaparkan metode “percakapan dalam Roh”. Metode ini melibatkan doa bersama, refleksi pribadi, dan meditasi, yang memungkinkan peserta untuk terlibat dalam kearifan komunal. Beliau menekankan perlunya persiapan yang matang, karena setiap peserta hanya memiliki waktu empat menit untuk menyampaikan wawasan mereka yang paling signifikan.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Terakhir, dengan mengambil inspirasi dari Injil Lukas, khususnya kisah para murid dalam perjalanan menuju Emaus, Kardinal Hollerich mendorong para peserta untuk melakukan tugas ini dengan harapan dan antusiasme, bahkan jika saat-saat kekecewaan dan frustrasi muncul. **

Francesca Merlo (Vatican News)/Frans de Sales

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles