HIDUPKATOLIK.COM – Paus Fransiskus bertemu dengan para peserta Kolokium Ekumenis Paulus ke-26, dan mendesak para sarjana Alkitab untuk percaya pada janji-janji Tuhan sebagai dasar untuk mendorong dialog ekumenis.
Paus Fransiskus memuji karya sekelompok cendekiawan ekumenis yang berdedikasi pada surat-surat kitab suci Santo Paulus, dengan menjelaskan bahwa “kontribusi besar” mereka adalah “perjumpaan antara umat Kristiani yang berbeda satu sama lain, namun dipersatukan oleh kebijaksanaan ajaran Paulus.”
Dalam pidatonya kepada para peserta Kolokium Ekumenis Paulus ke-26, Bapa Suci juga menekankan “pertukaran eksegetis yang ketat dan ilmiah” di kalangan akademisi yang memungkinkan “keindahan surat-surat Rasul Paulus dan pentingnya surat-surat itu bagi kehidupan Kristiani dan gerejawi” muncul.
Inisiatif yang berani dan bersifat kenabian
Paus Fransiskus menggambarkan inisiatif ini sebagai inisiatif yang berani dalam mengatasi “hambatan pembelaan diri”; dan bersifat profetik dalam mendorong “ketidaksabaran Roh” yang sehat untuk kepenuhan kesatuan dan komitmen dalam memberikan kesaksian.
“Jika sepanjang sejarah perpecahan telah menjadi sumber penderitaan,” katanya, “hari ini kita harus berkomitmen untuk membalikkan keadaan, bergerak maju di jalur persatuan dan persaudaraan, yang dimulai dengan berdoa, belajar, dan bekerja sama.”
Tuhan tidak pernah gagal dalam janji-Nya
Memperhatikan bahwa para peserta Kolokium berfokus pada bab 9-11 dari Surat Santo Paulus kepada Jemaat di Roma, Paus menyoroti karunia dan panggilan Tuhan yang “tidak dapat dibatalkan” yang dijelaskan dalam Roma 11:29.
Di sini, katanya, Santo Paulus menyampaikan kepada kita pesan yang sangat penting: “Tuhan tidak gagal memenuhi janji keselamatan-Nya dan dengan sabar melaksanakannya, bahkan melalui cara yang tidak terduga dan mengejutkan.”
Paus Fransiskus mengatakan dukungannya terhadap kegiatan Kolokium ini justru didasarkan pada landasan keyakinan kita pada “rahmat dan janji-janji Tuhan.”
Sambil mendorong mereka untuk melanjutkan dialog persaudaraan dan akademis, beliau juga mengajak mereka, “di atas segalanya,” untuk membiarkan diri mereka “terkagum-kagum dengan sumber daya spiritual yang tak terhitung jumlahnya yang terkandung dalam surat-surat Paulus, untuk menawarkan ‘kata-kata baru’ kepada komunitas Kristen, mampu menyampaikan kebaikan Bapa yang penuh belas kasihan, kebaruan keselamatan Kristus dan harapan pembaruan Roh.”
Paus mengakhirinya dengan harapan bahwa pekerjaan mereka dapat menumbuhkan “semangat ekumenis” di antara umat beriman, sebagai bantuan bagi “perjalanan kita bersama dalam mencari Tuhan.” **
Christopher Wells (Vatican News)/Frans de Sales