HIDUPKATOLIK.COM – Hari biasa Pekan XXI: 1 Tes. 4:9-11; Mzm.97:1-2b,5-6,10,11-12; Mat. 25:14:30
DI dalam perumpamaan ini, para hamba yang menggunakan talenta secara baik akan diganjar secara pantas. Tindakan para hamba menandakan bahwa mereka mengetahui dan mencintai “Tuan-nya” dan bersedia untuk menjadi bagian dari visi hidup “Tuan-nya”. Balasan akan tetap sama bagi hamba yang mengembangkan lima talenta dan dua talenta. Keduanya dipuji dan diundang untuk berbagi di dalam kebahagiaan “Tuan-nya” (Mat. 25:21.23). Hamba ketiga tidak mengembangkan talentanya. Katanya, dia mengenal baik “Tuan-nya” dan memutuskan untuk menyimpan saja talenta tersebut. Sebenarnya, dia tidak sungguh mengenal “Tuan-nya”, bayangannya yang membuat dia takut.
Ketakutan sering mengisolasi kita dari diri sendiri dan sesama. Ketakutan melumpuhkan kita. ketakutan mencegah kita untuk mengenal Allah dan berbagi di dalam sukacita-Nya. Seperti “seekor burung yang merasa dirinya pintar, menenun sayapnya di dalam sangkar yang tak akan mampu terbang lagi”. Inilah yang terjadi pada hamba yang ketiga.
Di dalam Kerajaan Allah, balasan untuk orang yang menggunakan satu talenta tidak dihitung dan ditakar berdasarkan jumlah. Para hamba boleh menakar berapa talenta yang dihasilkan, namun tidak demikian bagi Allah. Berbagi kebahagiaan di dalam hidup-Nya tidak dapat dihitung, sebab sukacita yang sama ditujukan kepada semua orang.
Setiap kita memperoleh hadiah yang berbeda dari Allah. Tidak ada pemberian yang terlampau kecil sehingga tidak bisa dikembangkan dan tidak ada dasar untuk membandingkan pemberian yang diterima dengan orang lain. Di hadapan Allah setiap kita memiliki tanggung jawab atas pemberian apa saja dari Allah.
Sr. Grasiana, PRR Doktor Teologi Biblis dari Pontificio Univeritas St. Thomas Aquinas Angelicum, Roma
