HIDUPKATOLIK.COM – Dalam upaya meningkatan pendalaman Kitab Suci, Romo Siprianus S. Senda mengetengahkan berbagai macam metode sharing kepada para peserta diklat fasilitator Kitab Suci Regio Nusra yang bisa menjadi acuan dalam proses karya kerasulan yang berlangsung di Aula Emaus Pastoral Cetral (EPC) Keuskupan Atambua, Sabtu (5/8/2023).
Romo Sipri Senda mengungkapkan bahwa ada sejumlah dalam sharing Kitab Suci, salah satunya Lectio Divina.
“Meskipun ada begitu banyak metode sharing, tetapi bermuara pada satu inti. Yakni melalui sharing dan pendalaman iman menghantar orang sampai pada perubahan hidup berbasis sabda Allah,” ungkap pengajar STIPAS Keuskupan Agung Kupang ini.
Hal senada disampaikan Romo Petrus Cristogus Dhogo, SVD. Ia menegaskan bahwa memang ada begitu banyak metode namun dalam konteks Gereja Nusra, metode yang sudah familiar dan mengumat adalah Lectio Divina. Metode ini merujuk pada empat langka yakni; lectio (membaca), meditatio (merenungkan), oratio (menanggap) dan contemplatio (menghidupi).
Teks yang menjadi simulasi kelompok sharing adalah Yoel, 2:28-32. Salah satu peserta menjadi fasilitator dan yang lain adalah peserta. Pada akhir simulasi, Peter Itho Dhogo dan peserta yang lain bersama-sama menilai. Tujuannya adalah supaya Lectio Divina pada bulan September dapat berproses dengan baik.
Sebagai tutor, Peter Itho Dhogo berharap, semoga dengan simulasi materi dan praktik lapangan dapat menjadi contoh nyata, yang dapat menjadi tolak ukur dalam karya Kerasulan Kitab Suci pada BKSN 2023.
Laporan Beny Akoit/Komsos Atambua