HIDUPKATOLIK.COM – Dalam homilinya untuk Misa penutup Hari Orang Muda Sedunia di Lisbon, Paus Fransiskus meminta kaum muda untuk bercahaya, mendengarkan, dan tidak takut.
Pada Misa penutup untuk Hari Orang Muda Sedunia tahun ini, Paus Fransiskus menggemakan kata-kata para Rasul yang menyaksikan Transfigurasi Kristus di Gunung Tabor: “Adalah baik bagi kita untuk berada di sini!”
Pada saat yang sama, dia menantang kaum muda untuk bertanya pada diri sendiri, “Apa yang akan kita bawa kembali ke lembah kehidupan kita sehari-hari?” Berdasarkan Injil hari itu, Bapa Suci mengusulkan tiga kata kerja: bercahaya, mendengarkan, dan tidak takut.
Bercahaya
Bacaan Injil menceritakan peristiwa Transfigurasi, di mana Yesus menampakkan diri kepada tiga murid terdekat-Nya dengan wajah bersinar (bercahaya) seperti matahari dan pakaian-Nya berkilau putih, tepatnya untuk mempersiapkan murid-muridNya menghadapi jam-jam gelap yang akan mereka hadapi di Getsemani dan Kalvari.
“Kita juga membutuhkan cahaya, semburan cahaya yang diharapkan untuk menghadapi begitu banyak kegelapan yang menyerang kita dalam hidup,” kata Paus. Terang itu, jelasnya, “adalah Yesus, karena Dia adalah terang yang tidak padam, terang yang bersinar bahkan di malam hari.” Yesuslah, katanya, “yang menerangi mata kita, menerangi hati kita, menerangi pikiran kita, menerangi keinginan kita untuk melakukan sesuatu dalam hidup, selalu dengan terang Tuhan.”
Pada saat yang sama, dia memperingatkan bahwa “kita tidak menjadi bercahaya saat kita memusatkan perhatian pada diri kita sendiri.” Sebaliknya, “Kita menjadi bercahaya, kita bersinar, ketika, menyambut Yesus, kita belajar untuk mencintai seperti Dia. Mencintai seperti Yesus: itu membuat kita bercahaya, yang menuntun kita untuk melakukan pekerjaan cinta.”
Untuk mendengarkan
Melanjutkan renungannya tentang Transfigurasi, Paus Fransiskus mencatat sabda Allah Bapa kepada para Rasul, memerintahkan mereka untuk mendengarkan Putra terkasih-Nya. “Semuanya ada di sini,” kata Paus, “semua yang harus dilakukan dalam hidup: Dengarkan Dia. Dengarkan Yesus, setiap rahasia ada di sana.”
Dia menjelaskan bahwa jika seseorang tidak yakin tentang apa yang Tuhan katakan kepada mereka, mereka dapat membaca Injil untuk mendengar apa yang Yesus katakan dan mendengarkan apa yang Dia katakan di dalam hati mereka. “Karena Dia memiliki kata-kata kehidupan kekal bagi kita. Dia mengungkapkan bahwa Tuhan adalah Bapa, dan Dia adalah cinta. Dia mengajari kita jalan menuju cinta.
Jangan takut
Akhirnya, Bapa Suci mengingatkan para pendengar mudanya tentang kata-kata terakhir Yesus kepada murid-muridnNya selama Transfigurasi: “Bangunlah, dan jangan takut!”
Paus mengakui ketakutan kaum muda, yang “memiliki mimpi-mimpi besar” tetapi ketakutan itu mungkin tidak terwujud, yang mungkin tergoda oleh pesimisme atau keputusasaan, atau yang merasa bahwa usaha mereka tidak cukup.
Tapi dia menyemangati mereka, dengan mengatakan bahwa adalah baik bagi mereka untuk ingin mengubah dunia, memperjuangkan keadilan dan perdamaian. Dunia membutuhkanmu, katanya, “seperti bumi membutuhkan hujan.” Dan dia mengundang mereka masing-masing untuk mengulangi dalam hati mereka, “Jangan takut.”
“Orang-orang muda yang terkasih,” lanjut Paus, “Saya ingin menatap mata Anda masing-masing dan berkata kepada Anda: Jangan takut. Jangan takut.”
Dia meyakinkan mereka bahwa Yesus sendiri sedang memandang mereka: “Terlebih lagi, saya memberi tahu Anda sesuatu yang sangat indah: Bukan lagi saya, Yesus sendirilah yang melihat Anda, pada saat ini. Dia melihat kita. Dia mengetahui Anda, Dia mengetahui hati Anda masing-masing, Dia mengetahui kehidupan Anda masing-masing. Dia mengetahui kegembiraan Anda, Dia mengetahui kesedihan Anda, kesuksesan Anda, dan kegagalan Anda. Dia mengetahui hati Anda, dan Dia berkata kepada Anda hari ini, di sini, di Lisbon, pada Hari Orang Muda Sedunia ini, ‘Jangan takut. Jangan takut. Berhati-hatilah, jangan takut.’ **
Christopher Wells (Vatican News)/Frans de Sales