HIDUPKATOLIK.COM – Pesta St. Maria Magdalena; Kid.3:1-4a; Mzm.63:2,3-4,5-6,8-9; Yoh.20:1, 11-18
William Shakespeare, pujangga Inggris di abad 16 pernah menulis, what’s in a name, apalah arti sebuah nama. Kita tidak memilih nama diri sendiri karena menerimanya sebagai pemberian orang tua. Pada suatu pagi Maria Magdalena bercakap-cakap dengan seseorang yang dikiranya tukang kebun. Setelah namanya dipanggil secara pribadi, ia langsung mengenali dan menyadari bahwa itu adalah suara Yesus Gurunya.
Maria tidak diperkenankan menyentuh Yesus, mereka telah berada di dunia yang berbeda. Maria harus belajar menjalin relasi dengan Gurunya melalui kehadiran-Nya secara baru, yang melampaui dimensi ruang dan waktu. Persahabatan baru Maria dan Sang
Guru telah membuatnya memperoleh sebuah kehormatan yaitu diperkenankan menjadi saksi dan pewarta pertama kebangkitan Yesus.
Maria Magdalena berasal dari Magdala dan dikenal sebagai seorang pendosa. Cara kebanyakan orang memandang berbeda dengan cara
Yesus memandangnya. Saat berjumpa Yesus, Maria merasakan sesuatu dan mengungkapkan dengan cara mendalam. Ia memperlihatkan kasihnya yang besar sebagaimana diungkapkan Yesus. Ia menangis di kaki Yesus, mengeringkan kaki-Nya dengan rambutnya, dan meminyaki-Nya dengan minyak wangi yang mahal.
Monica Maria Meifung Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta