HIDUPKATOLIK.COM – Hari Biasa; Kej. 41:55-57; 42:5-7a,17-24a; Mzm. 33:2-3,10-11,18-19; Mat. 10:1-7.
KISAH Yusuf dalam bacaan pertama menyatakan kebenaran Mazmur, “Batu yang dibuang oleh para pembangun telah menjadi batu penjuru”. (Mzm. 118:22). Yusuf ditolak oleh saudara-saudaranya, dilemparkan ke dalam sumur lalu akhirnya dijual ke Mesir. Tetapi peristiwa menyedihkan itu justru menjadi cara Tuhan umtuk menyelamatkan keturunan Yakub. Saudara-saudara Yakub waktu terjadi kelaparan di tanah Kanaan datang ke Mesir untuk mencari makanan. Akhirnya, Yusuflah yang memiliki kuasa dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan makanan ayah dan saudara- saudaranya.
Yesus adalah contoh tertinggi dari batu yang buang dan akhirnya menjadi batu penjuru. Penolakan terhadap Anak Allah kemudian melayani tujuan Allah bagi umat manusia. Di antara mereka yang menolak Yesus adalah salah satu dari dua belas yang Dia pilih dalam bacaan Injil hari ini. Namun, bahkan pengkhianatan Yudas Iskariot terhadap Yesus datang untuk melayani tujuan Allah yang lebih besar yaitu mengungkapkan kasih Allah yang tak bersyarat bagi seluruh umat manusia. Kisah Yusuf dan Yesus mengingatkan kita bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Rom 8:28).
Romo Yohanes Leonardus Suharno, SX Formator Postulan Serikat Xaverian (SX) – MA Biblical Studies Catholic Theological Union, Chicago