HIDUPKATOLIK.COM – Hari biasa Pekan XII, Kej.13:2,5-18; Mzm.15:2-3ab, 3cd-4ab,5; Mat.7:6, 12-14
INJIL menyampaikan beberapa nasihat yang merupakan pedoman hidup yang pantas disikapi dengan serius. “Janganlah memberikan yang kudus kepada anjing dan jangan melemparkan mutiaramu kepada babi supaya jangan diinjak-injak lalu berbalik mengoyak kamu” (Mat. 7:6). Mempersembahkan yang berharga yakni diri dan niat baik kepada Allah, bukan kepada dunia dan dosa.
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka” (Mat. 7:12). Ajaran ini dikenal dengan ‘hukum emas, “si vis amari, ama” artinya kalau engkau ingin dicintai, maka cintalah dulu orang itu. Berbuatlah lebih dulu maka akan datang balasannya seperti yang sudah diperbuat. “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang masuk melaluinya…” (Mt. 7:13). Menuju keselamatan kerap melewati lintasan yang rumit, perlu perjuangan. Sebaliknya untuk mencapai kenikmatan yang membinasakan, jalannya kerap gampang dan itulah yang membuat orang kerap jatuh dalam godaan.
Menyikapi pedoman dan arahan hidup dengan seluruh hati tentulah menuju kehidupan yang berkenan pada Tuhan maupun menyenangkan sesama. Melakukan yang baik, benar, dan jujur akan menghasilkan yang baik dan benar pula. Harus merenung dan menegaskan sikap bahwa kebaikan harus menjadi norma yang selalu diutamakan.
Pastor Octavianus Situngkir, OFMCap Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)