HIDUPKATOLIK.COM – Hari Biasa Pekan II Paskah Kis.5:27-33; Mzm.34:2,9,17-18,19-20; Yoh.3:31-36.
MENJADI suam-suam kuku berarti menjalani hidup yang hambar, tidak jelas langkah hidupnya. Itu ditempuh sebagian orang dengan pertimbangan kemapanan hidup, keselamatan diri, atau perjalanan karier yang lebih mulus. Hal-hal ini tidak dijalani Petrus dan para rasul lainnya. Di hadapan para anggota Mahkamah Agama yang menangkap dan mengancam mereka, mereka tegas memilih di pihak Allah. Memang berat tantangannya, namun jelas arah langkah hidup mereka.
Memilih Allah berarti mempunyai cara pandang ilahi, mampu secara lebih kritis dan mendalam melihat semua pengalaman hidup; bisa memetik pelajaran dari pengalaman, tidak tinggal di permukaan saja. Memilih dunia, berarti mengikuti dorongan keduniawian hidup, sekadar “enjoy life”, jatuh dalam bahaya rutinitas hidup dan mengulangi kesalahan yang sama, sebab tidak belajar apa pun dari pengalaman.
Memilih sesuatu secara benar mensyaratkan kesanggupan untuk memilah-milah mana yang baik dan yang buruk. Kemampuan ini lahir dari usaha belajar dari pengalaman dan ditopang oleh cahaya Roh Kudus yang menerangi budi dan hati kita. Para rasul berani memilih di pihak Allah, karena mengerti kebaikan di belakangnya. Kita pun sebagai anak-anak Allah diundang untuk memilih Allah sebagai konsekuensi logis dari kodrat ilahi diri kita.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial Universitas Widya Dharma Pontianak