web page hit counter
Sabtu, 21 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Pekan Suci Bersama Komunitas Katolik Indonesia di California

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – KELOMPOK-kelompok komunitas Indonesia beragama Katolik yang berdomisili di seputar California, Amerika Serikat berhimpun di Ocean Side ,di sebuah Gereja Katolik pada Sabtu, 1/4/2023.

Mulai pukul 10.00 pagi mereka melakukan Jalan Salib di area luas depan gereja berkelompok hingga jelang Misa pukul 13.00. Udara relatif dingin semakin hangat dengan canda-tawa dan lepas rindu dari umat yang dalam keseharian memiliki kesibukan dan profesi masing-masing.

Peziarahan di Negri Paman Sam merupakan sebuah perjalanan refleksi iman. (Dokpri)

Setelah Jalan Salib mereka santap siang bersama dengan bekal yang dibawa dari rumah.
Kebiasaan dalam Misa Minguan, mereka santap siang bersama setelah Misa.

Misa hari Sabtu itu dipimpin oleh Romo Samuel Nasada, OFM, seorang pastor muda asal Kelapa Gading dan lulusan sekolah Kanisius, Jakarta. Konselebran Romo Kanis Ali dan Romo Adri Budhi, MSC.

Umat Katolik Indonesia datang dari wilayah Los Angeles, Orange dan San Bernardino. Kegiatan komunitas Katolik ini di antaranya piknik bersama, ziarah, dan Jambore setiap 2 -3 tahun sekali untuk seluruh KKI (Keluarga Katolik Indonesia) di Amerika. Selain itu Natal/Paskah bersama secara Ekumene, HUT Proklamasi RI dengan pertandingan dan lomba, dan piknik bersama di pantai.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Komunitas gabungan ini tidak memiliki ketua tetapi ada ketua di tiap komunitas menurut keuskupan masing-masing.

Ada 4 Keuskupan di California Selatan yakni KKI San Diego, KKI Los Angeles, KKK Orange dan KKI San Bernardino. Tiap komunitas punya ketuanya, Liliana Liu (Los Angeles), Marcel Bone (Orange), Anne Cipta (San Diego)

Kolekte Misa Sabtu ini akan digabungkan dengan bantuan Gereja Katolik Amerika untuk korban bencana gempa di Turki dan Syria.

Dalam suasana persaudaraan yang hangat di Prince of Peace Abbey, Kapel Biara Benedictine di Oceanside, California ini seluruh umat termasuk kami yang hadir di sini merasakan sebuah karunia dapat berhimpun pada Pekan Suci di negeri seberang.

Baca Juga:  Mengambil Makna di Balik Kemeriahan HUT Ke-75 RS Brayat Minulya Surakarta

Kesan Anggota Komunitas

Veronica (kanan) bersama umat Katolik Indonesia di Amerika mengikuti Misa jelang Pekan Suci di Sacred Heart Catholic Church, Rancho Cucamonga, California (Dokpri).

Veronica Adrian, telah 23 tahun tinggal di Amerika. Sebelumnya ia adalah aktivis di Paroki Blok Q, Kebayoran. “Saya merasakan situasi dan relasi persaudaraan yang luat antar KKI,” akunya.

Verry,  panggilannya dari komunitas San Bernardino. Ia aktif sebagai pelayan Ekaristi.
KKI San Bernardino, punya nama sendiri yaitu ICC DSB Indonesian Catholic Community Diocese of San Bernardino.

Ia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris, Ketua acara Natal untuk KKI se-Southern California.

Maria Tanamas, suami dan penulis. Setiap pertemuan di masa Pra Paskah memiliki makna tersendiri. (Dokpri)

Maria Tanamas, lulusan SMA Fransiskus 1 Jakarta Pusat, telah 22 tahun tinggal di Amerika tepatnya di Murrieta, Southern California. Saat ini ia adalah umat di Paroki St. Martha. Perannya di sana sebagai umat biasa. Ia lebih sering mengikuti Misa dengan penduduk setempat. Salah satu dari 3 anaknya, masuk military.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Menurutnya, pertumbuhannya komunitas Katolik secara umum baik hanya saja kurang berkembang jika dibandingkan dengan umat Kristen Protestan.
Banyak generasi muda yang pindah ke Gereja Kristen karena tertarik terhadap gaya berkhotbah gembalanya.

Maria pindah ke Amerika saat kerusuhan 1998 di Indonesia. Ia memilih Amerika karena dianggap sistem pemerintahannya adil, jelas dan kesejahteraan rakyatnya dijamin oleh negara dengan tidak membedakan warna kulit.

Lepas dari komentar keduanya, yang terpenting bagi kita adalah bagaimana kita tetap dapat memegang nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan kita di mana pun berada. Masa Prapaskah hendaknya menjadikan kita manusia baru yang mampu merefleksi diri dam melakukan pertobatan menjadi umat Allah yang lebih baik lagi.

Mathilda AMW Birowo dari California, Amerika Serikat

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles