HIDUPKATOLIK.COM – Pekan Biasa IV; Ibr.13:15-17,20-21; Mzm. 23:1-3a, 3b-4, 5, 6; Mrk.6:30-34
SESUDAH mendengarkan semua yang dikerjakan dan diajarkan para murid kepada banyak orang, Yesus mengajak mereka ke tempat sunyi untuk beristirahat.
Markus mencatat begitu banyak orang yang minta dilayani sehingga makan pun
mereka tidak sempat. Membayangkan bisa “me time” sesudah bekerja keras tentulah amat menyenangkan. Keheningan dan istirahat perlu masuk dalam skala prioritas guna membangun hidup seimbang.
Apa yang terjadi ketika me time gagal terlaksana karena orang banyak tak
kunjung habis dan tak kunjung henti minta dilayani? Tentu amat menjengkelkan sehingga zaman kini di mana-mana dipasang pengumuman tentang jam-jam
pelayanan. Banyak umat harus kembali dengan kecewa jika datang pada jam
yang salah, atau wajib membuat janji terlebih dahulu apabila hendak menerima
Sakramen Tobat, tak bisa sewaktu-waktu datang begitu saja.
Yesus menyebut mereka bagaikan domba tidak bergembala, hati-Nya tergerak
oleh belas kasihan lalu Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka (6:34). Yesus
memberi diri menjadi gembala bagi yang terlantar akibat luput dari perhatian yang
semestinya. Yesus rela mengorbankan jam istirahat untuk melayani manusia. Ia
sungguh mencintai dan memberi prioritas utama tanpa syarat kepada manusia. Yesus yang berbelas kasih, ajarilah kami mencintai sesama manusia.
Monica Maria Meifung Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta