web page hit counter
Sabtu, 23 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat: Hidup Rukun, Aman, dan Damai

5/5 - (1 vote)

HIDUPKOLIK.COM – Renungan Minggu Adven II, 4 Desember 2022, Yes.11:1-10; Mzm.72:1-2,7-8,12-13,17; Rm.15:4-9; Mat.3:1-12

PADA hari Minggu ini kita bersama Gereja di seluruh dunia memasuki pekan Adventus II. Seperti kita tahu, Masa Adventus adalah masa untuk kita semua dan seluruh umat menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang lahir pada hari Raya Natal. Tuhan Yesus yang lahir dan datang ke dunia akan membawa kehidupan yang rukun dan damai serta aman dan tenteram. Bacaan Pertama dari Kitab Nabi Yesaya, menegaskan bahwa Tuhan sendiri secara simbolis melukiskan dengan amat indah dan bagus kehidupan yang rukun dan damai, aman, dan tenteram yang akan datang itu.

“Serigala akan tinggal bersama domba dan macam tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya” (Yes. 11: 6-9).

Baca Juga:  PESAN NATAL KWI DAN PGI: “MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETLEHEM” (LUK 2:15)

Binatang-binatang yang disebut Yesaya dalam kenyataan sehari-hari, biasanya amat bermusuhan, saling memangsa satu sama lain. Binatang-binatang itu tidak pernah hidup rukun dan damai, tidak pernah mau tinggal bersama, tetapi saling mengintip dan mengejar di mana saja. Lihat saja anjing dan kucing di rumah kita, atau tikus dan kucing, apa mereka tenang-tenang saja? Pasti mereka saling mengancam dan saling mengejar saat bertemu satu sama lain.

Kedatangan Tuhan yang lahir pada hari raya Natal akan membaharui dan mengubah seluruh situasi kebencian dan permusuhan dengan situasi aman dan damai, membaharui dan mengubah situasi saling mengancam dan mengejar dengan situasi hidup yang rukun bersatu, rukun bersaudara dan bersahabat. Seturut lukisan Nabi Yesaya, suasana aman dan damai dialami pertama-tama oleh manusia. Suasana aman dan damai itu terjadi karena di antara manusia “tidak ada yang berbuat jahat dan yang berlaku busuk” (Yes. 11: 9). Yang ada hanyalah keadilan bagi orang-orang kecil.

Baca Juga:  Keuskupan Sibolga Lima Tahun ke Depan

Kebusukan perilaku dan kejahatan perbuatan manusia membuat situasi tidak aman dan damai. Orang yang hati dan pikirannya busuk tidak mungkin membawa damai dalam hidup. Orang yang perbuatannya jahat tidak mungkin membuat hidup aman dan nyaman. Demikian juga orang yang berlaku tidak adil pasti mendatangkan keberatan dan protes dari orang lain. Sehubungan dengan itu, setiap keberatan dan protes karena ketidakadilan tidak mungkin melahirkan keamanan dan kedamaian dalam dalam hidup kita.

Kelahiran dan kedatangan Tuhan Yesus akan merubah dan membaharui semua kondisi hidup yang tidak adil, tidak aman, dan tidak damai ini menjadi kondisi hidup yang adil, aman, dan damai. Dengan datangnya Tuhan Yesus, tidak ada kebusukan dalam hati dan pikiran manusia, dan juga tidak ada kejahatan dalam perkataan dan perbuatan manusia.

Selain situasi aman dan damai bagi manusia, nabi Yesaya juga melukiskan situasi aman dan damai dengan makhluk ciptaan yang lain.  Dengan kedatangan Tuhan Yesus, relasi yang rusak dengan alam dan dunia sekitar berubah menjadi ramah dan akrab. “Seorang anak kecil akan menggiring” anak lembu dan anak singa (Yes. 11: 6). “Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak” (Yes. 11: 8).

Baca Juga:  MAJALAH HIDUP EDISI TERBARU, No. 47 TAHUN 2024

Atas dasar ini hendaklah pada masa Adentus ini kita memperbaiki semua relasi dan komunikasi yang tidak harmonis selama ini. Hendaklah kita menjauhi rasa cemburu dan iri hati, menjauhi dendam dan benci, menjauhi permusuhan dan pertengkaran, menjauhi konflik atau perpecahan dan perkelahian. Pendeknya kita mesti menjauhi segala kekerasan dari hidup kita. Pada masa Adven ini, kita diajak untuk hidup rukun dan damai. Kita diajak bersatu, bersaudara, dan bersahabat dengan sesama manusia dan juga ciptaan lainnya.

Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan (Yes 11:9).”

HIDUP, Edisi No. 49, Tahun ke-76, Minggu, 4 Desember 2022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles