web page hit counter
Sabtu, 23 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Gereja Maria Grün, Austria: Pusat Pastoral HIV/AIDS di dalam Hutan

5/5 - (6 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Sebuah gereja kecil terletak di dalam hutan kota di Wina, Ibu Kota Austria. Gereja ini didedikasikan sebagai pusat pelayanan pastoral para penderita HIV/AIDS. Di halaman terdapat memorial untuk mengenang dan mendoakan mereka yang meninggal akibat HIV/AIDS.

BERZIARAH di dalam hutan kota di negara Eropa. Hal tersebut dapat dilakukan apabila kita mengunjungi Maria Grün (Maria Hijau). Di ibu Kota Austria, Wina, tepatnya wilayah Freudenau, terdapat sebuah gereja tujuan ziarah yang terletak di dalam hutan kota, namanya Maria Grün.

Gereja ini kecil sekali, mungkin hanya menampung 50 sampai 80 orang untuk bisa duduk di dalam. Meskipun kecil dan terletak di dalam hutan, namun gereja ini tidak pernah berhenti dari kunjungan para peziarah, bukan hanya dari Austria tapi juga dari mancanegara.

Gambar Maria

Dahulu kala, sebelum gereja ini ada, wilayah Freudenau merupakan daerah yang sepi penduduk dan terdapat sebuah sekolah dasar yang letaknya tidak jauh dari situ. Sekolah ini hanya memiliki satu kelas. Gereja terdekat, yaitu Gereja Johannes Nepomuk harus ditempuh dengan jarak sekitar 5 km. Jarak yang jauh ini menjadi kesulitan tersendiri bagi anak-anak untuk dapat mengikuti misa disana.

Baca Juga:  Perlu Peningkatan Kapasitas, Unio Regio Makassar-Amboina-Manado Adakan Pelatihan Motivasi dan Kepemimpinan kepada Para Imam
Bagian dalam Gereja Maria Grün (Foto: Sr. Bene Xavier)

Adalah Anton Schentz, guru agama yang saat itu mengajar di sekolah tersebut. Ia menggantungkan gambar Maria pada sebuah pohon di dalam hutan dekat sekolah. Gambar Perawan Maria itu kemudian ditahbiskan pada 16 Mei 1863. Lalu mulailah ia mengajak anak-anak berdoa di hadapan gambar Maria tersebut. Rupanya hal ini juga diikuti oleh banyak orang dewasa. Pada tahun 1895 akhirnya diadakan pelayanan Misa Kudus di sekolah tersebut dan pada akhir pekan juga diikuti oleh umat setempat.

Pada bagian dinding gerea terdapat banyak panel ucapan syukur atas permohonan yang terkabul. (Foto: Sr. Bene Xavier)

Meskipun sudah ada pelayanan Misa Kudus di sekolah tersebut, rupanya kegiatan berdoa di depan gambar Maria yang digantung pada pohon di hutan masih berlangsung terus-menerus. Di tahun 1911 seorang pemiliki penginapan Plankenbüchler memiliki patung Maria yang ditempatkannya dekat gambar Maria yang sudah ada sebelumnya.

Baca Juga:  Buah-buah Sinode III Keuskupan Sibolga Harus Menjadi Milik Seluruh Umat

Semakin lama, semakin banyak orang yang juga menggantungkan gambar Maria pada pohon-pohon di hutan tersebut atau meletakkan patung-patung orang-orang kudus. Karena semakin lama menjadi semakin banyak, pemerintah setempat merasa perlu untuk melindungi kondisi hutan dengan cara membersihkan lokasi tersebut. Ketika gambar-gambar suci dan patung-patung orang kudus dikumpulkan, ternyata diperlukan beberapa truk untuk mengangkutnya.

AIDS Memorial: sebuah taman doa khusus untuk mengenang mereka yang meninggal karena HIV/AIDS. Pada batu-batu kecil tertulis nama-nama mereka yang telah meninggal. (Foto: Sr. Bene Xavier)

Seorang imam yang saat itu bertanggung jawab untuk pelayanan pastoral dan pengajaran katekese mengusulkan untuk didirikannya gereja di wilayah tersebut. Usul ini pun didukung oleh Uskup Agung Freidrich Gustav Piffl.

Mulainya desain gereja dirancang oleh seorang arsitek bernama Josef Münster. Peletakan batu pertama dilakukan pada 12 Oktober 1924 dan diberkati oleh Uskup Piffl pada 21 Desember 1924. Popularitas Gereja Maria Grün sebagai tujuan ziarah semakin melonjak, hingga pada tahun 1937 terjadi 72 kunjungan peziarah dalam setahun. Sayangnya begitu kelompok sosialis nasional Austria berkuasa dan melarang orang untuk beribadah ke gereja, jumlah peziarah menurun drastis.

Baca Juga:  Kongregasi Misionaris Claris Tingkatkan Kompetensi Para (Calon) Anggota

Sejak pembangunannya, gereja ini pertama kali mengalami kerusakan akibat Perang Dunia II pada 27 Desember 1944 yang menyebabkan kaca-kaca gereja rusak. Kerusakan ini semakin parah setelah pada 15 Februari 1945 terjadi lagi serangan yang mengakibatkan rusaknya bagian serambi.

“Makam Yesus“ sebagai bagian perhentian Jalan Salib di wilayah Maria Grün. (Foto: Sr. Bene Xavier)

Belum sempat gereja ini direnovasi karena situasi peperangan, harus mengalami kerusakan lebih parah lagi ketika terjadi pertempuran darat di wilayah Prater pada 8 dan 12 April 1945. Usai Perang Dunia II, gereja ini dipugar kembali dan diberkati pada 10 Oktober 1948.

Pusat Pelayanan

Sejak tahun 2000, atas inisiatif P. Clemens Kriz, Gereja Maria Grün menjadi pusat pelayanan pastoral para penderita HIV/AIDS. Pada halaman gereja juga terdapat memorabilia untuk mengenang mereka yang meninggal dunia akibat HIV/AIDS. Sebuah susunan tanaman bunga berbentuk pita merah simbol HIV/AIDS dibuat di taman dengan dipenuhi bebatuan kecil yang bertuliskan nama-nama mereka yang meninggal akibat HIV/AIDS.

Sr. Bene Xavier MSsR dari Maria Grün, Wina Austria

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles