HIDUPKATOLIK.COM – Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyelenggarakan Sidang Sinodal pada tanggal 14-18 November 2022 di Bumi Silih Asih, Bandung, Jawa Barat. Di akhir Sidang, KWI mengeluarkan rilis. Berikut ini kami turunkan rilis selengkapnya:
Kepada para Rasul … Roh Kudus mempercayakan sebuah misi [Mewartakan Injil] yang akan berlangsung sampai akhir jaman. Untuk alasan ini para Rasul […] menetapkan penerus […] Konferensi para Uskup, […] saat ini merupakan salah satu cara yang paling signifikan untuk mengekspresikan dan melayani persekutuan gerejawi di berbagai daerah bersama-sama dengan Paus, penjamin kesatuan iman dan persekutuan” (Praedicate Evangelium, 5-7)
Setelah melewati masa-masa sulit akibat pandemi covid-19, akhirnya Sidang Sinodal KWI yang sempat tertunda selama 1 tahun dapat diselenggarakan secara off-line. Bertempat di Gedung Pastoral Bumi Silih Asih Keuskupan Bandung, Sidang sinodal berlangsung mulai hari Senin hingga Jumat, 14-18 November 2022. Sidang yang dibuka secara resmi oleh Ignatius Kardinal Suharyo, Ketua KWI ini dihadiri oleh perwakilan dari 35 keuskupan (2 Uskup tidak hadir karena alasan kesehatan) yang ada di Indonesia, Mgr. Piero Pioppo (Nuntio Apostolik), Mgr. Michael Andrew Pawlowicz (Sekretaris Nunciatura), Pdt. Gomar Gultom, M.Th. (Ketua PGI), dan pelaksana tugas Dirjen Bimas Katolik Republik Indonesia, Bp. Albertus Magnus Adiyarto Sumardjono, S.E., M.Hum, serta para sekretaris komisi-komisi, lembaga, sekretariat dan departemen yang ada di KWI.
“Gereja ada untuk pewartaan kabar gembira. Kita tidak pernah bisa berpusat pada diri kita sendiri. Misi kita adalah untuk memberi kesaksian tentang kasih Allah di tengah seluruh keluarga manusia” (Vademecum, Sinode Para Uskup)
Sidang sinodal para uskup se-Indonesia merupakan pelaksanaan amanat Roh Kudus agar Gereja Katolik Indonesia menampakkan kesatuannya sebagai “miniatur” Gereja Universal, dimana para Uskup, yang merupakan representasi umat katolik di keuskupannya, berkumpul dalam satu iman, harapan, dan kasih.
Dalam bimbingan Roh Kudus, Sidang Sinodal KWI tahun ini mengambil tema yang sejalan dengan tema Sinode para Uskup yang masih berlangsung, yakni “Berjalan Bersama: persekutuan-partisipasi-dan misi”. Tema ini diambil sebagai salah satu upaya mewujudkan sidang yang sungguh sinodal, dimana persekutuan, partisipasi dan semangat misi dibangun bersama untuk menghadirkan Gereja Katolik Indonesia yang 100% Indonesia, 100% Katolik.
Persekutuan, kerjasama, partisipasi dan semangat misi nampak jelas dalam suasana sidang yang berlangsung dimana para Gembala Umat ini saling menyapa, mendengarkan dan melayani. Semangat persatuan itu juga nampak dari laporan-laporan pertanggungjawaban yang disampaikan oleh para wakil KLSD (Komisi, Lembaga, Sekretariat dan Departemen) yang dengan tulus hati dan penuh semangat melayani kebutuhan umat manusia, baik yang Kristiani maupun yang non-kristiani. Paus Fransiskus melalui Konstitusi Apostolik Praedicate Evangelium berharap bahwa seluruh organ dalam tubuh Gereja harus mewartakan Kabar Sukacita (Injil). Dalam konteks Indonesia, pesan Paus tersebut semakin memupuk semangat untuk mewujudkan Gereja Katolik Indonesia yang hadir, menyapa, berdialog dengan hati yang terbuka. Gereja Katolik Indonesia ingin sungguh menjadi “garam” dan “terang” bagi masyarakat, dimanapun Gereja diutus dan hadir. Gereja Katolik Indonesia ingin mewujudkan seruan Paus Fransiskus “Gaudete et Exultate” (Bergembira dan bersukacitalah) bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang kecil, lemah dan tersingkir melalui berbagai bentuk pelayanan yang dilakukan oleh rumpun-rumpun pelayanan, lembaga dan departemen yang ada di KWI.
Dalam suasana demokratis dan penuh persaudaraan, Sidang Sinodal ini juga melakukan pembaharuan fungsionaris KWI periode 2022 – 2025.