web page hit counter
Jumat, 22 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Amanah, Belajar dari Keutamaan Singkong

5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Singkong atau ubi kayu merupakan salah satu tanaman dari kelompok ketahanan pangan yang kami dampingi. Sungguh menakjubkan bahwa tanaman singkong itu berasal dari sebuah batang yang kelihatannya tak ada artinya.

Dalam waktu singkat, batang singkong itu tumbuh menjadi pohon yang bermanfaat. Daunnya untuk sayuran, akarnya bisa dimakan, dan batang-batangnya menjadi pagar yang melindungi sayuran-sayuran lainnya.

Singkong merupakan guru bagi kita yang sedang mendapatkan amanah dalam pelayanan. Pelayanan merupakan amanah. Amanah berarti dipercaya atau titipan dari Allah. Karena merupakan amanah, kita tidak perlu merasa mempertahankannya untuk selama-selamanya, apalagi dengan cara membabi buta sehingga menimbulkan perseteruan di mana-mana. Amanah merupakan tugas suci yang harus kita jalankan dengan penuh tanggung jawab.

Baca Juga:  Pementasan Teater dan Konser Mini “Bukan Pahlawan Biasa” SMA Karya Budi Putussibau

Singkong memberikan berbagai macam keutamaan yang perlu kita teladani, yaitu

1. Singkong itu sederhana. Ia bisa hidup di mana saja, baik di tempat gersang ataupun basah. Ia tidak baperan, apalagi putus asa dan marah karena merasa disingkirkan ketika ada makanan lain yang lebih keren dan dicari orang.
2. Singkong hidup apa adanya dan bukan ada apanya. Ia jauh dari rekayasa apalagi misi yang tersembunyi. Ia anti dengan sikap gagah-gahanan atau gengsi.
3. Singkong rendah hati dan tidak egois. Semakin menjulang tinggi, yang membesar bukan kepalanya (kesombongan) dan perutnya (rakus dan serakah), tetapi akarnya yang berarti orang-orang yang ia layani semakin sejahtera. Hal itu terjadi karena singkong selalu mawas diri sehingga tidak lupa diri dari mana asalnya.

Baca Juga:  Perlu Peningkatan Kapasitas, Unio Regio Makassar-Amboina-Manado Adakan Pelatihan Motivasi dan Kepemimpinan kepada Para Imam

Kesederhanaan, apa adanya, dan kerendahan hatinya membuatnya diterima di mana saja dan oleh siapa saja.

Ketika sudah selesai melaksanakan amanahnya, ia tidak menuntut publikasi, prasasti, atau ucapan terimakasih karena ia hanya menjalankan tugas yang Mahasuci. Tujuan yang diembannya adalah Allah dimuliakan oleh orang-orang yang telah merasakan manfaat dari hidupnya. Dengan kata lain, prinsip hidupnya adalah Ia semakin besar dan aku semakin hilang. Itulah pelayan yang amanah.

“Semakin sederhana, Semakin rupawan hidup kita”

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Matius 5 : 16)


Romo Felix Suprannto, SS.CC, Kepala Paroki Citra Raya, Tangerang

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles