HIDUPKATOLIK.COM – Merasa bersalah itu sehat ketika kita menyadari kesalahan kita, mohon pengampunan dari Allah dan sesama. Kemudian kita berusaha memperbaiki diri sehingga tidak membuat kesalahan yang sama di masa depan. Tanpa perasaan bersalah, kita tidak lebih dari sekedar robot yang hidup.
Perasaan bersalah itu menjadi tidak sehat ketika perasaan bersalah itu begitu lama bercengkerama dalam hati dan pikiran kita walaupun kita telah memohon pengampunan (guilt complex).
Perasaan bersalah yang berlebihan ini akan menghantui setiap langkah kita selanjutnya. Mengapa demikian ? Kita sudah merasa akan melakukan kesalahan sebelum kita melakukan sesuatu.
Akibatnya, kita menjadi stres, frustasi, dan malu akan diri kita sendiri. Hal itu menghambat perkembangan hidup kita.
Bagaimana kita dapat mengatasi perasaan bersalah yang berlebihan ? Kita menyadari bahwa kita adalah manusia dari daging pasti akan pernah jatuh dalam kesalahan. Namun, kita hendaknya percaya bahwa Allah senantiasa menyediakan pengampunan bagi kita yang bertobat.
Kerahiman Allah ini akan memotivasi kita untuk dapat memaafkan diri sendiri. Memaafkan diri sendiri ini menjadi dorongan bagi kita untuk membuat perubahan. Kita hendaknya ingat bahwa setan selalu membisikan ke telinga kita bahwa kita masih bersalah atas hal-hal yang telah diampuniNya.
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”, (Roma 3 : 23 – 24).
Romo Felix Supranto, SS.CC, Kepala Paroki Citra Raya, Tangerang