HIDUPKATOLIK.COM – Pekan Biasa XXII, 1Kor.3:18-23; Mzm. 24:1-2, 3-4ab, 5-6; Luk. 5:1-11
SALAH satu kebanggaan manusia ialah prestasi hidup, sebagai bagian dari aktualisasi diri. Tidak heran kita melihat banyaknya status-status akun medsos yang memaparkan keberhasilan ini itu, prestasi a-b-c, dst. Hal yang sama terjadi di Korintus, saat jemaat Korintus membanggakan hikmat/kebijaksanaan mereka. Paulus mengawaskan bahwa semua hikmat itu pada akhirnya hanya hikmat manusia dan akan hilang saat manusia meninggalkan dunia ini. Pada akhirnya hikmat yang terbaik ialah tetap menjadikan diri sebagai hamba Allah, mengerti pikiran Allah, menjadi milik Allah.
Demikian juga Yesus – seorang tukang kayu – menyadarkan Petrus, si nelayan kawakan, bahwa keberhasilan menangkap ikan tidak bisa hanya berdasar pada pengalaman dan ketrampilan manusia, entah sehebat apa pun dia. Ketika seseorang merendah hati untuk tetap mau belajar, sekalipun dari orang yang tampaknya tidak berpengalaman, ia akan memperoleh hasil yang di luar dugaan. Allah selalu bekerja dengan cara-Nya yang unik.
Berhasil meraih tujuan hidup adalah suatu prestasi yang patut disyukuri dan dibanggakan. Namun, sebagai umat beriman, kita sadar bahwa pencapaian hidup kita yang bermakna terletak pada ketaatan kita kepada kehendak Allah, bukan prestasi pribadi yang bisa musnah. Kita semua milik Allah.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial Universitas Widya Dharma Pontianak