HIDUPKATOLIK.COM – Pekan Biasa XIX, Yeh.16:1-15,60,63 atau Yeh.16:59-63; MT Yes.12:2-3, 4bcd,5-6; Mat.19:3-12
LEWAT Injil hari ini Yesus mengajarkan dan meneguhkan sakralitas perkawinan. Yesus kembali ke rencana semula Allah sebagaimana dalam penciptaan. Itu ditekankan Yesus sehubungan pertanyaan kaum Farisi apakah boleh menceraikan istri. Yesus berkata tegas:
“Sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Mat. 19:5-6).
Perkawinan itu sungguh sakral di mana Allah hadir dan itu atas rancangan-Nya. Dan Gereja mengangkat martabat perkawinan itu salah satu dari 7 Sakramen. Perkataan Yesus dan Ajaran Gereja Katolik mengakukan nilai luhur perkawinan. Setiap orang harus memandang perkawinan sebagai panggilan dan perutusan dari Allah.
Ditegaskan bahwa perkawinan itu ikatan batin antara seorang pria dan wanita untuk saling membahagiakan dan terarah pada kelahiran anak. Dan inilah keluhuran perkawinan itu. Keluarga adalah persekutuan dalam cinta. Dipersatukan menjadi satu, maka perkawinan adalah panggilan suci di mana Allah terlibat. Sekaligus dinyatakan bahwa ‘Hidup Selibat’ karena Kerajaan Allah adalah panggilan dan rahmat Allah.
Pastor Octavianus Situngkir, OFMCap Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)
