HIDUPKATOLIK.COM – Uskup Agung Bamenda Andrew Fuanya Nkea merefleksikan proses sinode di Kamerun dan mendorong partisipasi umat beriman di semua tingkatan.
Ribuan delegasi dari sekitar 120 negara berkumpul di Roma untuk menghadiri Pertemuan Keluarga Sedunia ke-10 yang berlangsung dari 22 -26 Juni. Acara yang menonjolkan keindahan pernikahan dan keluarga ini bertemakan “Cinta Keluarga: Sebuah Panggilan dan Jalan Menuju Kekudusan.”
Di antara para peserta adalah Uskup Agung Andrew Nkea dari Bamenda yang datang ke Roma bersama beberapa pasangan dari Kamerun. Uskup Agung, yang juga Presiden Konferensi Waligereja Kamerun dan anggota Dewan Sinode, berbicara kepada Vatican News tentang peran keluarga dalam proses sinode.
WMOF dan Sinodalitas
Sinodalitas, menurut uskup agung, “bukanlah konsep yang dipelajari”, melainkan “kehidupan yang dijalani”, dengan demikian, bahkan tindakan datang ke acara WMOF bersama keluarga dari negaranya sudah “sinodalitas dalam praktiknya.”
Uskup Agung Nkea menjunjung acara 5 hari itu juga sebagai kesempatan untuk menunjukkan bahwa Gereja di seluruh dunia – termasuk di Kamerun – secara aktif terlibat dalam proses sinode.
Bahkan, sejak Paus Fransiskus meluncurkan proses sinode, Gereja di Kamerun telah menyalurkan upayanya untuk mencerminkan pentingnya keluarga dengan memulai dari akar rumput. Dari keluarga, proses berlanjut ke komunitas kecil Kristen, stasi misi, paroki, deken dan kemudian keuskupan.
“Jika kita tidak menyentuh akar rumput, sinodalitas tetap menjadi konsep. Tetapi jika kita menyentuh akar rumput, maka sinodalitas menjadi kenyataan praktis di semua tingkatan,” tutur Mgr Nkea.
Setiap Keluarga Adalah Gereja Rumah Tangga
Uskup Agung Bamenda mengatakan bahwa setiap keluarga harus terlebih dahulu mengakui dirinya sebagai gereja domestik sebelum dapat dibuka untuk proses sinodalitas.
Dalam hal ini, setiap suami, istri dan anak harus belajar untuk berpartisipasi pada tingkat komunitas kecil Kristiani untuk memperkayanya, dan lebih jauh lagi, memperkaya stasi misi, paroki dan keuskupan.
“Sebagai gereja domestik, Gerejalah yang bergerak bersama – bukan bagian dari Gereja yang pergi,” tegasnya, memperingatkan agar tidak ada partisipasi sebagian orang.
Arah Baru
Dia melanjutkan dengan mencatat bahwa proses sinode telah datang untuk memberi kita arah baru di dalam gereja di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus dan dengan demikian, setiap orang di semua tingkat hierarki – baik awam maupun klerus – diundang untuk menjadi bagian itu.
“Kita menjadikan diri kita satu, kesatuan Gereja dikuatkan, dan Gereja tidak lagi dilihat sebagai organisasi untuk klerus, tetapi dilihat sebagai umat Allah yang bersatu berbaris setiap hari menuju kerajaan yang sama,” kata Uskup Agung Nkea.
Pastor Frans de Sales, SCJ; Sumber: Benedict Mayaki SJ (Vatican News)