HIDUPKATOLIK.COM – Paus Fransiskus bertemu dengan para Uskup dan imam dari pulau Sisilia, Italia, dan mendesak mereka untuk mendekat dan menunjukkan kelembutan kepada banyak orang Sisilia yang merasakan kepahitan dan kekecewaan karena kurangnya kesempatan kerja.
Para uskup dan imam Sisilia bertemu dengan Paus Fransiskus, Kamis (9/6), di Vatikan, yang mendorong mereka dalam misi mereka untuk mengangkat rekan senegaranya.
Paus mencatat bahwa pulau Italia itu secara historis bertindak sebagai titik jalan bagi pergerakan orang-orang, yang kadang-kadang datang sebagai penakluk dan di lain waktu sebagai migran.
Setiap gelombang orang telah meninggalkan jejak mereka pada budaya lokal.
“Ini bukan untuk mengatakan bahwa itu adalah pulau yang bahagia, karena kondisi keterisolasian sangat mempengaruhi masyarakat Sisilia, memunculkan kontradiksi yang kita bawa dalam diri kita sendiri. Di Sisilia kita menyaksikan sikap dan tindakan yang ditandai dengan kebajikan besar serta kebrutalan yang kejam.”
Paus menyesalkan bahwa banyak anak menghindari sekolah dan beralih ke kehidupan kriminal sebagai akibat dari tingkat pengangguran kaum muda yang tinggi, yang mendekati 50 persen.
“Situasi saat ini di Sisilia telah menurun selama bertahun-tahun,” katanya. “Salah satu tandanya adalah depopulasi pulau, karena tingkat kelahiran yang rendah dan emigrasi massal kaum muda” yang pergi untuk mencari pekerjaan di tempat lain.
Pembimbing Moral yang Berani
Menanggapi situasi yang sulit ini, Paus Fransiskus mendesak para imam dan uskup Sisilia untuk mendedikasikan diri mereka “sepenuhnya dan eksklusif” untuk mewartakan Injil Kristus di tengah-tengah perubahan zaman.
Dia menunjuk contoh heroik Beato Pino Puglisi dan Beato Rosario Livatino, serta pelayan Gereja lainnya yang kurang dikenal yang berusaha melawan mafia dan menunjukkan kasih Kristus kepada orang Sisilia.
“Inilah sebabnya mengapa orang-orang di Sisilia masih memandang para imam sebagai pembimbing spiritual dan moral, sebagai orang yang dapat membantu meningkatkan kehidupan sipil dan sosial pulau itu, mendukung keluarga, dan menjadi rujukan bagi kaum muda. Orang Sisilia memiliki harapan yang tinggi dan menuntut dari para imam.”
Menahan Kekecewaan
Paus mendorong para imam Sisilia untuk menyambut tantangan melayani mereka yang tinggal di pulau itu.
“Perasaan pahit dan kekecewaan muncul di antara orang-orang Sisilia karena jarak yang memisahkan mereka dari bagian Italia dan Eropa yang lebih kaya dan lebih maju. Banyak orang, terutama kaum muda, berharap untuk pergi untuk menemukan standar hidup yang lebih kaya dan lebih nyaman, sementara mereka yang tetap memendam perasaan frustrasi. Karena itu, kita para imam dipanggil untuk merangkul sepenuhnya kehidupan umat ini.”
Paus Fransiskus mengangkat teladan para nabi Israel kuno, yang berbicara dengan berani kepada orang-orang sezaman mereka, dan mendesak para imam untuk berbicara atas nama “keadilan, rekonsiliasi, kejujuran, dan pengampunan.”
“Kedekatan, kasih sayang, dan kelembutan: Sifat-sifat ini menandai gaya Tuhan dan gaya para imam,” kata Paus.
Devosi kepada Maria dari Para Imam Sisilia
Sebagai penutup, Paus Fransiskus memuji devosi Maria dari Sisilia dan menunjuk pada dua nilai yang harus dibangkitkan dalam diri para imam dan uskup.
Yang pertama, katanya, adalah nilai persatuan dalam Gereja di Sisilia, yang berupaya membentuk imam-imam yang tahu bagaimana mendengarkan dengan kerendahan hati dan ketulusan.
Nilai lainnya, katanya, adalah kepercayaan kepada Maria, yang diungkapkan dalam Rosario dan doa sepenuh hati. “Imam dan Bunda Surgawi kita,” katanya, “harus terlibat dalam dialog harian yang menawarkan kenyamanan dan membalut setiap luka.”
Pastor Frans de Sales, SCJ; Sumber: Devin Watkins (Vatican News)