HIDUPKATOLIK.COM – Pekan II Paskah; Kis.5:27-33; Mzm. 34:2, 9, 17-18, 19-20; Yoh.3:31-36
KITA sering menghayati cinta kepada manusia yang kelihatan sebagai jalan untuk mencintai Allah yang tidak kelihatan. Kita taat kepada manusia sebagai jalan ketaatan
kepada Allah. Namun manakala manusia yang diberi wewenang untuk berkuasa
tidak menjadi cermin kepemimpinan sesuai kehendak Allah, sangatlah relevan apa yang dikatakan Petrus dan rasul-rasul kepada Imam Besar Mahkamah Agama, “kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia…” (5:29).
Setiap murid Tuhan dituntut kesediaan berdiskresi, yakni memilah dan memilih apa yang lebih membuat hidupku semakin memuliakan Tuhan. Kesulitan, kerumitan, dan banyaknya risiko yang harus ditanggung dalam mencari kehendak Allah, sering membuat kita tergoda mengambil jalan pintas yaitu memilih apa yang lebih menyenangkan hati manusia, kendati kita tahu itu tidak berkenan di hati Allah.
Mengabaikan ketaatan kepada Allah tidak membawa kita kepada kehidupan, bagaikan tanaman yang tidak menghasilkan buah. Hukuman dan murka bukanlah berasal dari Allah melainkan lahir sebagai konsekuensi dari pilihan yang tidak bertanggungjawab. Bersama
Petrus dan para rasul kita hedak memilih jalan ketaatan kepada Allah karena Ia telah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas kepada orang yang diutus-Nya.
Monica Maria Meifung Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta