web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Menjadi Rumah Perubahan

Rate this post

HIDUPKATOLK.COM – Mencapai Angkatan ke-5, SMK Pariwisata ANCOP telah banyak merajut kisah perjuangan generasi muda Flores Timur untuk menggapai kehidupan yang bermakna, bermartabat, dan berguna. 

Mengusung konsep berasrama, SMK Pariwisata ANCOP Likotuden berusaha untuk memberikan pengalaman pendidikan terbaik untuk generasi muda Flores Timur. Selain teori, diberikan kesempatan mengamalkan ilmu yang telah didapat dalam pengalaman kerja lapangan (PKL) dengan beberapa hotel dan tempat wisata yang berlokasi di Labuan Bajo, Bali, Jakarta, Kupang, dan Bajawa. Terhitung sejak 2017 hingga saat ini, sekolah ini telah mendidik 305 siswa.  Inilah kisah para murid yang telah dibagikan kepada HIDUP selama mengunjungi SMK ANCOP di Likotuden, Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada 25 hingga 28 Oktober 2021.

 Yohana Paulina Timu Hera
Ketua OSIS, Kelas XI Jurusan Usaha Perjalanan Wisata
Belajar Jadi Pemandu Wisata Keren

“Aku tinggal di Desa Lamika, Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur. Sekolah ini diperkenalkan oleh papa dan mama karena mereka adalah anggota Couple For Christ (CFC). Awalnya orangtua yang mendorong untuk bersekolah di sini. Aku pun tertarik karena berasrama itu punya kebiasaan hidup teratur. Sedangkan tertarik dengan sekolah pariwisata karena sudah terbukti punya kesempatan praktik di luar untuk cari pengalaman baru.

Dalam perjalanan, aku tertarik dengan peminatan Usaha Perjalanan Wisata (UPW) karena aku sendiri suka jalan-jalan. Aku punya cita-cita jadi pemandu wisata seperti kakak kelasku, Tesa. Aku liat Kak Tesa berani, pintar Bahasa Inggris, dan mentalnya bagus. Seorang pemandu wisata butuh mental yang bagus karena dibutuhkan keberanian untuk bertemu orang baru (turis) dan berbicara bahasa asing walaupun mungkin dengan kemampuan yang terbatas. Kerja magang di sini juga di luar seperti Labuan Bajo dan Bali. PKL penting bagiku untuk mencari pengalaman baru dengan situasi yang berbeda. Aku berharap PKLnya nanti ditempatkan di Labuan Bajo karena senang dengan tempatnya. Di sini aku belajar bahwa keberanian yang dibutuhkan untuk menjadi pemandu wisata yang keren itu harus memiliki kemampuan berani berbicara Bahasa Inggris dan memahami wilayah wisatanya.

Baca Juga:  Vitamin dan Suplemen untuk Lansia: Apa yang Perlu Diperhatikan?

Secara spesifik, di jurusan UPW, kami belajar mengenai ticketing (pengurusan tiket), guiding (pemandu), tour planning (jadwal tur), dan Meeting Incentive Conference Exhibition (MICE). Ticketing tentang pembuatan tiket untuk tour and travel. Tantangan belajar ini harus hafal kode-kode penerbangan di bandara. Guiding tentang pemanduan wisatawan dan mutlak diperlukan itu keahlian berkomunikasi dengan Bahasa Inggris dan mengenal wilayah wisata. Tour Planning tentang perhitungan dan pendistribusian pembuatan jadwal untuk wisatawan agar efisien. MICE lebih focus kepada pameran. Saat ini untuk bahasa kami belajar Indonesia, Inggris, dan Jerman (khusus ada di kelas X).

Semoga ke depannya SMK ANCOP lebih terkenal lagi karena beberapa kampung belum banyak tahu. Tahun depan semoga siswanya semakin bertambah banyak.”

Christy Maria Reynalda Unarajan
Kelas X
Jembatan Menggapai Mimpi

“AKU asli Lembata. Tahu ANCOP sejak kelas 6 SD karena poster ANCOP terpampang di depan rumah yang berada di depan jalan raya. Aku lihat brosurnya dan senang dengan jurusan yang ditawarkan. Jadi aku coba browsing di Instagram, Facebook dan akhirnya putuskan daftar di sini saat lulus SMP. Orangtua setuju sekali aku sekolah di sini. Aku juga senang di ANCOP karena ada asrama, hidup kami lebih teratur. Selain itu alasan utama memilih ANCOP karena aku ingin belajar lebih banyak Bahasa Inggris dan kebetulan aku juga suka travelling. Aku juga ingin pergi ke luar negeri bekerja di kapal pesiar, sehingga aku pilih ANCOP untuk belajar hal-hal baru.

Selain mata pelajaran yang bagus, persaudaraan di sini sangat tinggi. Kemampuan berempati melalui peduli dengan satu sama lain diasah. Kita bisa mengenal pribadi orang yang berbeda-beda, belajar hidup mandiri dan mengolah waktu susah dan senang. Sebagai anak kedua dari tiga bersaudara saya belajar kedisiplinan, harus belajar untuk dewasa dan ini baik untukku. Pembinaan rohani lewat Misa tiap pagi juga baik untuk imanku.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Harapannya semoga SMK ANCOP lebih berkembang, banyak yang minat masuk sini karena di sini keren sekali, walaupun terpencil jauh dari kota. Meskipun letaknya di kampung sekali tetapi sekolahnya lebih bagus daripada di kota. Fasilitas di sini bagus, ada kesempatan PKL. Baru-baru ini kami juga ada PKL hotel di Larantuka. Bagiku sekolah ini adalah jembatan untuk meraih mimpi dengan impian sudah di depan mata. Kalau di sekolah umum kita harus pikir setelah tamat mau ke mana, tapi di sini kita dilatih punya kemampuan dan tahu harus bagaimana. Para guru juga senantiasa beri arahan dalam memilih jurusan. Jadi saat ini saya sedang renungkan apa yang baik untuk diriku, sehingga kalau dapat kesulitan nanti  tetap semangat sebab ini pilihanku sendiri.”

Zakarias Suban Heran
Kelas XI Jurusan Perhotelan
Bangun Larantuka Sama-sama

 

“SAYA asli dari Desa Lamika. Masuk ANCOP mengikuti jejak kakak sepupu yang sudah tamat dari sini. Dia ambil jurusan perhotelan dan saya juga mengambil jurusan yang sama. Saya tertarik karena mendengar kisah pengalamannya yang melaksanakan PKL di Jakarta. Dengar itu saya terinspirasi mau ikut kayak dia. Syukurnya, orangtua sangat setuju saya bersekolah di sini dan saya juga tidak keberatan untuk tinggal di asrama.

Di perhotelan, banyak ilmu yang saya dapat. Saya belajar housekeeping, Food and Beverages (F&B), perhotelan, dan tata boga. Kebetulan saya ada hobi masak juga, klo ada acara besar pasti masak. Biasanya masak masakan khas daerah sini. Itulah yang senangi dari perhotelan karena ada tata boganya. Ada satu pengalaman berkesan yaitu saat kakak alumni datang dan kami mengadakan demo masak di lapangan dan ditonton banyak orang. Ada Bapa Uskup, kepala sekolah, orang kampung datang. Kami masak omelete, nasi goreng, dan buah potong. Saya pengen jadi seperti Chef Juna.

Sedangkan kendala yang kami hadapi untuk jurusan itu alat-alat office belum lengkap. Untuk itu, semoga faslitas office, F&B di sekolah ini lebih dilengkapi supaya Ketika terjun ke dunia kerja, kami sudah tahu alat-alatnya seperti apa. Semoga tahun ini lebih banyak murid lagi yang mendaftar dan orang-orang harus tahu sekolah ini supaya mereka juga bisa maju dan merasakan senangnya sama-sama. Kita bangun Larantuka sama-sama.”

Baca Juga:  Mengambil Makna di Balik Kemeriahan HUT Ke-75 RS Brayat Minulya Surakarta

Ana Maria Jari Kolin
Alumni SMK ANCOP, Angkatan 2017
Pengalaman Membanggakan

“INGIN selalu punya kemajuan adalah keinginanku. Di SMK ANCOP saya lihat bisa memperoleh hal ini. Saya juga lihat ada tata boga di sini dan ternyata digabung dengan perhotelan, jadi semakin ingin tahu cara bekerja di hotel. Suasana belajar dan berteman di sini juga menyenangkan. Selain ilmu dapat teman juga dari berbagai daerah dan kami tidak ada membedakan satu sama lain. Semuanya saling merangkul.

Ilmu yang saya pelajari di sekolah juga semakin berkembang sebab ditunjang dengan pengalaman PKL. Waktu itu saya mendapat penempatan di Bali. Ini menjadi suatu kebanggaan buat saya untuk bisa praktik di Bali tepatnya di Alindra Villa. Pengalaman di sana membuatku semakin maju karena bisa mengetahui berbagai alat-alat kerja yang di ANCOP belum ada. Apalagi, kepercayaan diri saya semakin meningkat karena bisa bertatap muka dengan para tamu sembari praktik bicara Bahasa Inggris. Dari awalnya memang gugup tapi akhirnya bisa lancar.

Sekarang saya sudah bekerja di Hotel Sunrise di Larantuka bersama teman angkatan saya, Mirna. Di hotel ini saya hanya bekerja delapan bulan karena dari keluarga menyutujui untuk saya melanjutkan studi di Trans Buana International School bagian perhotelan.

Saya berharap, semoga SMK ANCOP semakin maju. Para siswa lebih kreatif dan lebih maju. Semoga setelah tamat dapat pekerjaan yang lebih baik, lebih mudah, lebih cepat supaya bisa membantu orangtua dan bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.”

Felicia Permata Hanggu dari Likotuden, Larantuka, NTT/Angela Merici

HIDUP, Edisi No. 47, Tahun ke-75, Minggu, 21 November 2021

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles