HIDUPKATOLIK.COM – MEMPERINGATI hari Sumpah Pemuda ke-93 pada 28 Oktober 2021 yang diiringi dengan peringatan Hari Pahlawan ke-76, 10 November 2021, Alumnika UI menggelar 2 seri talkshow. Seri pertama, Rabu, 10 November 2021 pada pukul 19.00 – 21.00 dan Seri kedua, Sabtu, 20 November 2021 pukul 19.00 – 21.00.
Seri pertama dihadiri lebih 300 peserta baik melalui zoom meeting maupun channel youtube Alumnika UI, dari Jabodetabek, daerah hingga luar negeri. Pada seri pertama ini, para pembicara terdiri dari, Philip Gobang, Albertus Gregory Tan, Antya dan Ardya, Mikhail Gorbachev Dom, dan Bernadhet Daisy Kenconosari.
Philip Gobang, Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika RI berbicara tentang topik Percepatan Transformasi Digital untuk Indonesia Bangkit, Indonesia Tangguh.
Ia mengatakan, pertama, elemen-elemen penting dalam pembangunan saat ini yang menjadi prioritas Pemerintah mencakup, pertama, perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital. Kedua, roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, maupun sektor penyiaran. Ketiga, percepat integrasi Pusat Data Nasional. Keempat, siapkan kebutuhan SDM talenta digital. Kelima, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital.
Menurut Philip Gobang, Pemerintah juga melakukan percepatan transformasi digital sebagai upaya pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. “Percepatan transformasi digital yang berkelanjutan adalah elemen kunci dalam upaya pemulihan pascapandemi Covid-19, sekaligus menjadi komponen pendorong dalam membangun bangsa yang lebih tangguh dan berdaya,” demikian Philip Gobang mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo dalam kaitan dengan percepatan transformasi digital.
Sementarta itu, Antya dan Ardya, pembicara kedua yang adalah kakak beradik kembar berbagi tentang kiat-kiat untuk meraih beasiswa luar negeri menuju Indonesia Cerdas. Menurut mereka, saat ini begitu banyak tawaran beasiswa untuk belajar baik di dalam maupun luar negeri. Namun begitu, tentu untuk memperolehnya kita harus melalui tahap-tahap seleksi yang tentu tidak mudah.
Mereka berdua mengalaminya. Antya dan Ardya memperoleh beasiswa untuk studi jenjang S2 dan S3 melalui beasiswa, bahkan sejak mereka duduk di bangku Sekolah Menengah. Mereka kembali ke Indonesia pada tahun 2017 setelah sebelumnya mengenyam pendidikan dan bekerja di negara Jerman dan China.
Sebagai pegiat OMK di parokinya, Ardya dan Antya sering memimpin kegiatan kepemudaan lintas agama dan budaya mewakili parokinya. Walaupun memiliki latar belakang Business Management dan Arsitektur, Ardya dan Antya memiliki ketertarikan khusus dalam bidang pembinaan dan relasi antara manusia, kultur, bahasa asing, seni dan budaya.
Saat ini Antya sedang studi S3 bidang HR and Public Policy di sebuah Universitas di Czechoslovakia dan Ardya bidang Architecture di sebuah universitas di Jerman. Menurut keduanya, Motivation Letter merupakan salah satu hal penting untuk meyakinkan Lembaga pemberi beasiswa bahwa pengaju pantas memperoleh beasiswa. “Di situ kita mengungkapkan jati diri serta motivasi kuat, semangat kita terhadap bidang yang kita tuju.”
Disamping itu, menurut mereka, perlu melakukan research guna mencari lembaga-lembaga dan negara pemberi beasiswa agar dapat menentukan negara mana yang akan dituju dan mempersiapkan prasyarat yang dibutuhkan..
Mikhail Gorbachev Dom, Pengurus Alumnika UI bidang Pendidikan Lingkungan Hidup, mengatakan generasi muda berperan sangat penting dalam melakukan perubahan dalam komunitasnya agar masyarakat lebih melek lingkungan.
“Hal-hal sederhana dapat dilakukan mulai dari menghabiskan setiap makanan yang kita makan, menghemat penggunaaan listrik juga air di rumah, memperkecil penggunaan plastik, steorofom,” ujarnya.
Ditambah lagi, menurutnya, bahwa saat ini Indonesia sudah masuk pada masa yang serius untuk penanggulangan alam lingkungan di segala aspek kehidupan, sehingga peran masyarakat secara bersama sangat diperlukan serta pentingnya sosialisasi tentang kelestarian lingkungan hidup sejak dini.
Bernadhet Daisy Kenconosari, anggota Tim Peneliti Vaksin Booster Covid-19, antara lain mengatakan, masyarakat dapat membantu percepatan penyelesaian wabah Covid-19 selain mulai dari disilin diri untuk menjaga kesehatan dan melakukan protolol kesehatan, tetapi juga memberi sosialisasi yang benar kepada lingkungan sekitarnya serta berupaya memperoleh informasi dan data dari sumber yang tepat.
Albertus Gregory Tan, Pengembang Jala Kasih Gerakan Solidaritas Crowdfunding via MedSos menceritakan pengalamannya menggeluti kegiatan sosial kemanusiaan. Saat masih kuliah semester 5 di FISIP UI, ia merasa terpanggil untuk hadir di antara mereka yang berkekurangan. Tahun 2011 ia memulai gerakan solidaritas lewat media sosial berbentuk crowdfunding yang akhirnya menjadi awal mula lahirnya Jala Kasih dalam naungan Yayasan Vinea Dei” . Kegiatan utama Yayasan Vinea Dei adalah menyediakan “platform” penggalangan dana untuk membantu pembangunan rumah ibadah dan pembiayaan pendidikan anak-anak yang tinggal di daerah pelosok Indonesia. Saat ini Yayasan Vinea Dei telah membantu pembangunan 141 tempat ibadah dan 31 anak-anak yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Papua. Anggota Yayasan saat ini berjumlah 37 orang, yang berdomisili di Jabodetabek, serta di daerah-daerah dimana project Yayasan banyak dilakukan, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara. Di luar kegiatan sosial ini, ia tengah mengembangkan karirnya di sebuah bank swasta nasional.
Pada seri kedua nanti, akan tampil pembicara, Andre Hamboer, Founder Tuang Coffee dan Pembina Petani Kopi Ruteng (NTT), Eka Pamitra Wineka, CEO & Co-Founder Tani Hub Group, dan Lia Ellyhan, Owner of Valentino Mutiara & Ellyhan Jewelery; dan bertindak selaku moderator P. Marsha Adara (Google Account Manager ) dan Wahyu Baskoro (Financial Risk & Regulatory Manager, Deloitte )
Laporan Alumnika UI/FHS