HIDUPKATOLIK.COM – Pekan Biasa XXVII,Yun.3:1-10; Mzm. 130:1-2, 3-4ab, 7-8; Luk.10:38-42
DUA bersaudari, yaitu Marta dan Maria menyatakan ungkapan keramahan mereka menyambut kehadiran Yesus. Maria duduk dekat kaki Yesus mendengar dan menyerap kata-kata Yesus. Rupanya Maria memberi perhatian akan hal spiritual. Sementara Marta sibuk melayani dan mempersiapkan yang perlu disajikan kepada Yesus. Suatu sikap ramah, hanya sayangnya dia mengeluh karena saudarinya Maria tidak ikut dalam kerepotan itu. Dia berujar,“Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudariku membiarkan aku melayani sendiri?.” Yesus menanggapi, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian terbaik yang
tidak akan diambil dari padanya”. Yesus mengingatkan Marta agar memahami sikap Maria yang hening dan tenang sebentar untuk menghangatkan hati dengan Tuhan.
Bekerja, melayani itu perlu dan bagian hidup yang tidak boleh diabaikan. Tetapi hening dan bersimpuh untuk mendengar Tuhan itu juga perlu. Doa dan kerja dapat dilihat seperti dua sisi dari mata uang. Itulah hidup. Seriusi segala tugas, kerja, dan tanggung jawab sebagai bagian dari hidup. Tetapi ciptakan keheningan batin maka semua menjadi berarti dan sesuatu yang dilakoni akan dilakukan dengan penuh penghayatan. Keseimbangan doa
dan kerja baiklah diatur sedemikian rupa. Kerjakan doamu dan doakan kerjamu. Doakan hidupmu dan hidupi doamu. Jika demikian, kerja untuk mencari keperluan hidup berjalan baik, juga keheningan batin semakin membuat kegiatan penuh arti dan makna.
Pastor Octavianus Situngkir, OFMCap , Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)