HIDUPKATOLIK.COM – DENGAN tegas, Alberth Assem, SE mengatakan, “Politik adalah cara untuk menguatkan, mempersatukan, dan cara untuk melunasi janji-janji kemerdekaan. Setiap orang harus menyadari bahwa politik adalah alat paling efektif untuk membuat sebuah perubahan dan kemajuan bangsa.
“Untuk mencapai tujuan itu butuh peran Pemuda Katolik sebagai bagian dari anak bangsa. Partisipasi Pemuda Katolik sangat dibutuhkan di bidang politik agar bisa mewarnai politik yang ‘kotor’ menjadi politik yang bermartabat,” jelas Alberth dalam Konferensi Pemuda Katolik Se-Papua Barat, Selasa, 29/9/2021.
Pembina Pemuda Katolik KOMDA Papua Barat ini membawakan tema, “Peran Pemuda Katolik Dalam Bidang Politik dan Sosial Kemasyarakat”. Ia menyebutkan peran Pemuda Katolik bisa tergambarkan dalam usaha mempersatu bangsa.
Sebutnya lagi, hal paling penting dalam usaha mempersatukan bangsa adalah Pemuda Katolik perlu mengesampingkan perbedaan berdasarkan suku, agama, ras, budaya. “Hal ini bertujuan agar tidak mempertajam konflik antar sesama,” katanya.
Alumni PMKRI Makassar sekaligus perintis Pemuda Katolik Papua Barat ini setuju bila Pemuda Katolik perlu memiliki andil dan terlibat dalam politik.
“Salah satu tujuannya adalah agar memurnihkan idealisme bangsa yang saat ini telah terkontaminasi dengan paham radikalisme, intoleransi, sukuisme, atau gerakan inklusivisme lainnya,” ujar Alberth.
Hal lain yang menjadi perhatian Alberth dalam pematerinya adalah Bangsa Indonesia sangat membutuhkan kader-kader Pemuda Katolik terjun di bidang politik untuk melunasi janji-janji kemerdekaan yang belum selesai.
Menurutnya, janji-janji yang belum terlunasi itu bisa digambarkan di bidang persaudaraan, persatuan, kemanusiaan, keadilan, atau keimanan. Bidang-bidang sentral ini selalu menyisahkan pekerjaan rumah yang belum selesai. “Kita Pemuda Katolik terpanggil untuk menyelesaikan persoalan-persoalan ini.” Dalam penalaran Alberth, ada banyak jalan untuk menyelesaikan persoalan bangsa dan tapi politik adalah salah satu jalannya.
Untuk itu, Alberth berharap, “Pemuda Katolik tidak perlu apatis terhadap politik. Bila nasionalisme dan profesionalisme yang ada pada tubuh birokrasi di Indonesia tercoreng karena ulah beberapa birokrat, Pemuda Katolik harus tampil sebagai ikon politik yang menampilkan politik yang bermartabat yang memanusiakan manusia,” tegas Alberth.
Alberth berkeyakinan bahwa ketika nilai-nilai kebaikan dalam politik dilupakan, akan tampil sosok-sosok hebat dari Pemuda Katolik yang siap membuka gerbang perubahan di bidang politik.
“Membaca tujuan mulia dari politik ini, saya berpikir kader-kader Pemuda Katolik sangat layak mengambil posisi sebagai politikus yang bermartabat. Nilai-nilai kekatolikan akan berjalan seiring dengan nilai-nilai kebangsaan yang menggelora dalam hati para Pemuda Katolik,” katanya berkeyakinan.
Yusti H. Wuarmanuk
Laporan: Pemuda Katolik Komda Papua Barat