HIDUPKATOLIK.COM – BEBERAPA hari ini saya selalu teringat dengan salah satu kalimat yang sangat terkenal pada suatu cerita dongeng di masa kecil dulu. Cerita suatu dongeng anak sebelum tidur , cerita dongeng 1001 malam. “Mirror, mirror on the wall, who’s the fairest of them all???… Itu adalah salah satu kalimat yang sangat terkenal yang ada pada cerita dongeng Putri Salju atau Snow White.
Dahulu kala diceritakan bahwa ada seorang putri yang sangat cantik. Ia di buang ke hutan dan ingin dibunuh oleh ibu tirinya. Putri ini selamat dari bahaya itu dan ia bertemu dengan tujuh orang kurcaci yang baik hati. Mereka tinggal bersama dan menjadi teman di hutan itu.
Mirror atau cermin adalah suatu benda yang sering dijumpai oleh ibu tiri Putri Salju. Ibu tiri ini selalu bertanya kepada cermin itu untuk mengetahui siapakah yang paling cantik di dunia ini? Siapapun yang lebih cantik dari dirinya akan dibunuh, termasuk sang Putri Salju.
Ketika ibu tiri mengetahui Putri Salju itu tidak mati dan hidup di hutan. Maka bergegaslah ia pergi dan menyamar menjadi seorang nenek. Ia membawa apel beracun dan memberikannya untuk dimakan oleh sang Putri. Setelah makan apel beracun, Putri itu pun tertidur untuk waktu yang tak jelas lamanya. Diakhir cerita mantra sihir tertidurnya Putri Salju baru bisa dipatahkan. Sang Putri Salju yang tertidur itu mendapatkan true love kiss dari seorang Pangeran. Happy Ending dech….
Apakah anda pernah bercermin? Bagian manakah yang sering anda lihat? Di bagian luar atau di bagian dalam diri anda?
Menurut saya, cermin adalah benda yang bisa menggambarkan diri saya secara detail dan jelas. Wajah saya yang kucel, kurang tidur, cantik, jelek, sedih, senang, marah, kesal semuanya itu bisa terlihat bila saya berdiri didepan cermin. Bulu mata lentik yang tahan badai itu juga susah dipasang bila tidak ada cermin…. Tanpa cermin hidup ini terasa kurang menyenangkan atau mungkin kurang bervariasi kali ya…. hahahaha…
Ketika saya bercermin, saya hanya akan melihat bagian luar diri saya sendiri…. Saya bersyukur karena sudah diciptakan sempurna dan baik menurut kehendak Tuhan. Terlahir dengan tinggi yang semampai dan wajah yang lumayanlah. Tubuh dan wajah ini apa adanya musti bisa diterima dengan baik karena sudah dari sananya tercipta demikian.
Saya punya banyak kelemahan dan kekurangan tetapi saya percaya bahwa saya juga punya banyak hal-hal baik yang telah Tuhan siapkan. Untuk menyadari dan menerima keadaan diri sendiri itu tidaklah mudah. Sepanjang perjalanan hidup ini saya berusaha dan mencoba untuk bisa menerima keadaan saya apa adanya. Mungkin ketika bercermin saya akan berhayal. Seandainya saya bisa secantik artis itu atau sehebat orang itu… hahaha
Cermin diri bisa dilihat di mana-mana dengan keadaan yang berbeda-beda. Entah itu baik ataupun kurang baik, di waktu yang baik ataupun di waktu yang kurang baik. Misalnya ketika dalam suatu pelayanan bisa saja saya atau anda merasa sudah melakukan yang terbaik.
Tetapi saya atau anda masih saja dikritik atau dikatakan tidak melakukan yang terbaik. Adakalanya saya akan lelah untuk menanggapi hal-hal tersebut. Maka mungkin sebaiknya saya akan berpura-pura tidak tahu dan tidak perlu pula untuk menanggapinya. Saya akan menutup mata untuk tidak melihat hal-hal tersebut. Saya juga akan menutup telinga sehingga tidak perlu mendengar suara-suara sumbang yang dilontarkan pada diri saya. Saya hanya meminta Tuhan saja untuk membantu dan memulihkan hati serta pikiran supaya bisa menerima segalanya dengan lebih baik. Saat ini juga merupakan waktunya bagi saya untuk kembali introspeksi diri. Apakah saya sudah menjadi cermin yang baik?
Cermin diri yang baik menurut saya adalah mata dan hati yang bisa melihat diri sendiri atau orang lain bukan hanya dari luarnya saja. Bukan dari penampilan atau apa yang saya lihat. Tetapi bisa juga melihat diri sendiri dan orang lain lebih kedalam, melihat dengan hati. Bisa melihat dari berbagai sisi baik itu positif maupun negatif. Cermin diri yang baik akan memancarkan aura diri positif yang bisa memberikan kebahagian, sukacita dan kebaikan bagi diri sendiri serta sesama.
Untuk bisa menjadi cermin diri yang baik, saya akan selalu bercermin kepada pribadi yang sangat baik dan selalu rendah hati. Dia yang mengajarkan kebaikan dan keselamatan bagi banyak orang. Dia adalah Tuhan sang penguasa kehidupan. Cermin diri yang paling sempurna dan ideal. Dia yang tidak akan pernah meninggalkan anda sendirian. Dia yang akan selalu hadir disetiap anda mau bercermin dan introspeksi diri. Apakah anda sudah bercermin kepada Dia?
Yuk kita bercermin untuk bisa melihat diri kita sendiri dengan lebih baik lagi. Apakah kita sudah menjadi pribadi yang baik menurut Tuhan dan sesama?
Cermin-cermin di dinding, siapakah aku ini?
Eviantine Evi Susanto, Kontributor, Ibu Rumah Tangga