HIDUPKATOLIK.COM – Kabar baik harus tersampaikan di dunia pendidikan para Ursulin. Lewat Kabar Baik, setiap orang merasa diakui, diterima, dan dicintai dengan tulus.
MEMBACA dan mendalami pribadi St. Angela Merici kita bisa menemukan bahwa St. Angela tidak memiliki bentuk kerasulan tertentu. Ia tidak memulai sebuah karya pendidikan. Kerasulannya adalah menyampaikan kabar baik kepada semua orang yang ditemui dalam peziarahan hidupnya. Hingga pada akhirnya, St. Angela lewat bimbingan Roh Kudus mendirikan Kompani Santa Ursula di Brescia, Italia sebagai “wadah” mengabdi kepada Tuhan khususnya kepada para gadis yang tidak menikah.
Sejak itu, sepanjang hidupnya sampai akhir hayat tahun 1540, St. Angela mencurahkan seluruh kekuatan untuk membentuk para putri dengan menanamkan spiritualitas yang kuat. Kata-kata St. Angela pada kemudian hari bisa kenal dalam bentuk regula, nasehat, dan warisan.
Pusat pada Kristus
Dalam setiap regula, nasehat dan warisannya, St. Angela mengharapkan para pengikutnya untuk menjadikan Kristus sebagai pusat dan menjalin relasi personal dengan-Nya. Setiap ajaran dan perkataan Kristus pada dasarnya tidak terlepas dari pesan Kristus kepada umat beriman yang ditemukan dalam Kitab Suci.
Sebagai pengikut St. Angela, persekolahan Yuwati Bhakti Sukabumi mencoba membangun karya kerasulannya sesuai regula, nasehat, dan warisan St. Angela. Hidup doa dan karya menjadi kekuatan utama yang harus dihidupi setiap pengikuti St. Angela. Doa baik pribadi maupun bersama harus dihidupi dalam komunitas, keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Kampus Yuwati Bhakti menyadari bahwa St. Angela adalah orang kudus yang kata-katanya bersifat pedadogis yang dipakai dalam kerasulan pendidikan. Maka para pengikutnya juga harus menyadari bahwa semangat pendidikan Ursulin tak lain berlandaskan semangat Soli Deo Gloria (Hanya Demi Kemuliaan Tuhan). Semangat ini menjadi dasar para Ursulin di dunia pendidikan. Kemuliaan Tuhan harus terekam dalam kesadaran bahwa anak didik adalah pribadi-pribadi yang unik, ciptaan Tuhan dengan ragam keutamaan hidup. Maka setiap peserta didik harus dibantu untuk bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh, seimbang: berpusat pada Tuhan dan mengasihi serta terlibat pada sesama.
St. Angela dalam setiap pengalaman hidupnya, selalu menasehati para putri dan pengikutnya agar benar-benar mengabdikan diri dengan tulus. Semboyan Serviam (Aku Mengabdi) adalah semangat yang penting dalam pendidikan Ursulin. Dasar seorang Ursulin mengabdi tak lain karena sadar bahwa Allah lebih dahulu memberi diri dengan mengutus Putra-Nya untuk menebus dosa manusia. Atas pengalaman ini, para Putri Ursulin harus membuka diri bagi pendidikan yang memanusiawikan orang lain.
Tahun ini Ursulin Sukabumi dan Kampus Yuwati Bhakti telah memasuki usia 95 tahun. Harus disadari bahwa menjadi pendidik adalah suatu panggilan khusus, sebuah tugas mulia karena membimbing anak-anak Allah. Maka hendaknya setiap orang harus dicintai dan dihargai. Hendaknya juga dalam berkarya kebaikan hati, semangat berkorban, dan cinta kasih menjadi kebajikan-kebajikan dasar.
Teman perayaan 95 tahun adalah “Terus Berbuah, Demi Eksistensi, dan Keberlanjutannya”. Tema ini seakan menjadi mercusuar bagi para Ursulin dan pengikut St. Angela di Sukabumi bahwa pada masa sekarang akan menghadapi ragam tantangan yang bisa saja melemahkan semangat pengabdian sebagai pengikut St. Angela. Tetapi kita harus sadar setiap putri Ursulin dan pengikut St. Angela harus terus berbuah setiap masa agar karya kerasulan St. Angela terus dirasakan oleh semua orang. Ini tugas yang tidak mudah, tetapi kita percaya Kristus akan selalu menyertai kita sampai akhir zaman.
Oleh Sr. Sr. Elisabeth Sri Utami, OSU, Ketua III, Kampus Yuwati Bhakti Sukabumi, Jawa Barat
HIDUP, No. 29, Tahun ke-75, Minggu, 18 Juli 2021