web page hit counter
Sabtu, 23 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Uskup Jayapura, Mgr. Leo Laba Ladjar, OFM: Tergerak oleh Belas Kasih

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COMRenungan Minggu, 18 Juli 2021 Minggu Biasa XVI, Yer. 23:1-6; Mzm. 23:1-3a, 3b-4, 5, 6; Ef 2:13-18; Mrk. 6:30-34

PENGINJIL Markus memberikan gambaran yang singkat dan jelas tentang Yesus sebagai gembala umat. Ditemani oleh murid-murid pilihan, Yesus sibuk melayani orang-orang yang datang dan pergi tak henti-hentinya. Ketika terasa kebutuhan untuk sejenak beristirahat dan makan, mereka mendayung perahu mencari pantai yang sepi. Tetapi orang banyak mendahului mereka melalui jalan darat. Yesus tidak menjadi gusar. Dia terharu melihat orang banyak itu yang seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Hati-Nya tergerak oleh belas kasih kepada mereka. Lalu Ia mulai mengajarkan banyak hal kepada mereka. Mereka mendengarkan dengan tekun sampai larut sore hari sehingga tidak sempat mencari makan. Yesus memberi mereka makan, ungkapan gembala yang baik yang menyediakan padang rumput yang hijau bagi domba-dombanya.

Yesus melaksanakan penggembalaan-Nya dengan mengajarkan banyak hal. Ia menyembuhkan berbagai penyakit dan memberi mereka makan. Dengan  cara-cara itu, Dia menghimpunkan domba-domba yang tercerai berai. Gambaran itu kontras dengan gembala-gembala umat Israel yang disindir oleh nabi Yeremia: mereka itu tidak menjaga domba-domba tetapi membiarkannya terserak dan tercerai-berai. Yesus sendiri mengecam gembala-gembala Israel yang sezaman dengan-Nya, karena mereka mengajarkan hukum Musa tetapi tidak melaksanakannya dan hanya “menggembalakan dirinya sendiri” (Yeh. 34:8).

Baca Juga:  Keuskupan Sibolga dari Sinode ke Sinode, Terus Bertumbuh dan Berakar

Yesus adalah “Tunas Adil” yang menggembalakan umat dalam keadilan dan kebenaran. Hati-Nya tergerak oleh belas kasih, daya ilahi, kerahiman Allah,  yang mengalir dari lubuk hati-Nya yang terdalam. Allah adalah Bapa yang Maharahim yang mau mengumpulkan semua anak-Nya dalam rumah-Nya. Anak yang menghilang jauh dari rumah Bapa juga tetap dinantikan sampai kembali.

Yesus diutus untuk menghadirkan kasih dan belas kasih Allah itu agar semua disatukan kembali dalam satu keluarga Bapa. Rasul Paulus menyimpulkan misi Yesus sebagai pemersatu dan pendamai: Yesus adalah damai sejahtera kita, yang mempersatukan kita dengan Allah dan dengan sesama (Ef. 2:14). Yesus mau mempesatukan semua orang menjadi satu kawanan, tetapi Ia mulai dengan pendekatan pribadi yang menyentuh hati orang dan menyatukan kembali hati yang terpecah oleh berbagai alasan. Misi Yesus untuk menyatukan hati orang dan menyatukan semuanya menjadi satu kawanan adalah proses yang panjang tetapi yang terus maju tahap demi tahap dengan lanjutan penggembalaan oleh murid-murid-Nya.  Yesus menyertai mereka dengan doa-Nya: agar mereka semua bersatu menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

Baca Juga:  Perlu Peningkatan Kapasitas, Unio Regio Makassar-Amboina-Manado Adakan Pelatihan Motivasi dan Kepemimpinan kepada Para Imam

Dalam Tahun Keluarga ‘Amoris Laetitia’ yang sedang kita jalani, baiklah kita angkat ajakan Paus Fransiskus menyangkut penggembalaan dalam perkawinan dan keluarga. Berulang kali Paus mengajak para pastor untuk menggembalakan umat dengan mengikuti jalan Yesus, yaitu jalan belas kasih dan pemulihan. Hakikat perkawinan kristiani sebagai pantulan persatuan Kristus dan Gereja-Nya harus diwujudkan dalam persatuan kasih suami istri dengan setia sampai mati dan terbuka untuk penerusan kehidupan. Inilah idealnya perkawinan kristiani.

Akan tetapi nyatanya,  selalu ada noda-noda yang mengaburkan kekudusan perkawinan, seperti bentuk-bentuk persatuan yang bertolak belakang dengan yang ideal itu. Mereka tetap anggota Gereja meskipun bermasalah. Maka tanpa mengurangi ideal yang Injili, para gembala harus mendampingi mereka dengan kesabaran dan belas-kasih; pastor harus membesarkan hati mereka  untuk tetap ikut serta dalam kegiatan-kegiatan umat, sambil dibantu untuk membuka diri  menantikan turunnya kerahiman Allah untuk memulihkan keadaan mereka. Paus Fransiskus berulang kali menegaskan pendekatan penggembalaan dengan hati: “Karena belas kasih adalah dasar kehidupan Gereja maka semua aktivitas pastoralnya harus memancarkan kelembutan hati…dalam khotbah dan kesaksiannya bagi dunia, tidak boleh tanpa belaskasih.”(Amoris Laetitia,310).

Tergeraklah hati Yesus oleh belas kasih kepada mereka (Mrk 6:34).

HIDUP, Edisi No.29, Tahun ke-75, Minggu, 18 Juli 2021

Baca Juga:  Pementasan Teater dan Konser Mini “Bukan Pahlawan Biasa” SMA Karya Budi Putussibau

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles