web page hit counter
Jumat, 22 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Lange Nacht der Kirchen: Setelah Lockdown Austria Membuka Gereja Hingga Tengah Malam

5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Wisata malam di gereja? Pernahkah anda membayangkan hal ini akan dilakukan di Indonesia?

Selama lebih dari satu tahun terakhir Austria berulang kali memberlakukan lockdown demi menekan angka infeksi. Efek dari pemberlakuan lockdown ini pun ikut dialami oleh gereja-gereja. Pada masa lockdown pertama, semua gereja ditutup, umat hanya melakukan Perayaan Ekaristi secara virtual. Pada lockdown kedua, gereja diijinkan untuk mengadakan Perayaan Ekaristi secara tatap muka, namun dengan pembatasan jumlah umat dan tidak ada lagu yang dinyanyikan. Pada lockdown ketiga beberapa gereja tidak lagi membatasi jumlah umat, hanya saja tetap tidak ada lagu yang dinyanyikan bersama.

Mulai 19 Mei 2021 pemerintah Austria kembali mengizinkan masyarakat beraktivitas secara normal. Pertokoan, restoran, salon kembali beroperasi setelah sekian lama harus menutup usahanya. Gereja-gereja pun lebih mendapat kelonggaran untuk diperbolehkan menyanyi dalam Perayaan Ekaristi.

Baca Juga:  Buah-buah Sinode III Keuskupan Sibolga Harus Menjadi Milik Seluruh Umat

Pada 28 Mei 2021 di seluruh wilayah Austria dilakukan kegiatan “Lange Nacht der Kirchen” yang kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia artinya malam panjang di gereja. Dalam kegiatan ini, gereja-gereja mengadakan berbagai program acara hingga tengah malam dan seluruh masyarakat bisa mengunjungi gereja-gereja hingga tengah malam. Program acara yang diadakan misalnya konser musik, pertemuan dialog dan diskusi, pameran lukisan dan berbagai karya seni lainnya, hingga Perayaan Ekaristi dan adorasi.

Fakta-fakta kegiatan Lange Nacht der Kirchen:

  1. Program Lange Nacht der Kirchen pertama kali diadakan tahun 2005 dan rutin dilakukan setiap tahun saat musim semi. Hanya saja tahun 2020 tidak diadakan karena pandemi dan Austria memberlakukan lockdown.
  2. Sebanyak 800 gereja di seluruh wilayah Austria turut serta dalam program ini dengan berbagai kegiatan berbeda. Sedangkan di wilayah Keuskupan Wina ada sekitar 180 gereja yang turut serta.
  3. Seluruh gereja secara bersamaan membunyikan lonceng selama pukul 17.50 hingga 18.00 sebagai tanda dimulainya Lange Nacht der Kirchen.
  4. Kegiatan ini melibatkan sekitar 10.000 sukarelawan dalam merancang program di tiap gereja. Diperkirakan sekitar 350.000 orang mengunjungi gereja-gereja selama kegiatan Lange Nacht der Kirchen.
Baca Juga:  Kongregasi Misionaris Claris Tingkatkan Kompetensi Para (Calon) Anggota

Saya sendiri mengunjungi Stephansdom, katedral di Kota Wina dalam kegiatan Lange Nacht der Kirchen. Selama 1 jam Perayaan Ekaristi berlangsung, dipimpin oleh Pastor Paroki Pater Faber dengan diiringi musik yang diaransemen oleh Angelika dan Constanze Huber. Kemudian dilanjutkan dengan adorasi dan konser musik. Stephansdom sendiri membatasi pengunjung hanya 350 orang yang bisa masuk pada waktu yang sama dari kapasitas yang sebenarnya untuk 1500 orang.

Suasana adorasi di Stephansdom (Foto: Sr. Bene Xavier)

Yang menarik dari program yang diadakan di Stephansdom adalah adanya instalasi seni karya Billi Tahnner berjudul “Himmelsleiter” yang artinya tangga ke surga. Ia membuat instalasi lampu berbentuk tangga, mulai dari lantai dasar di dalam gereja hingga menembus atap dan di luar gereja, tangga tersebut berdiri di dinding menara lonceng hingga puncak. Sehingga sekilas tampak tangga tersebut tembus ke langit.

Baca Juga:  Perlu Peningkatan Kapasitas, Unio Regio Makassar-Amboina-Manado Adakan Pelatihan Motivasi dan Kepemimpinan kepada Para Imam
Instalasi seni “Himmelsleiter” (tangga ke surga) karya Billi Thanner (Foto: Sr. Bene Xavier)

Di halaman katedral pun terdapat sebuah panggung besar yang selama pukul 22.30 hingga 24.00 menampilkan berbagai pertunjukan seni, mulai dari teater, musik, tari yang semuanya diiringi oleh sebuah kelompok orkestra. Acara ini disiarkan secara langsung di stasiun televisi nasional Austria. Beberapa sukarelawan mengenakan kostum abad pertengahan menjawab berbagai telepon yang masuk dari masyarakat yang ingin menyumbang untuk biaya renovasi katedral.

Apakah Gereja Indonesia terinspirasi juga untuk mengadakan kegiatan serupa?

Salam dari Kota Wina, Austria 

Sr. Bene Xavier

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles