web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

MANAJEMEN: KITA BEKERJA UNTUK SIAPA: DIRI SENDIRI, ORGANISASI, ATAU ATASAN?

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – KLUB sepakbola Atletico Madrid memastikan dirinya menjadi juara La Liga Spanyol musim 2020-2021 untuk ke-11 kalinya dalam sejarah kompetisi yang dimulai sejak tahun 1929. Dalam pertandingan penutup musim di Valladolid pada Sabtu (22/5/2021), Atletico menang 2-1 atas tuan rumah Real Valladolid. Gol penentu kemenangan dicetak oleh pemain senior penyerang Luis Suarez (34 tahun).

Terakhir Atletico menjadi juara kompetisi kelas teratas di Spanyol itu adalah tahun 2013-2014. Biasanya yang langganan juara adalah 2 klub terkemuka di dunia yaitu Real Madrid (34 kali, terakhir 2019-2020), atau Barcelona dengan pemain mahabintang Lionel Messi (26 kali, terakhir 2018-2019).

Pada musim ini, Barcelona hanya menduduki posisi ketiga, mundur 1 posisi dari tahun sebelumnya. Karena gagal menjadi juara musim lalu, yang direbut oleh pesaing terkuatnya yaitu Real Madrid, maka Barcelona melakukan beberapa perombakan dan mendatangkan pelatih baru. Termasuk di dalamnya adalah menyingkirkan pemain Suarez tadi yang sudah membela Barcelona selama 6 musim. Suarez lalu ditampung oleh Atletico tanpa biaya transfer.

Suarez sedih harus meninggalkan Barcelona yang dibanggakannya, termasuk meninggalkan teman baik yaitu Messi. Namun apa daya, manajemen Barcelona setuju dengan pelatih baru untuk melepaskannya karena dianggap sudah tidak sesuai dengan rencana pembentukan tim andalan yang diinginkan.

Ternyata Suarez masih bisa berprestasi maksimal di Atletico, berhasil mencetak 21 gol dalam 32 kali penampilan di La Liga (di samping beberapa gol lainnya di kompetisi yang lain). Termasuk gol penentu kemenangan di pertandingan terakhir yang memastikan Atletico menjadi juara musim ini.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Menghadapi Perubahan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita berada di dalam sebuah komunitas atau organisasi, dan bekerja sama dengan orang-orang lain secara bersama-sama dalam tim. Setiap anggota akan selalu berusaha memberikan yang terbaik dari dirinya masing-masing sesuai cita-cita dan harapan organisasi. Layaknya organisasi, ada beberapa peran yang berbeda-beda, dan setiap orang memainkan peran tertentu sesuai kemampuannya, saling melengkapi demi mencapai sasaran organisasi itu.

Seiring dengan perjalanan waktu, sasaran organisasi terus diperbarui dan disesuaikan dengan perkembangan. Demikian pula kinerja seseorang yang berada di dalam organisasi itu juga terus berubah. Ada yang berubah menjadi lebih baik, tetap, atau bahkan menurun. Penyebab menurunnya kinerja bisa bermacam-macam. Misalnya secara alamiah karena bertambahnya umur, maka energi dan kelincahan seseorang bisa kalah bersaing dengan yang lebih muda.

Selain itu dan yang sering dianggap selera adalah mana kala terjadi perubahan manajemen (khususnya pemilik modal) dan pimpinan (pelatih), maka seseorang bisa saja dinilai sudah tidak bisa diharapkan untuk menghasilkan prestasi tertentu. Apalagi dengan alasan paket, manajemen atau pelatih baru bisa membawa teman-temannya (‘bedol desa’) untuk menggantikan orang-orang yang lama.

Faktor lain adalah motivasi seseorang untuk terus berprestasi dan hubungan antar-personal dengan anggota tim yang lain. Mungkin karena merasa sudah jenuh, ‘baper’-an, pertimbangan keluarga, atau hendak mencari pengalaman dan ‘rumput yang lebih hijau’, seseorang dapat juga keluar dari tim.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Di tempat yang baru, bersama tim yang baru dengan atasan baru, suasana baru, sebagai pembuktian tidak gagal, dan aneka alasan lain, seseorang yang pindah (sukarela atau terpaksa) ke tempat baru, bisa saja menemukan gairah baru yang memungkinkannya justru lebih berprestasi. Suarez di atas adalah sebuah contoh nyata. Dia membuktikan diri masih bisa berperan di klub baru Atletico menjadi juara, meninggalkan Barcelona yang juga bercita-cita menjadi juara di tempat dan waktu yang sama.

Di Indonesia, pernah seorang profesional senior di bidang otomotif yang berjasa ikut mengembangkan perusahaan otomotif yang didirikan oleh pamannya. Oleh karena perkembangan bisnis dan alasan lainnya, dia terpaksa harus meninggalkan perusahaan tersebut (kabarnya hingga 2 kali). Profesional itu lalu membentuk usaha baru dan ternyata berhasil hingga menempatkannya sebagai salah satu orang terpandang di negeri ini.

Orang yang diberhentikan dari organisasi karena alasan apa pun juga (kinerja, reorganisasi, reorientasi, restrukturisasi, relokasi, perubahan manajemen, dan lain-lain), tetap dapat hidup dan berkembang di tempat dan waktu yang lain. Modal utama yang dikumpulkan sebelumnya seperti dana tabungan, pengalaman kerja dan kinerja, relasi, reputasi atau integritas, visibilitas (exposure), dan lain-lain bisa merupakan alat pengungkit keberhasilan di tempat usaha yang baru.

Pengungkit (leverage) dari orang atau lembaga yang dihormati, adalah salah satu sarana strategis untuk memulai dan mengangkat kembali kehormatan seseorang, sekali pun baru saja dicampakkan di tempat sebelumnya. Seperti kata penulis Al Ries dan Jack Trout dalam buku mereka Horse Sense, untuk mencapai tujuan yang lebih jauh dan lebih tinggi, kita butuh bantuan kuda pacu.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Kuda pacu memang bisa mengantarkan seseorang ke tempat tujuan lebih cepat (awal), namun reputasi seperti kinerja dan integritas seseorang adalah kunci sukses yang penting. Seorang profesional yang terus belajar, mengembangkan kemampuan teknis fungsional, manajerial, kepemimpinan, komunikasi sosial, akan lebih mudah berkembang lagi di lingkungan kerja dan tempat usaha yang baru. Suarez adalah contoh orang yang terus mengembangkan dirinya sendiri, dan bisa beradaptasi dengan tim pemain dan manajemen yang baru. Sekali pun klub Atletico adalah lawan dari Barcelona selama ini.

Kita Bekerja untuk Siapa?

Ekosistem organisasi dan atasan (kepemimpinan) tempat seseorang bekerja bisa berubah hingga bubar (setiap saat) dan sangat bisa mengancam eksistensi seseorang yang bekerja di dalamnya. Namun seseorang bisa tetap berdaya tahan dan berdaya saing, pertama-tama di atas kemampuan dan reputasinya sendiri. Di mana pun dan sampai kapan pun. Dengan demikian, perubahan (rencana) organisasi atau atasan, tidak perlu sampai terlalu memengaruhi hak hidup seorang profesional.

Seorang profesional yang bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri, secara bersamaan juga bekerja untuk kemuliaan organisasi dan atasannya. Namun organisasi dan atasannya tidak selalu bekerja untuk anggotanya, mana kala ada perubahan dan ada yang harus ditinggalkan (dikorbankan).

Cosmas Christanmas, Kontributor

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles