web page hit counter
Jumat, 22 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

MENGAPA HARI KENAIKAN ISA-ALMASIH LIBUR NASIONAL

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – KAMIS 13 Mei 2021 ini, sebagian besar umat Kristiani di dunia kembali merayakan hari Kenaikan Isa Al-Masih. Disebut “sebagian besar” sebab mungkin ada ritus Kristen lain yang merayakannya pada hari berbeda. Karena dirayakan 40 hari setelah hari Minggu Paskah Kebangkitan Yesus, maka perayaan hari Kenaikan Isa Al-Masih sudah pasti selalu jatuh pada hari Kamis.

Hari tersebut menjadi salah satu hari libur resmi di Indonesia (entah sejak kapan sejarah dimulainya). Hanya ada 10 negara di Eropa yang meliburkannya saat ini yaitu Austria, Belanda, Belgia, Denmark, Finlandia, Jerman, Luksemburg, Norwegia, Perancis, dan Swedia. Selain itu adalah Vanuatu (di Samudera Pasifik Selatan) Lihat https://www.timeanddate.com/holidays/common/ascension-day

Tanpa pengetahuan tentang hari libur tersebut di negara lain, saya dalam perjalanan dinas ke Belanda, menyempatkan diri singgah di Roma, Italia, pada hari Kamis 17 Mei 2007. Jadwalnya sengaja dibuat demikian karena berharap dapat mengikuti misa terbuka peringatan Kenaikan Isa Al-Masih itu bersama Paus Benediktus XVI di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

Baca Juga:  Keuskupan Sibolga Lima Tahun ke Depan

Saat itu Paus yang sudah sepuh itu tidak muncul karena cukup lelah setelah perjalanan jauh kepausan di Amerika Latin. Namun faktanya adalah bahwa pada tanggal itu bukanlah hari libur di Italia yang 74,4% penduduknya tercatat sebagai beragama Katolik. Italia bukanlah negara agama, biasa disebut sekuler karena memisahkan urusan agama dari pemerintahannya.

Indonesia juga bukan negara agama. Namun karena Pancasila, semua hari raya dari 6 agama yang diakui resmi oleh negara, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Konghuchu, dijadikan hari libur nasional. Namun, apakah hari Kenaikan Isa Al-Masih itu hari raya libur atau ‘sekadar’ peringatan saja?

Pada tahun 2003, hari Kenaikan Isa Al-Masih jatuh pada Kamis 29 Mei. Namun dalam kerangka pemikiran hari libur panjang untuk mendorong rekreasi dan turisme, pemerintah kita waktu itu meliburkannya pada hari Jumat 30 Mei 2003 (seingat saya hanya digeser sekali itu saja). Mungkin menganggap hari Kenaikan Isa Al-Masih bisa saja diperingati sehari setelah itu, sehingga diliburkan pada hari Jumat agar menyambung dengan akhir pekan (Sabtu dan Minggu).

Baca Juga:  Buah-buah Sinode III Keuskupan Sibolga Harus Menjadi Milik Seluruh Umat

Terlepas dari itu, mungkin karena peninggalan dari masa penjajahan Belanda, kita menikmati warisan hari libur Kenaikan Isa Al-Masih itu sampai sekarang. Umat Kristen (Protestan dan Katolik) di Indonesia hanya sekitar 10% dari total penduduk yang sekarang berjumlah 271,35 juta jiwa (Sensus Penduduk 2020). Di samping itu umat Kristen di Indonesia mendapat hari libur nasional Natal dan Jumat Agung.

Di Filipina, Presiden Duterte menetapkan Hari Raya Idul Fitri sebagai hari libur nasional sejak tahun 2018. Hal ini menarik karena jumlah penduduk yang Muslim di Filipina adalah sekitar 6% dari mayoritas penduduk beragama Katolik. Sebuah pengakuan bagi semua umat beragama, terlepas dari jumlahnya.

Baca Juga:  PESAN NATAL KWI DAN PGI: “MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETLEHEM” (LUK 2:15)

Dengan demikian, walaupun jumlahnya relatif kecil, umat Kristen di Indonesia dan Islam di Filipina mendapatkan pengakuan negara untuk merayakan hari keagamaannya masing-masing secara optimal.

Cosmas Christanmas, Kontributor

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles