HIDUPKATOLIK.com – Kis. 11:1-18; Mzm. 42.:2-3; 43:3,4; Yoh. 10:1-10
KETIKA taksi yang saya tumpangi masih 25 meter menuju rumah, anjing saya telah berlari menuju pintu gerbang dan menunggu sambil mengibas-ngibaskan ekornya, meskipun ia belum melihat saya. Sebaliknya, ketika ada orang dan suara yang tak dikenalnya mendekat ke pintu rumah, ia menyalak sambil bergerak mundur karena merasa takut. Dengan telinga hatinya yang tajam, ia mampu membedakan antara tuannya dan orang asing.
Banyak orang mengeluh doanya tidak didengarkan Tuhan. Pernahkah bertanya sebaliknya: apakah saya sudah mendengarkan Tuhan? Banyak suara gaduh yang lalu lalang di hadapan kita setiap hari. Suara-suara itu saling berlomba ‘memanjat tembok’ guna mencuri bahkan merampok perhatian kita. Suara dari mana dan suara siapa yang kita dengarkan serta kita patuhi dalam hidup sehari-hari?
Salah satu tanda persahabatan adalah saling mengenali suara. Orang beriman diajak berlatih untuk hening, agar mampu mendengar suara Tuhan dan menjadi sahabat-Nya. Gembala memanggil untuk memelihara dan menyelamatkan domba-dombanya. Domba-domba mengenali suara Sang Gembala. Dimana kita berada dan jawaban apa yang kita berikan ketika Ia memanggil sesuai nama kita masing-masing?
Monica Maria Meifung, Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta