HIDUPKATOLIK.com – Kis 5:27-33; Mzm 34: 2, 9, 17-18, 19-20; Yoh. 3:31-36
APABILA kita semakin berusaha untuk memahami Injil Yohanes, kita dihadapkan pada pernyataan-pernyataan Yesus yang sulit dimengerti. Kita dapat membayangkan reaksi para pendengar Yesus pada waktu itu, yang tentu di satu sisi mereka tidak mengerti maksud Yesus dan karena itu mereka menolak. Sementara Penginjil Yohanes mungkin merasa kecewa karena hanya sedikit orang yang menerima ajaran Yesus.
Dalam perikop ini Yesus berceritera tentang Allah dan hal-hal surgawi. Yesus menuturkan hal-hal yang telah Ia lihat dan dengar dari Allah di surga. Yohanes mencoba meyakinkan orang Yahudi untuk percaya kepada perkataan-perkataan Yesus, sebab Allah telah mencurahkan Roh Kudus secara penuh kepada Yesus. Roh itu menyatakan kebenaran Allah kepada manusia, dan Roh itu menyebabkan manusia bisa mengenal dan mengerti kebenaran itu. Yang menjadi persoalan di sini adalah reaksi orang terhadap Yesus. Apabila mereka percaya dan menerima kebenaran-Nya maka orang itu akan menerima hidup kekal, sebaliknya mereka yang acuh-tak acuh atau menolak maka mereka akan mati atau tinggal dalam kegelapan. Jadi, manusia sendirilah yang menghakimi dirinya.
Seperti para rasul dengan tekad memilih untuk lebih taat pada Allah dari pada kepada
manusia (Kis. 5:29), demikian kiranya jawaban Petrus menjadi dasar cara hidup dan cara bertindak kita sebagai perwujudan bahwa kita sungguh beriman, sungguh mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah.
Sr. Grasiana, PRR Doktor Teologi Biblis dari Pontifi cio Univeritas St. Thomas Aquinas Angelicum, Roma