web page hit counter
Senin, 25 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Ini Harapan kepada STFT Widya Sasana: Makin Melayani Gereja dan Masyarakat

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Merayakan 50 tahun, Sekolah Tingi Filsafat Teologi Widya Sasana (STFT WS), Malang, Jawa Timur,  menyadari sepanjang sejarahnya, persahabatanlah yang menjadikan  mereka hidup dan berkembang. Para sahabat sangat beragam, dari berbagai kalangan. 

 

Syamsul Arifin, Wakil Rektor 1 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM):

“Semoga STFT WS tetap eksis dan berkembang dalam melayani umat, pendidikan dengan kegiatan utama Tridharma Perguruan Tinggi. Pusat Studi Islam dan Filsafat UMM pernah bekerja sama dengan STFT WS melaksanakan short course tentang filsafat dengan sebagian besar nara sumbernya dari STFT. Ini menjadi penanda relasi yang begitu dekat antara UMM dan STFT. Meskipun di beberapa sisi ada perbedaan dari segi agama tetapi ini tak menjadi penghalang bagi UMM yang mempunyai misi keterbukaan. Kami terbuka dan bersedia bekerja sama dengan pihak mana pun sejauh itu didasarkan pada saling menguntungkan, saling mempercayai, dan salah satunya dengan STFT WS ini. Kami berharap STFT terus eksis dan berkembang melayani masyarakat dan umat, bahkan umat lintas agama, lebih-lebih sekarang ini di mana identitas primordial, populisme, dan identitas politik menguat. Semoga UMM dengan STFT bisa mengedukasi tentang keterbukaan, inklusivitas, moderasi di masyarakat sehingga bisa mengurangi ketegangan, konflik, dan seterusnya. Mudah-mudahan kerja sama dan saling pengertian ini bisa terus dipelihara dan berkembang.”

Mudjia Rahardjo, Guru Besar dan Rektor UIN Malang 2013-2017:

“Seraya menyampaikan selamat bermilad kepada seluruh sivitas akademikanya, saya berharap STFT WS semakin maju dan terus melakukan pencerahan. Bagi UIN Malang, STFT adalah mitra sejati dan sama-sama sebagai lembaga pendidikan tinggi keagamaan yang bersinergi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Karena itu keberadaan STFT adalah berkah bagi masyarakat yang patut disyukuri.”

Mgr. Henricus Pydiarto Gunawan, OCarm, Uskup Malang:

“Pertama, saya juga bergembira karena STFT WS bisa merayakan pesta emas. Secara tidak langsung Keuskupan Malang termasuk dalam Dewan Pembina sejak dahulu. Apalagi pada awalnya yang terlibat dalam pendidikan STFT adalah Keuskupan Denpasar, Surabaya, dan Malang.  Saya mengharapkan STFT WS tidak pernah lupa bahwa ini adalah lembaga pendidikan calon imam. Mayoritas mahsiswanya adalah calon imam. Biarpun ada tuntutan dari negara melalui Dikti untuk S1+S2 dan Depag untuk S3, saya berharap STFT tidak pernah kehilangan visi misi yang utama sebagai pendidikan calon imam. STFT tetap pada jalurnya, mendidik para calon imam. Bolehlah dalam perkembangan menjadi PT yang  menerima siapa pun yang mau belajar filsafat bahkan teologi. Tapi, sekali lagi, bukan itu yang utama.

Baca Juga:  Renungan Harian 22 November 2024 “Suara Merdu vs Sumbang”

Kedua, STFT memang bisa berguna untuk Gereja Indonesia dan juga Gereja di luar Indonesia dengan mencetak petugas-petugas Gereja yang andal yang bisa memenuhi kebutuhan Gereja dan melayani Gereja dengan baik, dengan cara memberi bekal ilmu yang solid dan kontekstual. STFT memberikan dasar kokoh bagi petugas-petugas Gereja yang andal yang nantinya di mana pun bertugas sudah punya bekal untuk mengembangkan diri sesuai tuntutan zaman dan tempat bekerja.

Ketiga, STFT berguna untuk masyarakat Indonesia pada umumnya, menghasilkan pemikir-pemikir dan di mana pun bisa menjadi orang-orang yang bisa membawa warna yang mencerminkan ajaran Gereja, pemikiran yang seimbang dan bijak. Dengan kata lain menghasilkan filsuf-filsuf dan teolog-teolog andal yang bisa membawa perubahan dalam berpikir. Saya berharap STFT bisa memfasilitasi mereka yang ingin mendapat gelar S2 dan S3 dengan biaya terjangkau tetapi mutu tetap terjamin.”

Romo Edi Prasetyo CM, Provinsial CM:

“Sebagai pendiri bersama Ordo Karmel, saya berharap STFT WS tidak berpuas diri, tetapi terus mencari cara-cara dan peluang-peluang baru, agar semakin berkembang sehingga semakin memenuhi kebutuhan Gereja baik lokal maupun universal.”

Romo Ignasius Budiono, OCarm, Provinsial Ordo Karmel:

“Saya berharap STFT WS mampu mendidik sungguh mahasiswanya baik yang calon imam maupun yang awam menjadi gembala umat, pewarta sabda, pewarta iman yang andal yang mampu berefleksi secara mendalam, dengan refleksi filosofis dan teologis.”

Baca Juga:  Uskup Agung Palembang: Banyak Intelektual Katolik, Hanya Sedikit yang Mau Berproses

Romo Gregorius Kaha, SVD, Provinsial SVD Jawa:

“Saat ini banyak anggota SVD adalah alumni STFT WS yang sekarang menyebar di beberapa medan perutusan. SVD berterima kasih  atas kebersamaan selama ini, dan tetap berkomitmen mendukung dan bekerjasama dengan semua yang terlibat dalam pengelolaan STFT. Kerja sama dan dukungan dari semua pihak akan membantu terwujudnya visi besar STFT Widya Sasana yakni komunitas akademik, pencerah budi dan hati, pembentuk calon pemimpin Gereja dan dunia. Kita berharap dari STFT WS: Berkat terus tercurah bagi Gereja, nusa, dan bangsa.”

Romo Djoko Purnomo, OCarm, Ketua Yayasan Widya Sasana:

“Kami melihat selama 50 tahun ini, STFT WS terus berjuang membenahi diri menjadi perguruan tinggi yang bermutu, dengan mengusahakan segala yang disyaratkan pemerintah, dalam hal peningkatan mutu program pendidikan dan institusi kelembagaan dengan capaian yang membanggakan dan menggembirakan. Kami berharap STFT WS tetap setia dengan tujuan utama keberadaannya sejak awal, yakni mempersiapkan tenaga-tenaga imam yang baik dan andal. Inilah tugas utama yang terus-menerus harus diperbarui, mengingat saat ini ada banyak calon imam dari berbagai keuskupan sedang membekali diri di STFT WS.”

Sr. Anna Wiwiek Soepraptiwi, PK, Pamong PA Don Bosco Surabaya:

“ Pada dasarnya STFT banyak memberikan fondasi yang bagus sebagai bekal untuk bertumbuh kembang sebagai orang beriman sekaligus  religius. Terlebih ketika saya menjadi pemimpin. Rasanya, ilmu-ilmu yang saya pelajari di STFT memperkaya saya dalam pelayanan. Semua ilmu yang saya pelajari di STFT tak pernah lapuk. Seiring bertambahnya usia, saya merasakan bertambah pula endapan-endapan nilai yang saya temukan di sepanjang perjalanan hidup panggilan saya sebagai suster Putri Kasih (PK).”

Sr. Merry Teresa, H.Karm, Superior General Hermanas Carmelitas:

“STFT WS berkualitas karena telah membuktikan cara menularkan nilai-nilainya  melalui para pemimpin, staf pengajar dan karyawannya. Semoga apa yang baik yang telah dimulai para pendiri STFT WS 50 tahun lalu  dan dikembangkan dengan kreatif oleh para penerusnya hingga kini, makin bertumbuh dan memperkuat kontribusi STFT bagi kebaikan bangsa, Gereja, dan dunia”.

Baca Juga:  Keuskupan Sibolga Lima Tahun ke Depan

Maria Deodata In Widiyanti Wiwiek, KaBiro Sekretariat STFT WS:

“STFT WS tidak hanya tempat saya bekerja, namun juga tempat belajar banyak hal. Di sini saya diberi kesempatan sebanyak-banyaknya untuk mengembangkan talenta.Terima kasih kepada pimpinan STFT WS, para romo senior, yang telah memberi saya kepercayaan untuk mengerjakan banyak hal dalam ambil bagian demi kemajuan STFT WS. Semoga STFT tetap mampu menjadi cahaya bagi siapa pun yang dilayani, yakni masyarakat, negara, terlebih Gereja.”

P. Danan Widharsana, Penulis:

“STFT WS telah membuka mata hati saya betapa indahnya iman Katolik. Walaupun saya mengalami jatuh bangun dalam menghayatinya, namun benih-benih yang saya terima selama dididik di STFT WS tidak pernah hilang. Justru di saat-saat usia mulai senja ini saya mengalami betapa benih tersebut seakan-akan berkembang menghasilkan buah yang lebat. Saya bangga menjadi alumnusmu”.

Romo A. Catur Raharso, Dosen STFT WS:

“Semoga STFT WS menjalin dan meningkatkan kolaborasi dengan alumni. Dalam pengembangan bidang akademiknya, aspek pembinaan imamat terus dijadikan nuansa, warna, spirit dalam tiap kegiatan belajar mengajar. Kolaborasi STFT dengan rumah studi untuk pembinaan calon imam harus ditingkatkan. Kekhasan STFT adalah berbasis komunitas. Basis komunitas memudahkan organisasi kegiatan belajar mengajar dan mendorong sinergi, kolaborasi, serta integrasi pembinaan imamat dan akademik. Sinergi, kolaborasi, dan integrasi ini perlu ditingkatkan lagi khususnya untuk seminari interdiosesan. Hal ini penting karena lewat keuskupan partisipan yang memiliki umat, STFT bisa mengembangkan pengabdian masyarakat.”

J.C. Wardjoko, Kontributor (Malang)

(HIDUP, No. 13, Tahun ke-75, 28 Maret 2021)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles