HIDUPKATOLIK.com – Bil. 6:22-27; Mzm. 67:2-3, 5, 6,8;Gal. 4:4-7; Luk. 2:16-21
ALLAH memilih yang paling kecil untuk menyatakan kebesaran-Nya. Raja Herodes gelisah dan marah karena merasa ditipu oleh para majus. Ketiga orang majus harus melampaui perjalanan jauh untuk berjumpa bayi Yesus. Malaikat Surga datang dan mendekati para gembala di tempat amat biasa, jauh dari kemewahan dan gemerlap dunia. Allah Mahamulia dan Mahabesar sudi menjadi manusia rapuh.
Begitulah paradoks Surga dan keselamatan yang turun-temurun dikaruniakan bagi orang kecil dan papa. Merekalah pewaris utama Warta Sukacita berkat kelembutan jiwa dan hati yang mudah menerima, sebagaimana Maria senantiasa menerima dan menyimpan segala sesuatu dalam hatinya. Para gembala menjadi saksi Kabar Gembira yang disampaikan malaikat, mereka berjumpa Maria bunda Allah Putra.
Maria Bunda Allah (Mater Dei) adalah salah satu dogma (431) dari 4 dogma mengenai Maria, yaitu Maria tetap perawan (553), Maria dikandung tanpa noda (1854) dan Maria diangkat ke Surga (1950). Keempat dogma ini tidak pertamatama berpusat kepada Maria secara pribadi. Gereja memandang dan menghayatinya dalam kesatuan dengan karya keselamatan Allah kepada dunia, yang mencapai puncak serta kepenuhnnya di dalam diri Yesus Kristus. Selamat Tahun Baru.
Monica Maria Meifung, Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta