HIDUPKATOLIK.COM-MINGGU Adven I, jatuh pada tanggal 29 November 2020. Tahun ini, Gereja Katolik mempersiapkan masa penantian kelahiran Kristus di tengah pandemi. Meski demikian, Pastor Terry Ponomban mengingatkan umat Katolik agar selalu memiliki harapan yang besar. Di balik duka karena pandemi, akan muncul Terang Sejati, Kristus Yesus, sebagaimana yang telah dijanjikan Allah.
Berikut katekese pastoral Pastor Terry, selaku pastor rekan di Paroki St. Ignatius Manado, terkait Krans (lingkaran) Adven yang dikutip dari channel Youtube Pastor Terry, Rabu, 25/11/2020.
Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) nomor 524 dikatakan, “Dalam perayaan liturgi Adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua. Dengan merayakan kelahiran dan mati syahid sang perintis, Gereja menyatukan diri dengan kerinduannya: “Ia harus makin besar dan Aku harus makin kecil” (Yoh, 3:30).
Merujuk pada KGK ini, maka masa Adven tak lain adalah masa penantian. Kita menantikan kelahiran Tuhan sebagaimana yang diwujudkan dalam Liturgi Gereja yang dirayakan setiap tanggal 25 Desember.
Lingkaran Adven, adalah bagian dari tradisi Gereja Katolik untuk mengisi masa penantian akan kedatangan Tuhan pada hari Natal. Pertanyaannya, apa sebenarnya yang terkandung dari Lingkaran Adven atau Krans Adven? Ada empat hal yang bisa disebutkan.
Pertama, bentuk Krans Adven selalu berbentuk lingkaran. Lingkaran adalah lambang keutuhan dan kesempurnaan. Dan itulah wujud Allah yang sempurna dan utuh. Allah memanggil manusia sebagai ciptaan-Nya agar hidup dalam persatuan dan kebersamaan dengan Dia. Ia mengharapkan ada keutuhan dalam Dia. Manusia harus menyatukan diri dan bergabung dengan Allah. Sebab pada dasarnya Allah adalah kudus, utuh, dan penuh kepenuhan. Maka, Lingkaran Adven tak lain adalah panggilan masuk dalam lingkaran Tuhan tanpa awal dan tanpa akhir.
Kedua, dalam lingkaran itu, warnah mendominasi adalah warna hijau. Warna ini melambangkan kehidupan dan pengharapan. Adven sebagai masa penantian tak lain kita menantikan Mesias, Immanuel, “Allah Berserta Kita”. Kedatang Mesias, memberi harapan baru bahwa kita yang selalu berada dalam padang gurun yang gersang kini hidup dalam padang rumput yang hijau. Lingkaran hijau menjelaskan kita meninggalkan masa kering menuju padang hijau untuk bertemu Tuhan. Di masa ini, kita memiliki harapan akan kehidupan.
Secara khusus tahun ini, seluruh dunia menghadapi pandemi Covid-19. Situasi ini membuat kita”mati”, kering, putus asa tanpa harapan. Maka Natal kali ini Tuhan mengundang kita untuk tumbuh bersama menuju padang rumput yang hijau. Natal membawa kehidupan baru bagi kita semua.
Kemudian pada lingkaran itu, ada terdapat warna ungu, sebagai warna pertobatan dan warna kerahiman Tuhan. Artinya, warna ungu menjelaskan bahwa ada masa di mana umat Katolik harus memberikan perhatian akan kedatangan Immanuel lewat pertobatan dan perubahan hidup. Umat Katolik harus mengalami rekonsiliasi dan berdamai dengan Tuhan untuk menemukan Kerahiman-Nya. Itulah kenapa masa Adven harus diisi dengan masa tobat sekaligus masa tapak untuk berbagi kasih dalam korban dan derma, khususnya di tengah pandemi ini.
Ketiga, pada Krans Adven, terdapat lima kuncup merah kecil sebagai simbol percikan darah Yesus yang terdapat pada lima luka Yesus yang mengalirkan darah. Mengapa pada Lingkaran Advent? Gereja mau mengingatkan kepada kita bahwa cinta yang sejati disertai pengorbanan dan pemberian diri adalah wujud kehadiran Kristus secara nyata. Darah Yesus dilambangkan dengan kuncup-kuncup merah di mana lewat darah itu, Kristus menyelamatkan dunia.
Keempat, ada empat lilin adven. Empat lilin itu menjadi lambang bahwa sebelum kehadiran Kristus, Gereja akan memasuki empat minggu. Setiap minggu, Gereja akan menyalakan lilin satu per satu dengan tujuan agar terang lilin yang bernyala setiap minggu, membuat hati kita makin hari makin benderang.
Kita diajak untuk hidup dalam terang dan bersatu dengan terang sejati yaitu Kristus. Apa makna empat lili Adven?
Lilin pertama sebagai Lilin Nabi (pengharapan). Pada lilin ini, kita semua bertumbuh dalam satu pengharapan sebagaimana janji para Nabi bahwa akan datang Mesias Anak Allah. Dia adalah Raja Damai bagi setiap orang yang tertindas.
Lilin kedua adalah Lilin Bethlehem. Artinya, cinta Tuhan adalah pasti. Betlehem menjadi saksi cinta Tuhan.
Lilin ketiga berwarna pink, sebagai Lilin Gembala. Para gembala bersukacita penuh karena mereka terpilih sebagai orang pertama yang menjumpai Yesus dalam palungan.
Lilin keempat adalah Lilin Malaikat, lilin damai. Malaikat mewartakan kegembiraaan bahwa penolong, Raja Damai telah turun ke dunia lewat kelahiran Yesus Kristus.
Melihat semua itu, kiranya jelas bahwa Krans Adven bukan dekorasi atau hiasan Natal. Setiap kali keluarga berkumpul, berdoa mengeliling lingkaran Adven ada pesan yang penting yang Kristus sampaikan. Setidaknya kita menjadi utuh seperti cinta Allah yang utuh. Dengan berdoa di sekitar krans Adven kita ingin memiliki hidup baru dalam keluarga Allah.
Yusti H. Wuarmanuk