HIDUPKATOLIK.COM – SETAHUN yang lalu, aku dan seorang sahabat pernah berbagi kisah mengenai orang-orang yang hadir dalam hidup kami. Orang-orang itu, ada yang membawa kisah bahagia, ada pula yang menyisakan luka.
Ketika membahas tentang orang-orang yang melukai kami, sahabatku tiba-tiba berkata, “Aku punya kesulitan mendoakan Doa Bapa Kami. Aku selalu berhenti di kalimat Seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami dan tak dapat meneruskan doa itu.” Mendengar perkataannya aku terdiam. Begitu sulitkah mengampuni?
Dua minggu lalu, aku mengalami pengalaman yang dapat dikatakan ‘seseorang menyakitiku’. Cara menyakitinya unik. Ia mengirimkan ‘sesuatu’ yang tak terlihat ke tempat tinggalku. Kisahnya bermula dari munculnya bau busuk dan belatung di kamar tidurku. Awalnya aku tidak berpikir yang aneh. Mungkin ada binatang yang mati dan menimbulkan hal itu. Tetapi setelah beberapa hari, keadaan itu sungguh mengganggu. Aku pun bercerita kepada temanku yang punya indra keenam dan meminta pertolongan. Ya, setidaknya aku mau memastikan tidak ada yang aneh.
Singkat cerita, temanku membantu mengusir ‘sesuatu’ itu dengan Doa Bapa Kami. Katanya karena dia Katolik, maka dia pakai doa itu. Doa yang tampaknya sederhana, tapi punya kuasa yang dahsyat. Mengalami semua itu secara langsung membuatku tak dapat berkata-kata. Di saat bersamaan, aku merasa sedih sekaligus bersyukur. Sedih, karena ada yang mencoba menyakitiku dengan cara seperti itu. Bersyukur, karena aku dijaga lewat doa-doa orang-orang yang mengasihiku.
Setelah kejadian itu, aku memberi kesaksian melalui live IG bersama seorang teman. Saat aku berbagi pengalamanku, ia bertanya, “Menurutmu apakah mengampuni itu sulit?” Aku bilang padanya aku tidak tahu. Tapi, ada kejadian sehari sebelumnya yang membuatku mengampuni orang yang jahat itu. Jadi, aku sempat live berdoa Rosario dengan seorang frater dan aku memintanya mendoakanku pasca kejadian itu. Si frater bilang oke, dan saat kami berdoa, ia pun mendoakan orang yang berbuat salah itu. Dan, entah kenapa beberapa teks yang kubaca muncul kata mengampuni. Saat itulah, aku bilang pada Tuhan aku mengampuni orang tersebut.
Dalam perenunganku, aku teringat momenku bersama seorang sahabat di atas, tentang tiap kalimat yang ada dalam Doa Bapa Kami. Aku memilih mengampuni karena aku tak mau mengalami kesulitan mengucapkan doa indah ini. Bila Ia sudah mengampuni dosa-dosaku, aku pun ingin belajar mengampuni yang bersalah kepadaku.
Jadi, apakah mengampuni sulit? Jawabannya kembali pada tiap pribadi.
Angela Januarti, Kontributor, Aktivis Credit Union dan OMK Keuskupan Sanggau