web page hit counter
Sabtu, 23 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

MAJALAH HIDUP EDISI N0. 31 TAHUN 2020

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Hagia Sophia dan Ikhtiar Perdamaian, masih segar dalam ingatan kita, Paus Fransiskus melakukan Perjalanan Apostolik ke Uni Emirat Arab (UEA) tanggal 3-5 Februari 2019. Di tengah kunjungan bersejarah ini, Paus bertemu dengan Imam Besar Al-Azhar, Ahmad Al-Tayyeb. Pertemuan yang disebut-sebut ‘mengulang’ kembali memori historis pertemuan antara Fransiskus dari Assisi dan Sultan Al-Malik Al Kamil delapan abad yang lalu (tahun 1219). Pertemuan Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar dipuncaki dengan penandatanganan sebuah dokumen bersejarah: Dokumen tentang Persaudaraan Manusia, untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama. Dokumen ini disambut hangat oleh tokoh-tokoh dunia sebagai upaya untuk makin meningkatkan perdamaian, persaudaraan, dan keadilan. Kita berharap, para pemimpin dunia, seperti Paus Fransiskus, Imam Besar Al-Azhar, dan tokoh lain, tak akan kehabisan energi untuk tidak henti mengurai jalan perdamaian antar bangsa, antar umat beragama ke depan. Ulasan lengkap silakan baca HIDUP edisi no. 31 tahun 2020.

 

KONSULTASI IMAN

Kenapa Yesus pakai roti dan anggur saat perjamuan? Bisakah Yesus menggunakan sesuatu yang lain?

Ada beberapa alasan mengapa Yesus menggunakan roti dan anggur. Pertama, Perjamuan Terakhir Yesus berasal dari Perjamuan Paskah Yahudi (Luk. 22:7-20). Pada Perjamuan Paskah itu, roti tak beragi merupakan makanan utama, yang disajikan bersama enam jenis makanan lain, yang mengingatkan akan derita mereka dulu Maror (sayur pahit lambang penderitaan), Karpas (sayur asin lambang tangis air mata), Chazeret (sayur pahit), Charoset (campuran buah), Zeroa (tulang kering, lambang korban domba), dan Beitzah (telur panggang lambang korban).
Roti sendiri mengingatkan akan ketergesa-gesaan Israel pada malam pembebasan dari Mesir. Pada malam itu Yahweh membinasakan anak sulung Mesir, manusia maupun hewan, sedangkan anak sulung bangsa Israel diselamatkan, berkat tanda darah yang dioleskan di ambang pintu. Selain makanan, dalam perjamuan itu, ditempatkan juga sebuah piala berisi anggur. Pada awal perjamuan, pemimpin akan mengangkat roti, mengucap syukur dan membagikannya pada hadirin. Demikian juga dibuat pada anggur sesudah perjamuan. Seperti itulah yang dibuat Yesus pada Perjamuan Terakhir-Nya.

Baca Juga:  Renungan Harian 22 November 2024 “Suara Merdu vs Sumbang”

 

KONSULTASI KELUARGA

Perilaku Suami Berubah setelah PHK

Dalam situasi yang serba tidak jelas ini, saya bisa mengerti bahwa para suami yang bekerja mengalami perasaan kosong, bingung, dan barangkali merasa sedih karena kehilangan pekerjaannya. Sikap diam dan kurang komunikatif bisa saja terjadi karena perasaan-perasaan itu. Seorang suami yang bertanggung jawab pasti memikirkan keluarganya melalui pekerjaan dan aktivitasnya. Sesudah kehilangan pekerjaan, suami bisa mengalami shock dan berhenti beraktivitas karena sudah terbiasa sibuk bekerja. Sebagai isteri, Anda perlu memahami situasinya. Jangan tinggalkan beliau sendirian. Temani dengan mengajak berkomunikasi. Komunikasi itu tidak hanya berbicara, tetapi bisa misalnya mendekatinya, memijit, mengambilkan makanan, atau minuman. Jangan memberondongnya dengan kata-kata atau pertanyaan yang (barangkali) dia sendiri tidak tahu bagaimana menjawabnya. Untuk habit ini, saya berharap Anda telah memulainya sebelum persoalan ini terjadi. Jika belum pernah Anda lakukan usaha intimasi, ada baiknya dilakukan secara lembut, penuh pengertian.

Baca Juga:  Pementasan Teater dan Konser Mini “Bukan Pahlawan Biasa” SMA Karya Budi Putussibau

 

SANTO – SANTA

Beato Didakus Carvalho (1578-1624) : Ketangguhan Misionaris Matahari Terbit, “Bagaimana mungkin umat menyantap Tubuh Kristus dalam keadaan bersembunyi? Tubuh Kristus itu harus terlihat agar rahmat itu terus menyebar,” tulisnya suatu ketika.

Didakus lahir di Coimbra, Portugis, tahun 1578 dengan nama Diego. Meski tidak banyak catatan tentang masa kecilnya, kita hanya bisa merekam jejaknya dari catatan sejarah “Konkani”: Goenche Katholik, 1995. Dalam catatan ini disebutkan, kehadiran keluarga Carvalho di India merupakan ketaatan pada seruan Paus Nikolaus V. Dalam Bulla Kepausan Romanus Pontifex tahun 1455, Paus menyeruhkan agar melakukan penyebaran iman ke Benua Asia. Sumber penegasan ini ditambah dengan catatan sejarah Portugis di Goa. Kehadiran keluarga Didakus merupakan inkuisisi Portugis di India. Inkuisisi tersebut dimulai tahun 1560- 1812.

 

KESAKSIAN

Pasutri Manuel Un Bria dan Emirentiana Uduk, Merawat Anugerah Tuhan, “Perkawinan itu adalah penyatuan martabat laki-laki dan perempuan dalam membuktikan komitmen hati dan ketulusan kasih.”

Keduanya berkarya di bidang pendidikan. Sebagai guru muda, Manuel Un Bria yang akrab disapa Man dan Emirentiana yang akrab disapa Emi mengajar di tempat berbeda. Man mengajar di Tunuahu, sedangkan Emi di Naibone. Jarak yang memisahkan tidak membuat Man lantas menyerah. Kelahiran 1937 ini nekat berjalan kaki dari Tunuahu ke Naibone agar bisa mengenal bunga hatinya tersebut. Namun kedatangannya ke Naibone bukan untuk menemui Emi secara langsung, tetapi mempelajari karakternya melalui rekan sesama guru yang bertugas di Naibone dan dari anggota keluarganya di sana. Panjang akal, melalui saudari sepupunya, Man menitipkan gitar kesayangannya untuk dijaga Emi. Sebagai sesama guru, Emi menerima dan menjaga gitar itu tanpa mengetahui niat Man. Hingga suatu ketika, Man bertandang ke rumah Emi untuk mengambil gitarnya di Medio 1969.

Baca Juga:  Renungan Harian 23 November 2024 “Lepas Bebas”

 

JENDELA

Sanggar Sahabat Anak Bandulan, Malang. Belajar Ilmu Kehidupan Lewat Aktivitas Positif Semenjak pandemi Covid-19 menyerang, tidak sedikit relawan dan para aktivis sosial membuat suatu gerakan. Salah satunya, Sanggar Sahabat Anak Bandulan, Kota Malang.

Keprihatinan anak jalanan di Malang, rupanya ditangkap sejumlah lembaga. Tak terkecuali Kongregasi Misi (Congregatio Missionis/CM). Tarekat ini terpanggil memberi perhatian kepada anak jalanan dalam wadah Vincentian Center Indonesia (VCI). VCI mendidik para aktivis, relawan, juga kaum muda agar memiliki kepedulian sosial di tengah masyarakat. Salah satu fokus pendampingannya adalah anak-anak jalanan dan anak punk saat itu. “Tahun 1998, masyarakat dengan kondisi ekonomi lemah tentu memilih putra-putrinya lansung mencari uang ketimbang belajar di sekolah,” kenang Antonius Dwi Sunardi relawan di Unit Pendampingan Anak.

 

 

 

INGIN BERLANGGANAN?

SILAKAN MENGHUBUNGI BAGIAN MARKETING MAJALAH HIDUP

Telp : (021) 5491537, 5308471;

Fax : (021) 548 5737;

SMS Center: 0813 1056 1036,

Telp./WhatsApp : 0813 8700 6963

HIDUP No. 31, 02 Agustus 2020

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles