web page hit counter
Sabtu, 23 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Apakah Menjadi Janda itu Tabu?

3/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Kata janda atau beberapa orang memilih menyebut single mom, kerap memiliki konotasi yang negatif dalam masyarakat. Tidak sedikit juga yang mempunyai pengalaman dipandang sebelah mata atau dinilai tidak baik. Bahkan, posisi seorang wanita yang telah menikah kemudian ditinggal oleh pasangannya, entah itu meninggal atau berpisah, dianggap menjadi tabu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tabu berarti larangan, sesuatu yang harus dihindari. Sedangkan, menjadi single mom merupakan kondisi hidup yang tidak bisa dibayangkan, terlebih tidak dikehendaki. Siapa pula yang mau ditinggalkan oleh pasangannya?

Hal ini ditekankan oleh Romo Eko Wahyu, OSC sebagai pembicara dalam Talk Show yang diselenggarakan oleh Komunitas You Are Not Alone (YANA) serta ditanyangkan di HIDUP TV pada Sabtu, 18 Juli 2020. Menurut Romo Eko menjadi single mom merupakan sebuah kenyataan bagi beberapa wanita, misalkan secara mendadak suaminya meninggal. “Jadi kalau itu merupakan sebuah situasi yang tidak bisa dihindari, maka manusia harus mempersiapkan diri,” ungkapnya.

Baca Juga:  Kongregasi Misionaris Claris Tingkatkan Kompetensi Para (Calon) Anggota
Romo Eko Wahyu, OSC sebagai pembicara talkshow bersama Komunitas YANA

Butuh Persiapan

Mengingat menjadi single mom merupakan sebuah kenyataan, Romo Eko tidak menyalahkan jika para pasutri saling mendoakan kesehatan pasangannya, saling mendoakan rumah tangganya baik-baik saja, tetapi apakah dengan itu lantas mempersiapkannya? “Bukan amit-amit, justri kita harus komat-kamit. Apa yang kita kehendaki belum tentu sejalan dengan Tuhan, maka bekerjasama dengan rencana Allah,” tuturnya.

Ada tiga aspek yang menurut Romo Eko perlu dipersiapkan bagi single mom,  mulai dari sisi financial, batiniah hingga rohani. Bagi Romo Eko tidak mudah menjadi single mom selain harus menanggung pembiayaan anak-anak, mereka mau tidak mau menanggung pandangan yang negatif. Sehingga, membuat rasa percaya diri seorang single mom menjadi rendah. Selain itu, seseorang yang berpisah dari pasangannya juga dimungkinkan memberontak kepada Tuhan.

“Saya juga sempat menangani wanita yang berontakan dan tidak menerima kenyataan bahwa suaminya meninggal. Mengalami penderitaan yang berkepanjangan. Lalu akibatnya, pertama, semangat hidup akan redup. Produktifitasnya akan berkurang, tidak bisa konsen. Selalu berhenti pada pengalaman masa lalu,” jelas Romo Eko. Hal ini tanpa sadar membuat seseorang melepas tanggung jawab untuk mencintai atau mengurus anak. Oleh karena itu, bagaimana kita sebagai umat beriman berbicara mengenai berpisah dengan pasangan dan harus persiapkan.

Baca Juga:  PESAN NATAL KWI DAN PGI: “MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETLEHEM” (LUK 2:15)
Romo Eko bernyanyi saat talk show berlangsung

Membangun Identitas Diri

 Menurut Romo Eko, menjadi seorang single mom, adalah sebuah kenyataan  dimana seorang wanita, harus membuat atau membangun identitas dirinya sendiri. Adanya sebuah pergeseran identitas diri yang tadinya seorang istri lalu ditinggal oleh suaminya. Artinya, Romo Eko mendorong para single mom tampil sebagai seorang wanita yang mempunyai sosok bahwa dirinya merupak pribadi yang dicintai dan diberkati oleh Allah dalam situasi apapun. “Identitasnya harus jelas, jadi walaupun saya kehilang pasangan hidup, saya tidak pernah terlepas dari cinta Allah dalam hidup saya. Itu yang harus dibangun,” terangnya.

Sekali lagi, menjadi single mom bukanlah sebuah hal yang tabu, tetapi kenyataan yang tidak bisa dihindari. Menjadi seorang single mom itu harus dipersiapkan. Bagi Romo Eko, persiapan ini pada akhirnya dapat membuat para single mom menerima kenyataan dan seorang single mom yang bisa bersukacita adalah seorang single mom yang bisa menerima kenyataan bahwa ia ditinggal oleh  pasangannya.

Baca Juga:  Keuskupan Sibolga Lima Tahun ke Depan

Romo Eko juga mengutip kutipan dari Bunda Teresa bahwa hendaknya manusia selalu berdoa dan memberi pengampunan. “Doa itu bukan untuk mengubah Allah melainkan, Allah mengubah hati kita. Jadi jangan lupa untuk pray, forgive dan bergabung dalam komunitas yang menguatkanmu,” ungkapnya kemudian mengambil gitar dan melantunkan lagu Ku Tak Dapat Jalan Sendiri.

Untuk mengetahui lebih lanjut apa itu Komunitas YANA silahkan klik link dibawah ini

https://www.hidupkatolik.com/2019/12/29/43051/komunitas-you-are-not-alone-yana-saling-menemani-agar-tidak-sendiri/

Karina Chrisyantia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles