web page hit counter
Minggu, 24 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Sukacita Imlek dalam Gereja

Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Dalam berbagai bentuk perayaan, umat Katolik bersukacita merayakan datangnya tahun tikus logam.

Pagi-pagi benar hujan mengguyur Jakarta menyambut tahun baru Imlek, Sabtu, 25/1. Elia,
umat Paroki Santa Maria de Fatima Toasebio, Glodok, Jakarta Barat, sama sekali tidak terganggu. Bersama suami, mertua, dan keluarga besarnya, ia berangkat ke gereja dengan sukacita untuk sembayang Imlek. Mereka kompak mengenakan pakaian bernuansa merah. Setiap tahun, Misa Imlek di Gereja Toasebio dilaksanakan satu kali, pukul 08.00 WIB tepat pada hari Imlek. Kali ini, wilayahnya mendapat tugas menjadi panitia Misa Imlek. Elia dan suaminya kebagian tugas membawa persembahan.

Hari Imlek adalah hari yang paling ia nantikan
sepanjang tahun. “Momen kumpul bareng keluarga yang paling ditunggu. Biasanya belum tentu bisa kumpul lengkap, ada yang kerja. Tapi kalau Imlek, semua kumpul,” tutur umat Wilayah IV St. Gabriel ini. Menanti hari besar ini, sejumlah persiapan telah ia lakukan beberapa hari sebelumnya. Mulai dari menyiapkan kudapan istimewa, termasuk membeli jeruk, menyiapkan angpao, sampai mendekorasi rumah. Namun yang paling penting, kata Elia, adalah rumah harus dalam keadaan bersih. Apalagi, rumah Elia adalah tempat keluarga besarnya berkumpul. “(Kumpul) Di rumah kami karena ada orangtua. Jadi di mana ada orangtua di situ kita ngumpul,” katanya.

Baca Juga:  PESAN NATAL KWI DAN PGI: “MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETLEHEM” (LUK 2:15)

Glodok, tempat tinggal Elia, dikenal sebagai Pecinan terbesar di Jakarta sejak masa pemerintahan Hindia Belanda. Sama seperti Elia, mayoritas warga Glodok merupakan keturunan Tionghoa. Meskipun pada hari biasa, kawasan ini sangat kental nuansa Tionghoa, namun suasana itu semakin pekat pada masa Imlek. Lampion-lampion yang biasanya menghiasi gang-gang di Glodok tampak baru. Ornamen khas Tionghoa berwarna merah menghiasi rumah-rumah penduduk. Tempat-tempat ibada didekorasi ekstra menambah sukacita. Hal yang sama tampak di Gereja St. Maria de Fatima Toasebio.

Ketua Panitia Imlek, Erick Anderson, mengatakan
persiapan menyambut Imlek di Paroki Toasebio telah dilakukan sejak Senin, 20/1. Dekor diutamakan pada altar, lalu ruang gereja dan serambi. Persiapan juga dilakukan termasuk mengundang imam yang bisa berbahasa Mandarin, meski Misa dirayakan dalam bahasa Indonesia.

Baca Juga:  PESAN NATAL KWI DAN PGI: “MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETLEHEM” (LUK 2:15)

Dalam Misa Imlek ini pun, hampir semua lagu yang dibawakan berbahasa Mandarin termasuk ordinarium. Namun, Erick mengatakan ini bukan menjadi masalah karena di paroki yang berdiri sejak 1955 ini, ada Misa Mandarin setiap pekan. Misa Imlek dirayakan secara konselebran dengan
Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta, Romo Samuel Pangestu sebagai selebran utama dan konselebran Romo Thomas Hidya Tjaya SJ, Romo Vitus Rubiyanto SX, Pater Salvador Cruz Rojo SX, Pater Maurice SX, Pater Yosep Pierantoni dan kepala paroki, Pater Abis Fernando SX.

Dekorasi yang meriah, menurut Pater Abis, mengungkapkan sukacita, syukur, dan harapan umat Toasebio. Gereja dengan dekorasi Imlek tak sedikit dijumpai di wilayah Keuskupan Agung Jakarta. Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda Tangerang, tak hanya mendandani gerejanya. Paroki yang mayoritas umatnya adalah
keturunan Cina Benteng ini merayakan Imlek dengan meriah meski baru dirayakan pada Rabu, 29/1. Tak hanya atraksi barongsai dari anak-anak
Cina Benteng yang menghibur, namun gambang kromong pun turut menambah semarak Imlek. Ketua panitia, Fransiska Ritah Susanto, mengatakan gambang kromong sengaja ditampilkan dalam perayaan Imlek paroki agar kesenian yang menjadi identitas Cina Benteng ini tak tergerus zaman.

Baca Juga:  PESAN NATAL KWI DAN PGI: “MARILAH SEKARANG KITA PERGI KE BETLEHEM” (LUK 2:15)

Tak hanya paroki-paroki, umat Katolik dalam kelompok kategorial pun berkumpul merayakan Imlek bersama. Peserkutuan Doa Usahawan Katolik Indonesia (Perduki) mengambil momen ini untuk berkumpul dan menggalang dana membantu pemabngunan fasilitas gedung di Paroki St. Yohanes Penginjil Masohi, Maluku Tengah. Sejumlah lukisan dan patung dilelang dalam acara yang juga dihadiri oleh istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid, di Hotel Grand Paragon, Jakarta Barat, Minggu, 2/2.

Hermina Wulohering

HIDUP NO.06 2020, 9 Februari 2020

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles