SAAT Pandemi datang, siapapun dapat terserang, bahkan nyawa pun bisa melayang. Siapa sangka, Francisco de Jesus dan Jacinta de Jesus Marto pun harus mengakhiri perziarahannya di dunia karena wabah Flu Spanyol yang menyerang dunia seabad lalu (1918-1920).
Francisco dan Jacinta bersama saudari sepupu mereka Lúcia dos Santos adalah tiga gembala cilik yang mendapat anugerah penampakan Maria, Bunda Yesus di Cova da Iria, Portugal tahun 1917. Sebelumnya, tahun 1916, mereka juga mendapatkan penampakan Malaikat Damai .
Penampakan Maria
Francisco lahir di Aljustrel, Fátima, Ourém, 11 Juni 1908. Sedangkan adiknya Jacinta lahir pada 11 Maret 1910. Keduanya adalah putra dan putrid Manuel dan Olimpia Marto. Tak ada yang beda dalam diri Francisco dan Jacinta disbanding anak-anak di desanya pada masa itu. Mereka buta huruf .
Francisco adalah anak yang berkepribadian tenang dan memiliki sedikit bakat dalam musik. Pada saat-saat tertentu, ia senang menghabiskan waktu melamun sendiri. Francisco lebih suka berdoa sendirian. Dalam doa itu, ia menjadikannya sebagai saat untuk “menghibur Yesus untuk dosa-dosa dunia”. Sedangkan Jacinta adalah anak yang penuh kasih sayang. Sesekali, ia senang menyanyi dengan suara nyanyian yang manis. Ia juga memiliki bakat menari.
Keduanya sering menghabiskan waktu bertiga bersama sepupu mereka Lucia. Dalam kebersamaan semacam inilah, mereka mendapatkan anugerah penampakan Bunda Maria. dimulai pada 13 Mei 1917, mereka mengatakan kepada orang-orang di kampungnya, bahwa mereka melihat “Perempuan yang cemerlang lebih daripada matahari”.
Itulah awal penampakan Maria kepada ketiga anak itu. Bunda Maria mengatakan kepada mereka, bahwa doa akan mengakhiri Perang Besar. Perempuan itu mengenakan mantel putih bertepi emas dan memegang rosario di tangannya. Dia meminta ketiga anak itu untuk mengabdikan diri kepada Tritunggal Mahakudus dan berdoa Rosario setiap hari. Doa itu akan membawa kedamaian bagi dunia dan mengakhiri perang.
Pada tahun itu, Eropa masih berkecamuk Perang Dunia I. Ketika penampakan itu terjadi, perang sedang pada puncak keganasannya. Pada 21 April, kontingen pertama tentara Portugis bahkan telah berangkat ke garis depan perang.
Selama penampakan pada bulan Juni, anak-anak mengatakan bahwa “wanita” itu mengatakan kepada mereka untuk berdoa Rosario setiap hari, untuk menghormati Bunda Maria dari Rosario dan untuk mendapatkan kedamaian dan akhir dari Perang Besar. “Wanita” itu juga konon mengungkapkan kepada anak-anak sebuah visi neraka, dan mempercayakan sebuah rahasia kepada mereka.
Ketiga anak itu mendapat enam penampakan antara 13 Mei dan 13 Oktober 1917. Suster Lucia juga melaporkan penampakan Maria yang ketujuh di Cova da Iria. Puncak dari penampakan itu, pada 13 Oktober, dikenal sebagai “Mukjizat Matahari”
Flu Spanyol
Francisco meninggal akibat terserang Flu Spanyol pada 4 April 1919 pada usia 11 tahun. Jacinta baru berusia 10 tahun ketika dia pergi. Sebelum kepergiannya, Francisco dan adiknya Jacinta mendapatkan penampakan Bunda Maria. Pada saat itu, Bunda Maria dan berkata bahwa dia akan membawa Francisco ke surga segera.
Tak berselang lama, Jacinta juga terserang Flu Spanyol. Ia bahkan menderita penyakit itu cukup lama yang menyebabkan kematiannya pada malam 20 Februari 1920, di Rumah Sakit Estefania di Lisbon. Hanya seorang perawat malam, Aurora Gomes, yang hadir di bangsal malam itu. Tetapi ketika ditanyai, Aurora tidak dapat mengingat detail kematian Jacinta. Hal ini seperti dikatan dalam perjumpaan Jacinta dengan Bunda Maria, bahwa Jacinta akan meninggal sendirian, jauh dari kerabat dan teman-temannya.
Jacinta meninggal karena komplikasi yang timbul dari pandemi Flu Spanyol. Saat itu, pandemi ini sedang melanda seluruh dunia. Secara keseluruhan, Flu Spanyol melanda antara Januari 1918 dan Desember 1920.
Flu Spanyol adalah pandemi influenza yang sangat mematikan yang menginfeksi sekitar 500 juta orang di seluruh dunia, yang menyebabkan antara 50 dan 100 juta kematian. Pada saat itu, populasi dunia kurang dari dua miliar. Fakta bahwa itu terjadi tepat ketika Perang Dunia I memasuki tahap akhir hanya membuatnya lebih mematikan. Kondisi yang penuh sesak dan mobilitas pasukan dalam skala besar membuat semakin cepat dan luas penyebaran virus.
Francisco dan Jacinta dikanonisasi oleh Paus Fransiskus di Fatima, Portugal pada 13 Mei 2017. St. Francisco de Jesus Marto dan St. Jacinta de Jesus Marto dinobatkan sebagai pelindung untuk orang yang sedang sakit, anak-anak Portugal, para tawanan, dan orang-orang diejek karena kesalehan mereka.
Antonius E. Sugiyanto