HIDUPKATOLIK.COM-BERITA duka datang dari keluarga besar Kongregasi Sang Penebus Mahakudus (Congregatio Sanctissimi Redemptoris/CSsR) Indonesia, khususnya wilayah pelayanan Sumba, NTT. Pada Minggu, 12/4, seorang misionaris Sumba, Pater Wilhelm Ernst Wagener CSsR, sering disapa Pater Willy meninggal dunia di Konventu, Weetebula, NTT.
Penghormatan Terakhir
Pada Senin, 13/4, jenazah di semayamkan di Gereja Katedral Weetebula pukul 08.00 Witeng, dan pada pukul 12.00 diadakan Misa Requiem di Gereja Katedral Weetebula. Setelah itu Misa Requiem, jenazah akan dimakamkan di Pemakaman Biara Wanno, Gaspar, Km 6, Waikabubak, Sumba Barat.
Menurut Pater Willy Ngongo Pala CSsR, Pater Wagener pada akhir Oktober 2019, sudah menderita sakit. Pater Wagener meninggal dalam kondisi kedua ginjal tidak berfungsi dengan baik. Sementara Pater Wagener memilih tidak melakukan cuci darah.
Misionaris Redemptoris Indonesia
Pater Wagener adalah misionaris Redemptoris di Sumba. Ia tiba di Jakarta pada 15 Januari 1961. Sempat bertahan di Surabaya karena harus menjalani operasi usus buntu, sebelum akhirnya Kapal Motor Waikelo membawanya hingga mendarat di Waingapu, Sumba, NTT.
Pater Wagener lahir di Essen, Jerman,26 Februari 1933. Bergabung sebagai anggota Redemptoris sejak 1954. Ia ditahbiskan imam tahun 1959 lalu sejak 1961, menjadi misionaris ke Indonesia.
Di Sumba, ia sempat bertugas di beberapa paroki seperti Pastor Paroki Sang Penebus Waingapu (1961-1967). Lalu menjabat Vice-Proponsial Redemptoris (1967-1970), Administrator Apostolik Keuskupan Weetebula (1970-1975) sebelum ia pindah ke Yogya sebagai rektor di Wisma Sang Penebus, merangkap pastor Stasi Nandan (sekarang sudah menjadi Paroki St. Alfonsus, Nandan), dan pada tahun 1992 kembali Sumba, hingga akhir hayatnya.
Spirit St. Alphosus Ligouri
Pater Wagener melayani di Yogyakarta hampir kurang lebih 15 tahun lalu tahun 1993 kembali ke Sumba. Di sana, ia terpilih kembali sebagai Vice-Propinsial Redemptoris (1993-1996).
Di masa senjanya, Pater Wagener memilih berkarya dalam kesunyian di rumah biara Santo Alfonsus Weetebula. Ia di rumah biara ini selama kurang lebih 23 tahun hingga maut menjemputnya dalam kesunyian.
Kepergian Pater Wagener memberi duka yang mendalam bagi umat Katolik Indonesia khususnya wilayah pelayanan Sumba, tentu juga keluarga besar Redemptoris. Para kolega selalu mengenalnya sebagai misionaris Sumba yang tak pernah mengeluh bahkan dalam situasi sulit. Ia benar-benar menghayati misi Yesus saat diutus Allah ke dunia.
Pater Wagener adalah seorang Redemptoris yang berhasil menyelaraskan semangat sang patron, St. Alphonsus Ligouri dalam kata dan perbuatan. Kiranya ia bisa memberi teladan bagi Redemptoris muda dalam melayani umat.
Selamat jalan misionaris Sumba, Tuhan telah memberikan penebusan yang berlimpah-limpah kepadamu.
Yusti H. Wuarmanuk