HIDUPKATOLIK.com – Pengasuh terkasih, sebenarnya saya bingung mau cerita gimana. Tapi rasanya pingin cerita biar lega. Masalahnya bisa dibilang sepele sih. Belom jadi suami juga. Gini, pacar saya suka chat, becanda, atau follow cewek-cewek di sosial media. Mayoritas perempuan tersebut sudah nikah atau berkeluarga. Di kantornya pun hampir sama, ia suka sekali bercanda dengan tipe perempuan seperti itu. Saya dapat info dari teman kantornya, yang kebetulan kawan karib saya di paroki. Saya juga pernah tak sengaja membaca isi chat WhatsAppnya. Setiap kali aku tanya, ending-nya selalu berantem. Melihat dan merasa ketertarikan cowok saya dengan perempuan yang sudah menikah atau berkeluarga, apakah dia ada kelainan seksual?
Rani, Yogyakarta
Salam kenal ya, Mbak. Sepertinya saat ini Mbak sedang bingung terhadap situasi yang dihadapi terkait dengan perilaku pacar Anda. Kalau Mbak bertanya, apakah pacar Mbak mengalami kelainan seksual, rasanya bukan. Atau terlalu dini jika kita menyimpulkan hal tersebut.
Dari pernyataan Mbak yang mengatakan, mayoritas teman perempuan pasangan Mbak itu sudah berkeluarga dan atau usianya lebih senior, kemudian ada interaksi mereka di media sosial, bisa memberi gambaran bahwa pasangan Mbak cenderung memilih menjalin relasi dengan individu perempuan yang sudah berkeluarga dan atau usianya lebih senior.
Mbak juga bercerita, pasangan Mbak suka bercanda dan berinteraksi dengan teman perempuan yang setipe. Hal tersebut bisa juga memberi makna, bahwa ada kecenderungan pasangan Mbak nyaman berinteraksi dengan perempuan berkarakteristik seperti yang sudah digambarkan tadi.
Sebenarnya tak ada yang salah, jika memang pasangan Mbak memiliki pandangan dan pilihan seperti itu dalam berelasi dengan orang lain. Ia juga tak sendirian menjalani pola relasi seperti itu. Dalam arti, ada juga orang lain yang juga laki-laki memilih untuk menjalin dan menjalankan relasi dengan perempuan yang sudah berkeluarga, dan atau usianya lebih senior. Sepertinya mereka menikmati relasi tersebut, serta menemukan kenyamanan dalam berinteraksi. Misal merasa diterima, mendapatkan figur ibu, dan merasa diayomi.
Silakan Mbak merenungkan kembali relasi dengan pasangan Mbak. Kalau Mbak dan pasangan menjalani relasi yang serius dan mau menikah, kami menyarankan Mbak dan pasangan untuk menjalani proses persiapan menikah, termasuk konseling pranikah. Dalam proses tersebut, Mbak dan pasangan dapat berefleksi bersama.
Ada beberapa tujuan konseling pranikah, antara lain: meningkatkan kualitas pernikahan yang memuaskan, membahagiakan dan stabil, serta membekali pasangan dengan kesadaran akan masalah yang memiliki potensial terjadi setelah menikah. Selain itu, secara bersama-sama menggali informasi dan juga sumber daya yang dapat secara efektif mencegah atau membantu penyelesaian masalah dalam pernikahan.
Dengan berefleksi dan menjalankan konseling tersebut, besar harapan Mbak dan pasangan dapat lebih mengenal satu sama lain. Dengan itu, kalian juga bisa sama-sama membuat keputusan yang paling baik untuk kehidupan bersama.
Fransisca Rosa Mira Lentari
HIDUP NO.51 2019, 22 Desember 2019